FAMILY & LIFESTYLE

Bersatu Kita Teguh, Berlima Kita High 5



Baru saja Si Anak semata wayang, Lilou, 1 tahun 11 bulan, yang semakin banyak gaya itu, merasakan pertama kali dalam hidupnya menonton konser idola High 5, grup vokal anak-anak asal Australia yang hadir di salah satu mal di Jakarta Selatan. Karena kebetulan waktu konsernya bersamaan dengan jam siaran saya, jadilah papanya Lilou yang menyediakan waktu untuk menemani groupies mini yang sejak pagi sudah menyanyikan theme song High 5, saking girangnya ia diceritakan nanti akan bertemu 2 personel favoritnya, Stevie dan Lauren, secara langsung.

Namun, sebesar apa pun semangat Lilou menyambut konser perdananya ini, masih jauh dibandingkan intensitas semangat saya dan suami dalam memastikan peristiwa sakral ini bisa dinikmati secara maksimal. Dari pertama kali mendengar kabar bahwa High 5 akan berkonser, kami berdua langsung heboh menyiapkan segala sesuatunya. Mulai dari alokasi waktu, penyesuaian jadwal, sesi latihan menyanyi dan menari, logistik kostum dan perlengkapan, serta seksi dokumentasi. Semua disiapkan dengan kedisiplinan ala militer dan fokus ala senjata laser. Setelah segala upaya itu, bahagia sekali rasanya mendengar betapa senangnya Lilou menonton keseluruhan konser, dan melihat matanya berbinar-binar saat bercerita soal pengalamannya.

Sambil menonton video dokumentasi yang salah satu isinya ada Sang Suami berdiri di barisan penonton, menari ala High 5 dengan gerakan yang total dan wajah antusias berdampingan dengan Lilou. Saya tertawa sambil berpikir, “This what being parents is all about.” Saya langsung membuat mental note untuk memasukkan pengalaman High 5 ini dalam daftar saya dan suami yang berjudul Kita Sadar, Kita Adalah Orangtua Saat ….


Berikut ini adalah daftar yang sudah kami akumulasikan dari berbagai pengalaman dan pencerahan yang kami alami selama menjadi orangtua 2 tahun terakhir ini:

1. Kita melewatkan festival musik paling hit dan kunjungan DJ terkenal, tapi tahu benar, kapan konser High 5, Barney Mall Roadshow, Disney on Ice, dan sejenisnya akan diadakan beserta semua detail acara.
2. Tidak bisa ikut menyanyikan seluruh lagu Royals-nya Lorde, tapi hafal di luar kepala semua nursery rhymes dan theme song dari acara-acara anak kesayangan.
3. Membaca nama-nama film yang dinominasikan di ajang Oscar, dan hanya pernah menonton Despicable Me 2 dan Frozen (dan tentu saja hafal theme song-nya).
4. Menonton film ataupun acara TV yang mengangkat konflik orangtua-anak, kita akan langsung memihak kepada orangtuanya.
5. Saat di tempat umum, melihat anak kecil muntah atau buang air atau apa pun yang dulunya bisa membuat kita kabur karena merasa jijik, kita hanya tersenyum maklum penuh empati pada rekan orangtua yang sedang kerepotan. Kemampuan untuk merasa jijik dan mual bisa dikatakan sudah nyaris hilang.
6. Kemana pun kita pergi selalu membawa tisu basah.
7. Kita terbiasa untuk membiarkan pintu kamar mandi terbuka saat kita menyelesaikan segala urusan di sana.
8. Selalu menghadiri 'undangan' big sale dari merek pakaian anak-anak, walaupun kita sendiri sudah tidak ingat kapan terakhir kali beli baju baru.
9. Ketika akhirnya bisa date-night dengan pasangan, yang dibicarakan sepanjang kencan ya soal tingkah Si Anak.
10. Bisa berbicara soal perkembangan urusan harian 'number two' Si Anak dengan detail statistika ala pembaca berita keuangan. Misalnya, “Hari ini belum pup?"


Sejauh ini, beginilah daftar pengalaman saya dan suami. Masih jauh dari usai, mengingat anak kami bahkan belum merayakan ulang tahun keduanya. Jadi, saya mengharapkan lebih banyak pencerahan yang akan kami dapatkan seiring pertambahan usia Si Kecil dan perkembangan keluarga kami. Bagaimana dengan daftar pengalaman Anda, Moms? Apakah Anda juga merasakan beberapa hal di atas? Adakah momen Anda ingin tos-tosan secara virtual dengan saya saat membaca daftar ini? Atau Anda ingin membagi momen personal saat Anda menyadari status Anda sebagai orangtua? Kalau benar, silakan berkomentar, karena tidak ada yang lebih melegakan daripada mengetahui ada moms (atau dads) lain yang merasakan perjuangan yang sama dengan kita. Ok, saya mengakui, saya sebenarnya cari teman! Sambil menuliskan pengalaman lain dalam daftar masing-masing, saya ucapkan selamat berjuang dan selamat bersenang-senang. Perjalanan tentu semakin menyenangkan jika semua langkah dilakukan bersama pasangan, dan kita menikmati secara tulus kebersamaan dengan buah hati. Mudah-mudahan selalu kompak ya, Moms, karena seperti kata pepatah, "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" atau versi orangtua masa kini, "Bersatu kita teguh, berlima kita High 5!" (Cisca Becker/DMO/Dok. Pribadi)