Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Penyakit ini menular melalui udara, sewaktu Si Pengidap batuk, bersin, meludah, atau berbicara. Kuman TBC dapat keluar melalui percikan dahaknya dan dapat terhirup oleh orang sekitarnya. Organ yang diserang tidak hanya paru-paru, tetapi juga dapat menyerang tulang, ginjal, dan sebagainya.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Muhammad Arifin Nawas, Sp.P(K), MARS, menjelaskan, beberapa gejala umum yang muncul apabila seseorang terjangkit TBC adalah demam, menggigil, berkeringat pada malam hari, nafsu makannya menurun, berat badan menurun, dan badan cepat lelah. Untuk kasus TBC paru-paru, ada indikasi yang sangat khas, yaitu batuk berdahak dalam waktu yang lama (sekitar 2 - 3 minggu), nyeri dada, dan batuk berdarah.
Disebutkan, OAT merupakan obat utama dalam pengobatan TBC. Selain diberikan OAT pada pengidap, obat herbal juga dapat diberikan sebagai obat komplementer. Penelitian yang dilakukan di RS Persahabatan, Jakarta, melibatkan total responden 100 pengidap, yang dibagi menjadi 2 kelompok, ternyata mendapatkan hasil bahwa kombinasi ekstrak mengkudu dan jahe merah juga efektif sebagai pengobatan TBC. Penelitian dilakukan menggunakan terapi OAT dengan kombinasi ekstrak mengkudu dan jahe merah, serta OAT dengan plasebo.
Hasil penelitian tersebut menyimpulkan, dalam waktu kurang atau sama dengan 6 minggu, kelompok kombinasi mengkudu dan jahe merah mengalami konversi lebih cepat dibandingkan kelompok plasebo. Percepatan konversi ini dapat mengurangi penularan TBC.
Dari hasil penelitian tersebut disarankan, suplemen kombinasi ekstrak mengkudu dan jahe merah dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada pengidap yang sedang menjalani pengobatan sesuai panduan TBC nasional. Namun, masih diperlukan penelitian lanjutan dengan jumlah subjek yang lebih besar dan pemeriksaan status imunologi yang lebih lengkap. (Aulia/DMO/Dok. Freedigitalphotos)