Setiap ibu hamil tentunya berharap agar persalinan yang dijalaninya nanti berlangsung dengan lancar dan cepat. Akan tetapi, terkadang ada hal-hal tertentu yang bisa membuat proses kelahiran Si Kecil jadi terhambat.
Pada dasarnya, membiarkan persalinan terjadi secara alami adalah yang terbaik. Akan tetapi, ada beberapa pengecualian yang bisa terjadi, seperti adanya gangguan kesehatan, sudah melewati tanggal prediksi persalinan atau air ketuban telanjur pecah sebelum Anda mengalami kontraksi.
Untuk mengatasi masalah ini, dokter biasanya akan menyarankan induksi persalinan guna merangsang terjadinya kontraksi dan mempercepat proses persalinan. Perlu diketahui, induksi persalinan merupakan suatu prosedur di mana dokter menggunakan suatu metode untuk mempercepat proses persalinan.
Menurut istilah medis, induksi persalinan adalah tindakan untuk merangsang produksi hormon oksitosin guna memicu kontraksi rahim. Semakin cepat kontraksi berlangsung, maka jalan lahir pun akan semakin terbuka dan mempercepat proses persalinan.
Meskipun induksi persalinan bisa merangsang dan mempercepat proses persalinan, ternyata ada beberapa risiko induksi persalinan yang bisa Moms dan janin dalam kandungan alami. Apa saja risikonya? Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Peningkatan risiko komplikasi selama kelahiran
Merangsang dan mempercepat proses persalinan dengan induksi dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan janin. Selain itu, melakukan induksi persalinan dengan menggunakan obat-obatan dapat menyebabkan bayi Anda tetap dalam posisinya sehingga membuat persalinan jadi lebih lama dan lebih menyakitkan bagi Moms.
2. Menyebabkan infeksi
Ada beberapa metode induksi yang bisa meningkatkan risiko infeksi pada bayi dan Moms. Jika setelah melakukan induksi, air ketuban pecah tetapi Anda tetap tidak bisa melahirkan secara normal dan perlu tindakan secara caesar, ini akan meningkatkan kemungkinan bayi lebih rentan terhadap infeksi karena tidak ada lagi kantong ketuban.
3. Menyebabkan terjadinya prolaps tali pusat
Induksi persalinan dapat menyebabkan terjadinya prolaps tali pusat, yakni suatu kondisi di mana tali pusat bayi keluar lebih dahulu sebelum bayi lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke otak bayi, dan berisiko menyebabkan kerusakan pada otak janin serta membahayakan kesehatannya di dalam kandungan.
4. Perdarahan usai melahirkan
Risiko induksi persalinan lainnya adalah dapat memungkinkan otot rahim tidak berkontraksi setelah persalinan, yang menyebabkan terjadinya pendarahan serius setelah melahirkan.
5. Rahim robek
Induksi dapat menyebabkan rahim robek, meskipun kondisi semacam ini jarang sekali terjadi. Ini disebabkan janin bergerak secara berlebihan sehingga bayi keluar dari dinding rahim dan masuk ke rongga perut. Jika kondisi ini terjadi, Anda memerlukan penanganan segera dengan operasi caesar, karena hal tersebut dapat membahayakan keselamatan Anda dan buah hati dalam kandungan.
Inilah 5 risiko induksi persalinan yang bisa Moms alami. Namun, Anda tidak perlu khawatir jika memang Moms disarankan oleh dokter atau bidan untuk melakukan induksi persalinan karena alasan medis. Biasanya, dokter akan melihat beberapa kondisi yang bisa memengaruhi ibu dan janin. Jika kondisi yang sedang dialami tersebut mengancam kondisi ibu, janin, atau keduanya, dokter baru akan melakukan tindakan induksi. Ini dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut bagi ibu dan janin. (Fariza Rahmadinna/SW/Dok. Freepik)