TODDLER

Daftar Imunisasi Anak yang Perlu Diulang



Sudah tidak perlu diragukan lagi, peran imunisasi memang sangat penting untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh anak. Imunisasi terbukti sangat efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi dasar wajib dipenuhi untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang berbahaya pada awal masa kehidupan anak, terutama bayi baru lahir hingga 1 tahun. Namun setelah anak berusia 1 sampai 4 tahun, imunisasi ulangan perlu diberikan untuk memperpanjang masa kekebalan imunisasi dasar tersebut.

Nah, apa saja sih imunisasi yang harus diulang atau diberikan lebih dari 1 kali? Untuk menjawabnya, M&B telah bertanya langsung dengan pakarnya, yaitu dr. Lucyana Alim Santoso, SpA, dokter spesialis anak dari RSUD Kemayoran. Simak penjelasan dr. Lucyana, yuk!

Imunisasi Aktif & Pasif


Setelah bertanya dengan dr. Lucyana, ternyata imunisasi itu ada 2 macam, yaitu aktif dan pasif. "Imunisasi aktif adalah memberikan 'kuman yang dilemahkan' agar tubuh membuat 'kekebalan' sendiri," jelas dr. Lucyana.

"Sedangkan imunisasi pasif adalah memberikan 'kekebalan' langsung, jadi tidak dibuat oleh tubuh sendiri. Contohnya adalah pemberian imunoglobulin untuk bayi dari ibu hepatitis B saat lahir," papar dr. Lucyana yang juga praktik di RSUD Tanah Abang.

Imunisasi yang Harus Diulang


Dulu, imunisasi dibedakan menjadi imunisasi dasar dan lanjutan. Namun menurut dr. Lucyana, saat ini imunisasi sudah tidak dibedakan seperti itu lagi, karena semua imunisasi penting. "Namun jika merujuk pada istilah terdahulu, maka imunisasi dasar adalah imunisasi pada 9 bulan pertama, yaitu BCG, polio, DPT, HIB, dan campak," ujarnya

Lalu, apa saja imunisasi lanjutan atau imunisasi yang perlu diulang? Sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), contoh vaksin yang perlu diulang adalah:

DPT

Vaksin DPT dapat diberikan secepatnya pada anak usia 6 bulan, dan diulang lagi pemberiannya ketika anak berusia 18 bulan, 60 bulan, 10 tahun, 18 tahun.

Hepatitis B

Ini imunisasi untuk mencegah Si Kecil terkena penyakit hepatitis B, yaitu infeksi hati yang bisa menimbulkan komplikasi berbahaya. Vaksin ini perlu diberikan sebanyak 4 kali: Pertama diberikan segera setelah bayi lahir (atau setelatnya 12 jam setelah lahir), lalu diberikan lagi ketika usianya 2, 3, dan 4 bulan.

Polio

Umumnya vaksin ini diberikan secara oral atau diteteskan langsung di mulut, namun ada juga yang diberikan secara suntik. Vaksin ini pertama diberikan ketika bayi baru lahir, kemudian diulang pemberiannya berturut-turut ketika bayi sudah berusia 2, 3, dan 4 bulan.

PCV

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin pneumokokus pada anak diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan 1 kali dosis boosting. Pada anak, vaksin ini diberikan 3 kali ketika usianya di bawah 1 tahun, yaitu 2, 4, dan 6 bulan.

"Prinsip pemberian vaksin pneumokokus pada anak adalah vaksin diberikan pada anak usia 2 bulan dengan interval 4 sampai 8 minggu dan diberikan selama 3 kali," tulis IDAI di situs resminya.

Campak

Imunisasi ini diberikan untuk melindungi anak dari penyakit campak berat, yang bisa menyebabkan penyakit berbahaya seperti pnemunia dan ensefalitis. Menurut tabel Jadwal Imunisasi IDAI, imunisasi campak pertama diberikan ketika anak berusia 9 bulan, dan harus diulang lagi pemberiannya ketika ia berusia 18 bulan dan 6 tahun.

MR/MMR

Imunisasi ini diulang pemberiannya ketika anak sudah berusia 18 bulan atau minimal 6 bulan dari pemberian terakhir. Ini juga perlu diulang lagi nanti saat bulan imunisasi anak sekolah. "Kalau diberikan bentuk MMR juga diberikan dosis ulangan di usia 5 tahun," jelas dr. Lucyana.

Influenza

Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian vaksin influenza untuk anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun, orang lanjut usia, wanita hamil, penderita penyakit kronis, dan juga pekerja medis. Ini juga salah satu imunisasi yang perlu diulang per tahun, agar Si Kecil terlindungi dari infeksi virus influenza.

JE

Ini adalah vaksin untuk mencegah penyakit Japanese Encephalitis (JE) yang disebarkan oleh nyamuk. Vaksin ini penting bagi anak-anak yang tinggal di daerah pandemik JE (seperti Bali) atau ketika hendak bepergian ke daerah pandemik. Pertama kali anak diberikan vaksin JE ketika usianya 1 tahun, dan diulang lagi ketika usianya 2 tahun. (Tiffany Warrantyasri/SW/Dok. Freepik)