Pengaruh tontonan di televisi terhadap anak ternyata sangat besar. Tontonan dapat memengaruhi perkembangan otak anak. Dampaknya terhadap anak usia 0-3 tahun, antara lain menimbulkan gangguan bicara-bahasa, menghambat kemampuan membaca verbal, pemahaman, serta kesulitan dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan. Sementara, terhadap anak usia 5-10 tahun, dapat meningkatkan agresivitas dan perilaku kasar.
Anak yang sering menonton televisi juga dikhawatirkan tidak akan mampu membedakan antara realitas dan khayalan. Mereka akan mudah terpengaruh oleh apa yang ditampilkan di televisi. Selain itu, menonton televisi juga akan mendorong anak berperilaku konsumtif dan mengurangi semangat belajar. Menurut psikolog keluarga, Nunki Suwardi, S.Psi, konsumsi tayangan televisi secara berlebih sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran Si Kecil di sekolah.
“Terlalu banyak menonton televisi bisa menyebabkan otak anak 'banjir' informasi. Hal tersebut membuat anak menjadi kesulitan menerima pelajaran, karena beragam informasi yang ada di otak anak menyebabkan anak sulit berkonsentrasi,” ujar Nunki.
Televisi juga dapat membentuk pola pikir anak menjadi sederhana, kurang kritis, linier, individualis, serta menurunkan kreativitas, intelektual, dan kemampuan kognitifnya. Yang paling berbahaya, televisi bisa mempercepat perkembangan seksual pada anak sebelum waktunya.
Jadi, sebisa mungkin, atur jadwal anak Anda untuk menonton televisi, saring tontonannya, dan tetap dampingi saat ia menonton acara favoritnya. (Aulia/DMO/Dok. M&B)