BUMP TO BIRTH

5 Gangguan Psikologis yang Bisa Dialami Ibu Hamil



Selama menjalani kehamilan, tak hanya kesehatan fisik yang harus Anda jaga, Moms. Kesehatan mental pun perlu mendapat perhatian. Ya, masa kehamilan yang biasanya dianggap sebagai momen kebahagiaan, buat sebagian wanita malah bisa menimbulkan gangguan psikologis dan masalah mental.

Umumnya, merasa bingung dan khawatir saat hamil atau menjelang persalinan merupakan hal yang normal dialami ibu hamil. Namun, jika tidak diatasi, kebingungan dan kekhawatiran tersebut akan berdampak pada munculnya gangguan psikologis yang bisa Anda derita. Berikut ini beberapa gangguan psikologis yang bisa dialami bumil.

1. Depresi

Depresi adalah salah satu hal yang paling sering dialami bumil, terlebih saat hari kelahiran makin dekat. Mengutip American Pregnancy Association (APA), depresi saat hamil lebih dikenal dengan istilah antepartum depression. Ini adalah gangguan suasana hati, suatu penyakit biologis yang disebabkan oleh perubahan kimia di otak. Menurut Mayo Clinic, sekitar 7 persen wanita hamil mengalami depresi, dan angka ini bisa lebih tinggi di negara-negara dengan pendapatan rendah atau menengah.

Depresi saat hamil yang tidak segera ditangani tentu saja bisa memberikan dampak buruk yang berbahaya buat bumil dan bayi, seperti menyebabkan bayi lahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, dan gangguan tumbuh kembang. Penelitian terbaru juga menemukan bahwa anak yang ibunya mengalami depresi selama kehamilan memiliki peningkatan risiko terkena penyakit mental seumur hidup, seperti gangguan kecemasan dan suasana hati.

2. Mood swing

Kehamilan memiliki efek yang kuat terhadap perubahan suasana hati atau mood. Karena itu, sangat normal jika bumil mengalami mood swing, emosi dan suasana hati yang naik turun. Sebagian besar bumil mengalaminya. Ada yang ringan dan mudah diatasi, tapi ada juga yang sudah hampir mencapai tahap depresi.

Penyebabnya adalah perubahan tubuh dan hormon bumil. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan di trimester pertama akan membuat mood Anda naik turun. Kombinasi antara perubahan hormon, rasa lelah, khawatir akan persalinan, dan rasa cemas membuat Anda juga jadi sangat emosional dan sensitif.

Baca juga: Anti Bad Mood, Konsumsi 7 Makanan Ini Moms!

3. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)

Sebuah penelitian menemukan bahwa saat hamil wanita cenderung mengalami gangguan mental OCD. Bentuk gangguan yang sering dialami wanita hamil antara lain adalah terobsesi untuk selalu bersih-bersih, selalu memeriksa keadaan janin atau bayinya, dan timbulnya pikiran-pikiran buruk mengenai masa depan janin di dalam kandungannya.

"Kebanyakan ibu hamil yang mengalami OCD terus memikirkan janinnya. Mereka selalu berpikir bahwa janin mereka menghadapi bahaya. Biasanya, kondisi ini terbawa sampai setelah melahirkan. Akibatnya, penderita OCD, tidak mau berdua saja dengan bayinya karena takut hal buruk akan terjadi pada bayi mereka," kata Profesor Paul Salkovskis, psikolog klinis dari King's College, London.

4. Cemas berlebihan (Tokofobia)

Kecemasan yang dihadapi selama masa kehamilan hingga menjelang waktunya persalinan adalah sesuatu yang wajar terjadi pada bumil. Namun, jika Anda mengalami kecemasan berlebihan, jangan-jangan Anda menderita tokofobia, jenis fobia yang terjadi jika wanita hamil mengalami panik, perasaan takut berlebihan, serta sakit secara fisik dan emosional jelang persalinan atau ketika memikirkan tentang persalinan. Ia bahkan mengalami ketakutan berlebihan sejak masa kehamilan.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 20 persen wanita yang hamil pertama kali mungkin mengalami gejala tokofobia. Namun, hal ini sangat bergantung pada karakter bumil sendiri, pandangannya terhadap kehamilan, dan hubungannya dengan suami.

5. Gangguan makan

Gangguan makan bisa dipicu oleh perubahan bentuk tubuh saat hamil. Salah satunya adalah mommyrexia, yaitu masalah psikologis yang membuat bumil tak ingin menambah berat badan atau setidaknya meminimalkan kenaikan berat badan mereka.

Kenaikan berat badan yang berlebih saat kehamilan memang berisiko menimbulkan gangguan kesehatan. Meskipun begitu, tidak menambah berat badan yang cukup di masa kehamilan juga akan membuat kesehatan bumil dan janin dalam bahaya. Bayi bisa jadi akan mengalami perkembangan yang tidak sempurna, sementara bumil sendiri berisiko mengalami kekurangan nutrisi dan masalah kesehatan. (M&B/SW/Foto: Freepik)