BABY

Kenali Gastroesophaegal Reflux atau GER pada Bayi



Dulu, semua bayi dengan masalah pencernaan, seperti kerap muntah, selalu dianggap menderita kolik. Namun sekarang, dokter akan mencurigai bayi dengan ciri seperti itu menderita GER. Ternyata penyakit ini umum dialami oleh bayi di bawah usia satu tahun dan terutama sekali dialami oleh bayi yang lahir prematur. Agar Anda mengenal penyakit ini, DR. Dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K), Konsultan Gastrienterohepatologi Anak di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, menjelaskannya untuk Anda.


Penyebab dan Gejala GER

Kondisi asam lambung yang selalu naik-turun ini disebabkan oleh lemahnya katup pipa lambung (esofagus) bagian bawah akibat fungsinya yang belum matang. Katup yang seharusnya membuka saat minuman dan makanan masuk ini tidak berfungsi dengan baik.

Maka, isi lambung, termasuk asam lambung yang sudah tercampur dengan makanan sebagai proses awal pencernaan akan naik dari lambung kembali ke esofagus. Kondisi ini akan menyebabkan iritasi dan peradangan di esofagus, sehingga menimbulkan penyakit gastroesphageal reflux disease (GERD).

GER biasanya terjadi pada bayi berusia 2-4 minggu dan jika tidak tertangani dengan baik, mungkin terjadi hingga ia berusia 1 atau 2 tahun. Gejalanya akan tampak saat usia empat bulan, dan berikut di antaranya:

• Saat disusui, bayi akan menangis dan menarik kakinya ke arah perut karena menahan nyeri di perut.

• Muntah berlebihan dan menyembur keras saat disusui atau kira-kira satu tahun setelahnya.

• Mengalami pola makan yang aneh, misalnya menolak makanan atau makan dan minum berlebihan.

• Kenaikan berat badan lambat dan mengalami gangguan pola tidur.

• tersedak, kecegukan, dan mengeces berlebihan.

• Kesulitan menelan atau saat menelan mengeluarkan suara yang aneh.

• Kadang, bayi dengan GER mengalami batuk kronis, radang tenggorokan, infeksi telinga, dan gangguan pernapasan seperti bersin, asma, bronkitis, pnemonia, dan mengorok.


Menangani dan Mencegah dengan Tepat


GER ringan tidak perlu penanganan khusus dan akan sembuh sendiri dengan berkembangnya kekuatan otot katup esofagus. Namun untuk GERD, penanganan mulanya tidak ditujukan agar penyakit ini sembuh, melainkan agar bayi merasa nyaman.

Namun, jika GER menyebabkan berat badan tidak naik atau gangguan tidur atau jika bayi terlihat sangat kesakitan, maka ia harus segera dibawa ke dokter, Moms. Kabar baiknya adalah nyaris semua bayi yang mengalami GER akan sembuh dengan sendirinya. Jika ia sembuh, penyakit itu tidak akan kembali lagi. Namun bila terjadi GERD, mungkin saja masalah ini akan menetap sampai dewasa.

Penyakit ini tidak dapat dicegah, namun dapat dikurangi masalahnya dan jika berhasil, GER tidak akan berkembang menjadi GERD. Beberapa cara yang bisa dilakukan di antaranya:

• Bayi yang mendapat ASI jarang mengalami GER karena ASI mudah dicerna daripada susu formula. ASI juga memiliki sifat antasida, alias menetralisir asam lambung jika Anda menyusui. Hindari juga mengonsumsi kafein yang bersifat memperparah GER.

• Ciptakan suasana makan atau minum susu yang tenang dan tidak banyak gangguan.

• Sendawakan bayi sesering mungkin.

• Susui bayi dengan posisi duduk dan letak kepala bayi lebih tinggi daripada lambung. Perut bayi tidak boleh dalam posisi tertekan sehingga tekanan dalam lambung tidak meningkat. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)