Saat ini masalah krisis air bersih sudah menjadi isu global yang perlu mendapat perhatian khusus dari seluruh lapisan masyarakat. Air yang merupakan salah satu zat yang sangat dibutuhkan tubuh manusia semakin menipis ketersediaannya dan tentunya akan berdampak terhadap kesehatan setiap orang.
Sebagai salah satu bentuk kontribusi untuk mengatasi krisis air bersih, Murniwati Harahap, aktivis pemulihan hutan bakau di PIK, dan Erna Witoelar selaku Ketua Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara (GPTP), dalam acara talkshow dan media gathering bertema “Tupperware Women For Mangrove – Fun Walk 2014“ pada Kamis (13/03) di Jakarta, memberikan beberapa tips bagi Moms yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan rumah tangga untuk menghemat ketersediaan air bersih.
1. Jangan buang air bekas cucian
Mungkin kita tidak menyadari kalau air bekas cuci beras atau buah dan sayur dapat digunakan. Murniwati menyebutkan bila setelah mencuci beras atau bahan makanan, air jangan langsung dibuang dan bisa berfungsi untuk menyiram tanaman. Jadi, kita tidak perlu menggunakan air bersih untuk menyiram halaman rumah dan tanaman yang ada.
2. Perhatikan keran air
“Selalu tutup keran air bila tidak dipakai,“ pesan Erna Witoelar. Matikan keran air saat Anda sedang memakai sampo, sabun, atau menggosok gigi. Hal ini pun berlaku untuk Anda yang menggunakan shower di rumah. Selain itu, sebaiknya jangan memutar keran air dalam volume paling besar agar air yang mengucur saat mencuci peralatan makan dan minum tidak terlalu banyak terbuang.
3. Pilih toilet ramah lingkungan
Erna Witoelar menjelaskan, saat ini banyak peralatan mandi yang ramah lingkungan, salah satunya yaitu toilet. Ia menyarankan untuk memilih toilet yang tidak menggunakan terlalu banyak air.
4. Menampung air hujan
Bila hujan turun, Anda bisa menyiapkan beberapa ember dan menampung airnya. Air hujan dapat Anda gunakan untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan Anda. Sehingga tidak perlu mengurangi ketersediaan air bersih, bukan? (Sagar/DMO/Dok. M&B)