Saat usia kehamilan sudah menginjak minggu 30-an, Anda mungkin sedang menyiapkan diri untuk menjalani persalinan. Apakah Moms sudah menentukan metode persalinan nanti? Persalinan normal di rumah sakit atau dengan metode caesar? Masing-masing metode tentu dipilih sesuai dengan pertimbangan masing-masing, yang biasanya didasarkan atas kondisi kesehatan ibu dan janin.
Tapi seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak metode persalinan alternatif yang bisa dipertimbangkan dan Anda jadikan pilihan, Moms. M&B telah merangkum beberapa yang paling populer akhir-akhir, ini.
1. Water Birth
Beberapa selebriti, seperti Andien dan Shareen Delon, secara terbuka memilih untuk melahirkan dengan metode water birth. Dilansir dari WebMD, water birth merupakan proses persalinan yang dilakukan di dalam kolam berisi air hangat.
Proses water birth bisa dilakukan di rumah sakit, rumah, atau fasilitas bersalin lainnya. Air hangat dapat membuat Moms merasa lebih rileks dan mengurangi rasa sakit akibat kontraksi. Water birth juga dipercaya dapat mengurangi risiko perobekan vagina yang parah.
Tak perlu takut bayi akan menelan air kolam, karena normalnya bayi akan bernapas saat sudah terpapar udara. Bayi juga tetap menerima oksigen melalui tali pusatnya, selama tidak langsung dipotong. Walau begitu, menangkap bayi segera setelah ia keluar tetap tindakan utama.
2. Gentle Birth
Gentle birth sebenarnya merupakan metode persalinan yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu kala. Banyak tokoh yang memilih untuk melahirkan melalui metode ini, seperti Ayudia Bing Slamet, Dominique Diyose, dan Ardina Wirasti.
Sebenarnya, gentle birth bisa dibilang merupakan sebuah filosofi tentang persalinan. Intinya, proses bersalin dilakukan sealami mungkin, menghindari intervensi medis kecuali di momen yang sangat dibutuhkan. Beberapa variasi maupun jenis dari gentle birth termasuk water birth dan hypno birth.
3. Lotus Birth
Melansir Healthline, lotus birth adalah praktik melahirkan bayi dan plasenta, lalu membiarkan bayi tetap terhubung dengan plasentanya hingga tali pusat copot dengan sendirinya. Metode ini dipercaya dapat sangat bermanfaat bagi bayi, karena bayi masih bisa mendapatkan berbagai nutrisi dan pasokan oksigen yang masih terkandung dalam plasenta.
Walaupun begitu metode ini seringkali dikhawatirkan tidak sepenuhnya aman, soalnya menunggu plasenta atau tali pusat putus alami dapat membutuhkan waktu hingga berhari-hari sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri yang bisa berbahaya bagi bayi.
4. Calm Birth
Peter Jackson, seorang bidan di Australia, menciptakan sebuah program edukasi persalinan dan kehamilan yang didesain untuk mengurangi stres dan khawatir selama proses melahirkan. Metode ini didasarkan pada kepercayaan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa normal dalam kehidupan, dan bersalin dapat dilakukan dengan positif, menyenangkan, dan menenangkan.
Teknik relaksasi dan bernapas agar tenang, bonding dengan bayi sesaat setelah melahirkan, serta kepercayaan diri akan pengalaman bersalin adalah inti metode ini. Intervensi medis dapat dilakukan di saat-saat tertentu, maka calm birth tetap dapat diterapkan sekalipun melalui persalinan caesar.
5. Hypno Birth
Sekilas hypo birth mirip dengan calm birth, karena sama-sama menekankan relaksasi dan mengatur napas saat proses bersalin. Yang membedakan adalah sejarah dan cara mendapatkan relaksasi tersebut. Calm birth diciptakan dan dilakukan oleh midwife (bidan), sedangkan hypno birth ditemukan oleh seorang hypnoterapis. Calm birth mengajarkan teknik relaksasi, bernapas, dan visualisasi, sedangkan hypno birth menggunakan hipnosis untuk proses bersalin.
Wah, menarik ya, Moms. Kira-kira Moms akan bersalin dengan metode apa? Tapi ingat, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda sebelum memutuskan metode bersalin ya, Moms. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)