Memperingati Hari Buruh Internasional, ribuan pekerja di seluruh Indonesia, termasuk para ibu, turun ke jalan untuk menuntut pemenuhan hak mereka.
Teriknya sinar matahari tidak menghalangi niat para ibu yang berprofesi sebagai pekerja pabrik ini untuk turun ke jalan dan menyuarakan tuntutan mereka. Bahkan, saat M&B menjumpai beberapa di antaranya di tengah kerumunan para pendemo, secara berapi-api mereka mengungkapkan keluhannya atas hak yang yang tidak juga dipenuhi oleh perusahaan. Apa saja sebenarnya yang menjadi tuntutan dan harapan mereka? Berikut penuturannya kepada M&B.
“Saya menjadi pekerja pabrik untuk membantu perekonomian keluarga. Tetapi, tempat saya bekerja ternyata tidak memberikan upah yang layak, apalagi memikirkan kesejahteraan keluarga. Waktu libur yang diberikan juga sangat sedikit, sehingga saya sangat jarang memiliki kesempatan untuk kumpul dengan keluarga. Dengan demo ini, saya harap ada perbaikan bagi kami semua ke depannya.”
Sri Juni, 30, ibu dari Julio, 9 bulan
“Kesejahteraan pekerja dan penghapusan sistem kontrak merupakan inti tuntutan saya bersama teman-teman. Selain itu, kami juga melakukan demo ini agar ke depannya anak-cucu kami bisa bekerja dengan sistem yang lebih baik. Kalau bukan kami yang memperjuangkan semua ini, siapa lagi?”
Sri Yulianingsih, 40, ibu dari Prima, 5
“Harapan kami dengan demo ini, pemerintah akan lebih memikirkan nasib para buruh dan mau mewujudkan pemberian upah yang lebih layak. Selain itu, kami juga berharap para buruh bisa mendapatkan asuransi kesehatan dan kesejahteraan keluarga pun lebih terjamin.”
Nuraini, 33, ibu dari Afia 1,5 dan Titi, 38, ibu dari Abdul Rasyid, 1 tahun 3 bulan
“Semoga melalui demo ini, keinginan kami untuk mendapatkan kesejahteraan dan upah yang lebih layak bisa segera diwujudkan. Tidak adil rasanya kala kami sudah bekerja tujuh hari dalam seminggu, namun masih tetap dibayar murah. Harapan lainnya, semoga perusahaan bisa memberikan hari libur yang layak bagi kami para buruh. ”
Mustika, 37, ibu dari Intan, 3 (dina/dok.M&B)