BABY

MPASI Awal Bayi Sebaiknya bukan Pisang, Ini Alasannya



Setelah bayi berusia 6 bulan dan lulus ASI eksklusif, Moms biasanya akan mulai mengenalkan Si Kecil pada makanan pendamping ASI (MPASI). Nah, saat bayi memulai MPASI, umumnya banyak ibu yang memberikan buah pisang sebagai menu MPASI Si Kecil.

Memang, seperti sudah menjadi kebiasaan turun temurun, buah manis berwarna putih ini jadi pilihan awal sebagai makanan bayi, baik dengan cara dikerok ataupun dibuat puree. Mungkin karena teksturnya yang lembut dan creamy, sehingga para ibu beranggapan bahwa bayi akan mudah mencernanya.

Tapi apakah pilihan pemberian pisang sebagai makanan pertama bayi sudah benar? Yuk, kita simak fakta pentingnya berikut ini, Moms.


Kandungan Nutrisi Pisang

Pisang tidak diragukan lagi merupakan makanan sehat dan punya banyak kandungan gizi di dalamnya. Buah ini kaya akan vitamin dan mineral, sehingga mampu memberikan segudang manfaat untuk orang yang mengonsumsinya.

Contohnya, pisang kaya akan kalium (potasium) yang dibutuhkan untuk energi tubuh dan baik untuk menjaga kesehatan jantung dan tekanan darah. Buah ini juga mengandung vitamin B6 yang berguna untuk pertumbuhan sel-sel baru, vitamin A untuk kesehatan mata, dan vitamin C untuk kekebalan tubuh.

Melihat banyak kebaikan yang ada pada buah ini, sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika Si Kecil mengonsumsi pisang ya, Moms. Namun benarkah pisang aman untuk MPASI awal bayi?


Pemberian Pisang pada Masa MPASI Awal

Menurut dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, yang akrab dipanggil dr. Tiwi, seperti dilansir dari Tempo.co, sebaiknya bayi berusia 6 bulan tidak diberikan buah semacam pisang sebagai pengenalan MPASI tahap awal. "Kebanyakan orang memberikan buah sebagai MPASI. Padahal, yang pertama penting dikenalkan itu adalah karbohidrat," kata dr. Tiwi.

Buah justru berada di urutan paling akhir untuk dikenalkan kepada bayi. Jadi, urutan asupan yang sebaiknya diperkenalkan pada bayi dalam tahapan MPASI pada masa-masa awal adalah karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan barulah buah.

"Buah ada di urutan terakhir karena pencernaan bayi masih susah untuk menerima serat," kata dr. Tiwi. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan orang dewasa yang justru perlu banyak makan serat, baik dari sayur maupun buah, agar pencernaannya lancar. "Ingat, sistem pencernaan orang dewasa tidak sama dengan sistem pencernaan bayi, khususnya yang di bawah 12 bulan," jelas dr. Tiwi.

Dalam bukunya berjudul Sehat lezat Olah Saji, dr. Tiwi, juga menjelaskan bahwa buah sebaiknya tidak diberikan kepada bayi karena buah tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi pada awal pemberian MPASI.

Bayi, kata Tiwi, memerlukan makanan yang mempunyai cukup kalori, protein, lemak, dan mikronutrien seperti zat besi dan zinc. Nutrisi-nutrisi ini pada bulan ke-6 di dalam ASI mulai menurun kandungannya. "Pemberian buah seringkali kurang membantu, terlebih jika bayi memiliki berat badan yang pas-pasan," tambahnya. Karbohidrat justru berperan penting dalam menambah berat badan bayi.

Selain itu, buah juga umumnya memiliki rasa manis. Jika bayi sudah lebih dulu dikenalkan pada rasa manis, ia seringkali akan enggan menerima makanan lain yang rasanya tawar atau bahkan amis seperti ikan.

Moms bisa memberikan buah pada Si Kecil jika ia sudah mencoba berbagai jenis karbohidrat, seperti beras, kentang, ubi, dan labu kuning, namun tetap menolak. Sebagai solusinya, Anda bisa berikan sereal dengan mencampurkan pada buah untuk menambah sedikit rasa manis pada karbohidrat yang biasanya berasa tawar. (M&B/SW/Dok. Freepik)