Moms, siapa dari Anda yang merasa kesal ketika melihat Si Kecil merengek? Apalagi saat sedang berada di tempat yang ramai, wah bisa-bisa semua mata tertuju pada Anda dan Si Kecil, ya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa usia 2 sampai 4 tahun menjadi waktu puncak di mana anak-anak suka merengek.
Ketika Si Kecil merengek, Moms tentu akan memintanya untuk diam dan berhenti merengek. Tak jarang karena kesal, mungkin tanpa sadari, Anda menaikkan nada bicara ketika memintanya berhenti merengek.
Namun sebenarnya, ketika Moms mengetahui alasan di balik rengekan Si Kecil ini, Anda bisa merespons rengekannya dengan lebih lembut untuk mengetahui apa yang Si Kecil inginkan sampai ia harus merengek.
Berikut ini beberapa alasan mengapa Si Kecil merengek dan cara yang harus Moms lakukan untuk menghadapi rengekannya tersebut.
1. Si Kecil butuh bantuan Anda
Menurut psikolog asal Texas, AS, Dr. Jessica Michaelson, alasan utama Si Kecil merengek adalah karena ia kelelahan dan membutuhkan bantuan Anda, Moms. Ketika Si Kecil merasa lapar, haus, mengantuk, atau kelelahan, suara manisnya pun berubah menjadi suara rengekan agar ia bisa mendapatkan yang ia butuhkan.
Secara sains, ketika anak merengek, ternyata ia akan cenderung mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya (atau Moms) lebih cepat daripada saat anak tidak merengek. Sejalan dengan ini, penelitian menemukan bahwa seseorang memang lebih mendengarkan suara rengekan dibanding suara ketika berbicara atau menangis yang netral.
Hal yang harus dilakukan: saat anak Anda merengek, tanyakan pada diri Anda apakah Si Kecil haus, lapar, atau kelelahan? Apa tidurnya tidak cukup? Apakah ia sedang sakit gigi? Ingatlah bahwa rengekannya ini adalah pertanda bahwa ia perlu bantuan Anda, Moms.
2. Si Kecil butuh perhatian dan hal-hal positif
Menurut psikolog Becky Bailey, terkadang rengekan Si Kecil merupakan sinyal bahwa ia membutuhkan perhatian lebih dari orang-orang sekitarnya. Ketika Moms menyadari anak Anda menjadi sangat cengeng, berarti ia perlu waktu yang lebih intim dengan Anda, misalnya dengan membaca buku atau bermain bersama.
Selain itu, sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa ketika Si Kecil sering merengek, ini pertanda bahwa ia sedang berada di lingkungan yang penuh konflik, atau lingkungan keluarga yang negatif. Penelitian lain bahkan menunjukkan bahwa ketika seorang ayah sering melakukan hal-hal negatif, maka anak akan sering menangis dan merengek. sementara ketika ibu melakukan hal-hal negatif, anak cenderung lebih suka bertengkar, atau berargumen.
Hal yang harus dilakukan: ketika anak merengek, redakan dulu emosi Anda, lalu habiskan waktu bersama Si Kecil, dan buatlah suasana lingkungan keluarga yang baik.
3. Si Kecil ingin meluapkan perasaannya
Merengek merupakan cara Si Kecil untuk mengeskpresikan rasa sedih dan kekecewaannya. Dalam hal ini, menurut Janet Lansbury, pengajar anak usia dini, Moms perlu menerima dan mendukung apa yang dirasakan anak-anak, bukan malah memarahinya maupun mengendalikan rengekan atau tangisannya.
Hal yang harus dilakukan: Ingatlah bahwa tangisannya ini merupakan ekspresi wajar seseorang yang merupakan bagian dari perkembangan perasaannya, yang harus disikapi dengan cara yang baik.
4. Pengaruh temperamennya
Setiap anak memiliki temperamen yang berbeda-beda. Menurut sebuah penelitian, ada tiga jenis temperamen, yaitu easy (suasanya hatinya positif), active, dan slow to warm (contohnya anak pemalu).
Hal yang harus dilakukan: Karena perbedaan temperamen inilah, tak heran setiap anak memiliki cara masing-masing dalam menghadapi kondisi baru atau kondisi yang berubah yang bisa menyebabkannya merengek saat menghadapinya. Sebaiknya Moms perlu tahu bagaimana temperamen anak agar lebih mudah menenangkannya ketika merengek atau menangis.
5. Merengek dijadikan senjata untuk mendapatkan sesuatu
Si Kecil akan mengulangi perilaku tertentu seperti merengek untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Misalnya, bila Moms mengabulkan apa yang ia minta saat merengek, ia akan melakukan hal itu lagi di lain waktu untuk mendapatkan hal yang diinginkan. Jadi rengekan ini menjadi senjata baginya untuk bisa mendapatkan hal, benda, atau makanan yang ia inginkan.
Hal yang harus dilakukan: Bersikaplah tegas pada Si Kecil. Moms tak perlu selalu mengabulkan hal yang ia inginkan untuk membuatnya berhenti merengek, misalnya memberi waktu tambahan saat ia main games, membelikannya mainan saat di supermarket, atau membiarkannya tidur larut malam. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)