BABY

7 Penyakit yang Sering Terjadi pada Bayi Baru Lahir



Moms pasti tahu kalau bayi baru lahir atau newborn belum memiliki daya tahan tubuh sebaik Anda. Akibatnya, ia pun rentan terserang beberapa jenis penyakit atau masalah kesehatan. Untuk meningkatkan kewaspadaan Anda, yuk ketahui penyakit-penyakit yang rentan terjadi pada bayi baru lahir berikut ini.

1. Sakit kuning

Bayi kuning atau jaundice memang merupakan masalah kesehatan anak yang sangat mengkhawatirkan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit kuning pada bayi baru lahir (atau yang dalam istilah medis disebut ikterus neonatorum) ini terjadi pada 60 persen bayi cukup bulan, dan 80 persen pada bayi kurang bulan.

Menurut IDAI, ikterus adalah pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit, yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin. Jika masalah ini tidak ditangani dengan cepat, maka bilirubin bisa menumpuk pada otak bayi dan menyebabkan kerusakan otak, kondisi ini disebut kernikterus.

Baca juga: Bayi Kuning, Cukup Dijemur Saja atau Harus Dirawat?

2. Kolik

Kolik merupakan kondisi yang digambarkan dengan Si Kecil menangis berlebihan selama sedikitnya 3 jam dalam sehari, 3 hari seminggu, dan 3 minggu berturut-turut. Periode terjadinya kolik paling parah biasanya saat bayi berusia 6-8 minggu, dan menghilang dengan sendirinya pada usia antara 8 dan14 minggu. Kondisi kolik sendiri sebenarnya berbeda dengan bayi yang sedang rewel.

Biasanya, bayi yang tengah mengalami kolik akan memiliki tanda-tanda: jadwal menangis yang bisa diprediksi, menangis secara intens dan tidak dapat diredakan, menangis tanpa alasan jelas, dan terjadi perubahan postur (kaki melingkar, tangan mengepal, otot perut mengencang).

3. Gangguan pernapasan

Kondisi ini muncul ketika terjadi sumbatan di saluran napas bayi dan menyebabkan gangguan pernapasan. Pada bayi, kondisi seperti ini mungkin bisa membuat tubuhnya berubah warna menjadi kebiruan karena kurang oksigen. Butuh beberapa jam buat bayi baru lahir untuk bisa menguasai pelajaran bernapas dengan normal dan sempurna. Ketika ia sudah lancar bernapas, warna kebiruan di tubuhnya pun perlahan kembali normal.

4. Ruam popok

Ruam popok atau diaper rash adalah kondisi kulit bayi di area pemakaian popok yang terlihat memerah, panas, gatal, dan bengkak. Beberapa penyebab ruam popok adalah jarang mengganti popok hingga mengiritasi kulit, popok terlalu ketat, dan adanya infeksi bakteri dan jamur.

5. Anemia

Bayi yang lahir dari ibu yang anemia umumnya juga mengalami anemia. Ini adalah kondisi kesehatan di mana tubuh kekurangan sel darah merah dan jumlahnya tidak sesuai dengan usia Si Kecil. Artinya, kadar oksigen di peredaran anak juga rendah dan darahnya mengental. Kondisi ini cukup sering terjadi dan butuh penanganan serius juga segera.

6. Infeksi telinga

Berdasarkan National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, 5 dari 6 anak menderita infeksi telinga ketika mereka di bawah usia 3 tahun. Infeksi telinga mudah terjadi pada anak karena memiliki bentuk tuba eustachius lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal daripada milik orang dewasa. Bentuk tersebut yang menyebabkan cairan dari tenggorokan dan telinga yang mengandung bakteri dapat lewat dengan mudah dan mencapai telinga tengah.

7. Muntah

Muntah dan gumoh pada bayi tentunya berbeda ya, Moms. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gumoh merupakan keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu. Gumoh normal terjadi sampai bayi berusia 1 tahun. Volume susu yang mengalir keluar dari mulut bervariasi, umumnya 1-2 sendok makan.

Sedangkan pada muntah, isi lambung bayi keluar secara paksa dan Si Kecil terlihat berusaha untuk bisa mengeluarkan susu. Saat muntah juga ia akan terlihat mengejan, tidak nyaman, atau rewel. Muntah dapat merupakan gejala tanda penyakit refluks (gastroesphageal reflux disease), sumbatan usus, infeksi telinga, infeksi usus, infeksi paru, radang otak, atau alergi protein. Konsultasikan dengan dokter anak jika bayi sering muntah, terlebih jika disertai keluhan lain. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)