ASK THE EXPERT

Anak Menolak Belajar, Bagaimana Cara Mengatasinya?



T: Halo Ibu Najelaa, nama saya Febby, ibu dari satu anak laki-laki berusia 5 tahun. Saat ini, anak saya sudah duduk di TK B. Yang saya heran, ia maunya main melulu. Selalu menolak dan ngambek kalau diajak belajar. Apalagi kalau saya mulai mengajarinya membaca atau menulis, ia bisa sampai menangis. Saya sampai stres dan pusing melihatnya. Sebentar lagi ia akan masuk SD. Melihat dari sikapnya sekarang ini, saya jadi khawatir ia tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Bagaimana ya, agar anak saya mau belajar dan tidak main terus?

J: Halo Bu Febby, perlu Ibu ketahui, anak usia 5 tahun punya tugas utama bermain. Jadi, sangat wajar bila ia menyukainya, dan lewat bermain, ia bisa mendapatkan pelajaran dan latihan untuk mengembangkan berbagai kompetensi -termasuk jadi mahir membaca dan menulis sesuai tahapannya.

Jadi, yang lebih perlu disesuaikan adalah ekspektasi ibunya. Bisa membaca dan menulis dengan lancar bukanlah tanda kesiapan masuk SD. Berbagai penelitian dan data lapangan menunjukkan, proses belajar membaca dan menulis yang dipaksakan justru akan sangat merugikan anak dalam jangka panjang.

Pengalaman bosan akan menurunkan motivasi anak. Pengalaman dihukum saat tidak menyelesaikan tugas akan membuat minat bacanya berkurang. Pengalaman menghadapi orang tua yang emosional, akan merenggangkan hubungan dan mengurangi kehangatan.

Saya yakin, sebagai orang tua, Anda tentunya tak ingin hal ini terjadi, bukan? Jadi, mari bersikap responsif terhadap kebutuhan anak untuk bermain. Banyak sekali lho, kegiatan pra literasi yang membuatnya bukan hanya mampu mengenal huruf dan mengeja kata, tapi juga mampu memahami dan menceritakan kembali apa yang dibaca.

Didongengkan oleh orang tua dan dibacakan berulang komik favorit, membuat jurnal bersama atau bermain drama dan pura-pura dari buku favoritnya, mencari harta karun dan bermain domino dari huruf dan angka, semua bisa menyenangkan dan bermakna.

Jadikan masa balita dan stimulasi yang diberikan oleh orang tua di rumah maupun guru di sekolahnya sebagai awal dari kegemaran membaca dan belajar, ya. Semoga sukses dalam maraton pengasuhan, yang bukan 'perlombaan cepat-cepatan'.

Dijawab oleh Najeela Shihab, Psikolog, Pemerhati, dan Penggiat Pendidikan

(M&B/Nanda Djohan/NA/SW/Dok. Freepik)