BABY

Bayi Cukup ASI Bisa Mengalami Kekurangan Gizi, Ini Penyebabnya



Moms tentu tahu bahwa ASI adalah satu-satunya makanan terbaik untuk bayi baru lahir hingga ia berusia 6 bulan. Manfaat baik ASI juga masih bisa Si Kecil dapatkan hingga ia berusia 2 tahun. Maka, Anda harus memastikan kebutuhan nutrisinya tercukupi dengan baik setiap harinya.

Pemberian ASI pun tidak dibatasi, karena kebutuhan setiap bayi berbeda-beda. Bahkan Moms disarankan untuk memberikannya sesering mungkin, jika Si Kecil terlihat tidak nyaman, rewel, atau menangis, yang bisa menjadi tanda bahwa ia lapar.

Tanda yang ia tunjukkan ini menjadi caranya berkomunikasi dengan Anda untuk bisa menyusu. Tapi selain itu, Moms juga punya insting yang kuat dan tahu kapan Si Kecil membutuhkan ASI, lho! Keistimewaan inilah yang membuat bayi bisa mendapat cukup nutrisi dan memiliki tumbuh kembang yang optimal.

Tanda bayi cukup ASI


Meski Moms tentunya yang paling tahu tentang kebutuhan Si Kecil, ada baiknya Anda mengetahui tanda-tanda bahwa ia sudah cukup menerima ASI. Apa saja tanda-tanda yang ditunjukkan oleh anak hingga usia 2 tahun? Berikut di antaranya:

• Payudara Anda terasa lebih lunak setelah menyusu, karena ASI habis dan payudara telah kosong.

• Bayi tampak puas dan senang setelah menyusu.

• Bayi tidak menunjukkan tanda kelaparan dan rewel.

• Ritme atau pergerakan mulut bayi saat mengisap payudara tampak melambat.

• Bayi melepas pegangannya perlahan-perlahan dari payudara Anda.

• Posisi tubuh bayi tampak lebih nyaman dibanding saat ia sedang merasa lapar.

• Berat badan bayi bertambah.

Tanda bayi cukup ASI kekurangan gizi

Pemberian ASI rasanya memang sudah cukup diterima oleh Si Kecil. Tapi sepertinya ia tetap saja kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk membantu perkembangannya. Seperti apa tanda yang tampak jika bayi kekurangan gizi meski ia menerima ASI eksklusif?

• Gampang sakit

Sistem kekebalan tubuh Si Kecil memang masih rentan. Karena itu, ia perlu mendapat asupan protein serta zat antibodi dari ASI untuk menguatkan tubuhnya. Namun jika ia tetap mudah sakit meski sudah disusui, mungkin ada yang salah dengan pola menyusui atau kandungan dari ASI.

• Berat badan tidak bertambah

Penambahan berat badan bayi memang harus dikontrol secara rutin sesuai anjuran dokter. Apabila peningkatannya terjadi secara tidak wajar atau justru mengalami penurunan, bisa jadi kualitas ASI yang diberikan tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil.

• Mudah rewel dan lemas

Ketika sakit, Si Kecil pasti lebih mudah rewel dan selalu tampak lemas. Kekurangan gizi pun memengaruhi mood anak, karena ia tidak mendapatkan vitamin B kompleks dan mineral secara maksimal, sehingga mengganggu produksi hormon.

• Timbul masalah pencernaan

Kualitas ASI yang menurun juga bisa menimbulkan gangguan pada pencernaan Si Kecil, di antaranya buang air besar (BAB) yang kurang lancar (sembelit), diare, atau gangguan lain seperti keluar darah ketika BAB. Hal ini tentunya membuat bayi kesakitan dan mengganggu pertumbuhannya.

• Muncul alergi

Makanan yang Moms konsumsi memang bisa memengaruhi kandungan ASI. Hal ini bisa menimbulkan zat alergen sehingga Si Kecil menunjukkan reaksi alergi pada tubuhnya. Gejala yang terlihat seperti timbul bintik merah di permukaan kulit, demam, atau perubahan fisik lainnya. Jadi, Moms harus bisa menjaga asupan untuk mencegah adanya alergi pada bayi.

• Pengaruh pada ibu

Jika nutrisi di dalam ASI tidak mampu memenuhi kebutuhan Si Kecil, maka bisa juga memengaruhi Anda. Tubuh Moms akan mengalami penurunan berat badan hingga membuat metabolisme turun. Selain itu, proses menyusui juga bisa menjadi tidak lancar (kecuali Anda sedang dalam program menurunkan berat badan).

Maka tak heran saat intensitas menyusu Si Kecil tetap tinggi, Moms jadi merasa cepat lelah. Karenanya, Anda harus bisa menjaga asupan makanan yang dikonsumsi dan memperbaiki pola hidup. Jadi, tubuh Moms serta Si Kecil pun tetap sehat dan pertumbuhannya terjaga. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)