Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Januari merupakan momen bersama untuk selalu peduli asupan yang sehat. Oleh karenanya, Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI di tahun ini, kembali mengedepankan peranan gizi bagi kesehatan masyarakat dengan mengangkat tema "Gizi Baik, Kunci Keberhasilan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)".
Pentingnya peranan gizi dalam mencegah penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular, akan berpengaruh kepada pelaksanaan JKN yang diluncurkan di awal tahun ini. Menurut Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA yang baru saja dilantik, dr. Anung Sugihantono, M.Kes, perlu adanya kerja sama antara organisasi profesi di bidang gizi dan kesehatan serta pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat melalui berbagai kegiatan.
Pemerintah pun masih harus bekerja keras agar target penurunan angka kematian bayi baru lahir, bayi, balita, dan ibu bisa menjangkau tujuan MDGs 2015. Meski sebuah 'pekerjaan rumah' yang tidak mudah, kecukupan gizi masyarakat di 33 provinsi adalah tantangan untuk dapat terus diwujudkan.
Di Indonesia, pemahaman masalah gizi di antara pemerintah dan masyarakat masih terbatas pada gizi buruk pada anak saja. Hanya sedikit pemangku kepentingan terkait gizi dan kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang mengenali lebih dalam tentang gizi kurang pada ibu dan pendek (stunting) pada anak sebagai masalah. Dengan memposisikan kembali gizi ibu dan anak sebagai salah satu komponen penting, Indonesia diharapkan akan lebih sukses mencapai target MDGs. (Dian/Dok. M&B)