Memiliki anak menjadi dambaan kebanyakan pasangan suami-istri. Sayang, tak semua pasangan bisa dengan mudah mendapatkan keturunan.
Namun tidak memiliki anak bukan berarti Anda dan pasangan mengalami infertilitas alias kemandulan. Banyak alasan mengapa seorang istri tak kunjung hamil, salah satunya adalah adanya antibodi antisperma (ASA) dalam tubuh perempuan. ASA merupakan senyawa dalam tubuh yang dapat 'menghancurkan' sperma. Antibodi ini akan mengenali sperma sebagai benda asing yang sifatnya membahayakan bagi tubuh sehingga perlu segera dihancurkan.
Antibodi antisperma bisa terdapat dalam darah maupun cairan vagina. Kecurigaan adanya antibodi antisperma pada tubuh istri muncul ketika pasangan suami dan istri telah dinyatakan subur, tapi tak kunjung mendapatkam keturunan.
Menekan ASA
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menekan kerja ASA adalah dengan menyuntikkan sel darah putih suami ke dalam tubuh istri yang dikenal dengan teknik paternal leukocyte immunization (PLI). Metode ini merupakan cara alternatif untuk mengusahakan keturunan pada kasus tubuh istri 'menolak' sperma suami.
Terapi PLI ini dilakukan dengan menyuntikkan sel darah putih suami ke dalam tubuh istri yang bertujuan menekan angka antibodi antisperma. Tindakan PLI dilakukan secara bertahap sebagai berikut:
1. Konsultasi
Sebelum memulai terapi ini, pasangan akan melakukan konsultasi medis terlebih dahulu dengan beberapa dokter. Beberapa hal yang perlu didiskusikan, antara lain mengenai indikasi adanya antibodi antisperma dalam tubuh istri, tahapan, hingga efek samping serta biaya terapi PLI.
2. Uji Pra-PLI
Setelah mengetahui secara detail mengenai keuntungan serta risiko tindakan terapi PLI, maka akan dilakukan pengambilan darah suami guna diperiksa secara lebih lanjut. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, termasuk ada tidaknya penyakit menular tertentu. Setelah dinyatakan aman, barulah pasangan tersebut bisa melanjutkan ke prosedur imunisasi.
3. Tindakan Imunisasi
Darah suami akan diambil dan menjalani prosedur tertentu sehingga menyisakan sel darah putih (leukosit) saja. Sel darah putih inilah yang kemudian akan disuntikkan ke dalam tubuh istri di titik tertentu. Pada umumnya, penyuntikkan dilakukan di area lengan.
4. Uji Post-PLI
Beberapa minggu setelah dilakukan vaksinasi, dokter akan memeriksa kadar antibodi antisperma dalam tubuh istri. Apabila hasilnya sudah baik, pasangan tersebut dapat segera dianjurkan untuk melakukan hubungan seksual. Sejumlah penelitian melaporkan bahwa angka keguguran menurun setelah melakukan prosedur terapi PLI tersebut.
Plus dan Minus
Keuntungan lain dari melakukan vaksin leukosit adalah bisa melindungi janin. Sebagai catatan, antibodi antisperma bukan hanya menolak sperma tapi juga berpotensi memengaruhi janin.
Namun ada sebagian ahli yang berpendapat beranggapan bahwa metode PLI memiliki efek samping, yaitu melemahkan antibodi istri dari semua penyakit. Artinya, Anda akan sering mengalami sakit, berisiko terkena diabetes, osteoporosis, dan masalah kesehatan lainnya. Di sisi lain, ada yang meyakini bahwa hanya antibodi antisperma saja yang menjadi sasaran utama vaksin ini. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)