Moms mungkin sudah familiar dengan istilah sugar rush, yakni kondisi anak setelah mengonsumsi gula. Makanan manis dan bergula diyakini dapat membuat anak menjadi hiperaktif dan sangat berenergi, sehingga konsumsi gula dan perilaku yang buruk sangat berkaitan satu sama lain, termasuk memengaruhi kualitas tidurnya.
Sugar rush adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan setelah anak mengonsumsi makanan yang mengandung gula. Pada kondisi ini, para peneliti menduga bahwa energi yang dimiliki anak akan langsung melonjak, sehingga anak cenderung akan menjadi sangat aktif.
Sugar rush seringkali dijadikan kambing hitam bila Si Kecil menolak tidur atau tidur di jam yang tidak seharusnya. Lalu, sebenarnya apakah benar sugar rush menyebabkan anak menjadi kesulitan tidur? Simak penjelasannya berikut ini, Moms!
Belum Terbukti
Menurut Pediatric Sleep Council, pengaruh konsumsi gula tidak membuat anak terjaga dan kesulitan tidur. Memang gula dapat menyediakan energi yang dibutuhkan oleh tubuhnya, tapi belum ada bukti saintifik yang menemukan keterkaitan langsung gula dengan masalah susah tidur.
Dalam sebuah penelitian yang dimuat di New England Journal of Medicine tahun 1994, para peneliti tidak menemukan adanya perubahan perilaku pada fungsi otak anak setelah mengonsumsi banyak gula. Sebaliknya, ada beberapa hal lain yang patut dipertimbangkan sebagai penyebab hiperaktif pada anak, seperti temperamen, gangguan emosi, gangguan ADHD (Attention Deficit-Hyperactive Disorder), dan masalah tidur. Anak yang kelelahan akibat sulit tidur akan menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Bila Si Kecil mengalami hari dengan stimulasi yang berlebihan, baik tanpa gula maupun dengan asupan gula yang berlebihan, maka ia tetap dapat mengalami kesulitan tidur. Gula sendiri tidak terbukti menyebabkan hiperaktif dan sulit tidur, sehingga bila Anda meragukan hal ini pada Si Kecil, maka konsultasi dengan dokter merupakan langkah yang tepat.
Walau begitu, melansir Sleep, konsumsi gula dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang. Mengonsumsi gula berlebihan maupun konsumsi gula yang tidak teratur dapat menyebabkan gula darah tidak stabil, sehingga dapat berujung pada berbagai masalah tidur, seperti tidur yang tidak nyenyak, mudah mengantuk, dan tidak berenergi setelah bangun.
Penuh Perdebatan dan Mitos
Hingga hari ini, fenomena sugar rush dan keterkaitannya dengan gangguan perilaku pada anak masih diperdebatkan oleh para ahli. Awal mulanya, pada tahun 1973 disebutkan bahwa anak yang memiliki ADHD perlu menghindari makanan dengan zat aditif dan pemanis buatan untuk menghindari gangguan perilaku yang semakin berat.
William Sears, dokter anak dan penulis buku The Family Nutrition Book, menyebutkan bahwa beberapa anak dapat lebih sensitif terhadap gula dibandingkan anak lainnya. Teori ini kemudian menjadi salah satu alasan mengapa setiap anak dapat memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap gula. Ada anak yang menjadi hiperaktif, tapi ada pula yang tidak begitu terlihat.
Walau begitu, The American Dietetic Association (ADA) tidak menemukan bukti ilmiah yang menunjukkan sugar rush dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif. ADA menyebutkan bahwa kondisi lingkungan dan suasana anak dapat menjadi alasan utama mengapa anak menjadi hiperaktif. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)