Bayi baru lahir (newborn) diketahui memiliki daya tahan tubuh yang belum sempurna. Oleh karenanya, orangtua menjadi ekstra hati-hati terhadap serangan kuman patogen. Seperti dilansir M&B Australia, studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Leucocyte Biology memaparkan fakta mengapa newborn rentan terkena virus. Salah satunya, karena mereka belum memiliki protein tertentu yang berfungsi untuk melindungi tubuh mereka. Untuk mengidentifikasi hal tersebut, para peneliti membandingkan sel darah putih atau leukosit di dalam tali pusat newborn dengan leukosit yang ada di dalam tubuh orang dewasa.
Dilaporkan bahwa protein yang melawan virus, yang dikenal dengan toll-like receptor 3 (TLR3), tidak terdapat di dalam leukosit newborn. Protein tersebut bekerja membersihkan sel-sel di dalam tubuh yang terinfeksi virus dengan cara menyiagakan sistem kekebalan tubuh, yang kemudian akan menghilangkan infeksi virus yang masuk. Tanpa TLR3, sel imun newborn tidak mampu mengenali dan bereaksi terhadap beberapa virus, khususnya herpes simplex virus (HSV).
“Studi ini membantu kami untuk memahami bagaimana sistem imun dasar pada bayi yang baru lahir, yang kami yakin akan memberikan kontribusi di masa mendatang untuk mengembangkan penanganan dengan terapi,“ ungkap Lucija Slavica, salah satu ilmuwan dari Department of Rheumatology and Inflammation Research Universita Gothenburg di Swedia.
Studi ini pun sudah diterima di dalam komunitas ilmiah dan meraih Nobel 2011, karena berhasil menemukan bagaimana cara sistem kekebalan tubuh mengenali mikroba. John Wherry, Ph.D dalam Journal of Leucocyte Biology menyebutkan bahwa laporan ini sangat penting, terutama untuk para orangtua baru kalau bayi rentan terkena infeksi. Hal ini dapat menjadi acuan inovasi terapi-terapi baru dalam dunia medis. (Sagar/DMO/Dok. M&B)