Salah satu hal yang sering mengganggu saat hamil adalah meningkatnya cairan vagina. Beberapa wanita hamil mengeluarkan cairan vagina yang agak tipis dan berwarna putih susu. Cairan yang sering disebut dengan keputihan ini bernama leukorrhea, yang umumnya tidak berbau atau baunya tidak menyengat.
Tidak nyaman? Tentu saja, itu sebabnya para wanita hamil sering menggunakan vaginal douche atau cairan pembersih kewanitaan. Namun sebelum Anda menggunakannya, coba tanyakan kembali pada dokter Anda, bolehkah ibu hamil memakai cairan pembersih kewanitaan?
Definisi Douching
Membersihkan vagina menggunakan cairan pembersih kewanitaan (vaginal douche) juga sering disebut dengan istilah douching. Menurut Office on Women's Health â U.S. Department of Health and Human Services, douching adalah mencuci bagian dalam vagina dengan air atau cairan lain. Sedangkan produk pencuci area kewanitaan yang banyak dijual di pasaran umumnya mengandung larutan dan cuka, baking soda, atau iodin.
Apa sih fungsinya douching? Banyak wanita yang douching dengan harapan dapat membersihkan vagina, agar terbebas dari keputihan dan bau tidak sedap. Namun dr. Elisa Ross, pakar kesehatan kandungan dari Cleveland Clinic's Women's Health Institute, mengatakan pada Romper kalau sangat normal vagina memiliki sedikit bau.
Jika Anda douching, maka Anda membuang flora normal, mikroba baik, dan mengubah pH vagina, sehingga area vagina justru menjadi lebih rentang infeksi. Dengan kata lain, bisa jadi penyebab bau tidak sedap pada vagina terjadi karena douching, dan kemudian Anda douching untuk menghilangkan bau tersebut. Seperti memecahkan teka-teki ayam dan telur ya, Moms.
Douching saat Hamil
Pada wanita tidak hamil saja risiko infeksi bisa meningkat jika Anda sering douching. Pada wanita hamil, douching tentu saja meningkatkan risiko terjadinya masalah serius. Beberapa bahaya douching saat hamil adalah:
1. Melahirkan Prematur
Sebuah penelitian yang dimuat di American Journal of Obstetrics and Gynecology menemukan fakta bahwa wanita yang douching saat hamil memiliki risiko melahirkan prematur lebih tinggi dibanding bumil yang tidak douching.
2. Kerusakan Tuba Falopi
U.S. Office on Women's Health menyebutkan kalau douching saat hamil bisa merusak tuba falopi.
3. Rentan Kehamilan Ektopik
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), douching saat hamil meningkatkan risiko mengalami kehamilan ektopik. Ini terjadi ketika telur yang sudah dibuahi justru menempel pada tuba falopi, bukan di rahim. Jika tidak ditangani, kehamilan ektopik bisa mengancam nyawa lho, Moms.
4. Meningkatkan Infertilitas
Sebuah studi yang dipublikasikan di American Journal for Public Health menemukan bahwa douching bisa meningkatkan infertilitas (kurang subur) pada wanita. Para partisipan di penelitian tersebut 50 persen lebih sulit hamil (tergantung usia) jika mereka menggunakan cairan pembersih kewanitaan dibandingkan mereka yang tidak.
Ingat!
Para pakar mengingatkan kalau vagina adalah organ wanita yang punya kemampuan untuk membersihkan sendiri, dan membersihkan vagina dengan bantuan cairan pembersih kewanitaan justru mengancam kesehatan vagina Anda. Maka, jika Anda mengalami keputihan, bau tidak sedap, gatal, atau nyeri, segera konsultasikan ke dokter kandungan Anda ya, Moms. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)