FAMILY & LIFESTYLE

Rukun dengan Mertua



TANYA

“Dalam waktu dekat, ibu mertua akan tinggal bersama kami. Sebenarnya itu tidak masalah, tetapi saya sedikit khawatir tidak bisa rukun dengan beliau karena kecerewatan dan kebiasaan beliau mengatur segala hal. Bagaimana, ya, supaya hubungan saya dengan beliau baik-baik saja?”

(Riana, 27, ibu dari Fandita Arasi, 2 tahun 5 bulan)

JAWAB

Pengertian

“Sejak menikah, saya selalu tinggal dengan mama mertua. Hubungan kami terbilang sangat baik karena kami jarang berbeda pendapat. Kalaupun iterjadi perbedaan pendapat, saya pasti langsung mengoreksi diri terlebih dahulu. Setelah itu, saya akan minta maaf jika saya merasa menyakiti hati mama mertua, terlepas dari siapa pun yang salah. Menurut saya, rasa pengertian seperti itu sangat penting untuk menjaga hubungan dengan mertua agar ia juga merasa nyaman tinggal bersama kita.”
(Meilany, 31, ibu dari Melissa, 26 bulan, dan Louie, 11 bulan)

Jaga Komunikasi

“Banyak yang bilang hubungan dengan ibu mertua yang tidak harmonis adalah hal biasa. Ibu mertua biasanya menganggap menantunya tidak baik dalam mengurus keluarga, sementara Si Menantu berpendapat mertuanya terlalu mencampuri urusan rumah tangganya. Perselisihan itu seharusnya tidak perlu terjadi jika ada komunikasi yang baik di antara mereka. Itulah yang yang menjadi kunci keharmonisan hubungan saya dengan ibu mertua.”
(Neti Sunarti, 28, ibu dari Mario Pradipta, 4 bulan)

Selalu Terbuka

“Cara paling mudah untuk rukun dengan mertua adalah menganggapnya sebagai orangtua sendiri. Selayaknya hubungan anak dengan orangtua, saya juga harus bisa terbuka padanya. Jika terjadi masalah pada rumah tangga, saya akan cerita pada ibu mertua dan meminta nasihat atau masukan darinya untuk menghadapi masalah tersebut. Ia pun sangat senang dengan keterbukaan itu dan bisa merasa lebih dekat dengan saya.”
(Laura Simanjuntak, 29, ibu dari Abigail Faith, 2)

Apa Adanya

“Bagi saya, mertua sama dengan orangtua kandung. Saya selalu bersikap apa adanya di depan mertua dan itu juga yang menjadi kunci kerukunan kami. Kalau ada yang tidak saya suka dari sikap mertua, saya akan langsung mengatakan padanya, begitu juga sebaliknya. Saat mertua menegur karena saya melakukan hal yang salah atau kurang baik, saya akan menganggap itu sebagai teguran dari orangtua sendiri dan berusaha menerimanya dengan lapang dada.”
(Lidia S., 37, ibu dari Drew, 7, dan Josh, 16 bulan)

Menjadi Pendengar

“Saya sangat bersyukur karena hubungan dengan mertua sampai saat ini sangat baik. Menurut saya, hal itu bisa terjadi karena saya bisa menjadi istri dan ibu yang baik, ringan tangan, serta yang terpenting adalah bisa menjadi pendengar setia beliau saat mau menumpahkan segala uneg-unegnya. Bahkan, tak jarang kami pun pergi berdua saja agar beliau merasa lebih bebas bercerita.”
(Reyne, 29, ibu dari Kyneara, 3 tahun 11 bulan)