Siapa yang tidak ingin anaknya menjadi anak kreatif? Ya, memiliki anak yang kreatif pasti menjadi idaman setiap orang tua. Selain kecerdasan, kreativitas juga penting untuk menunjang tumbuh kembang Si Kecil. Kreativitas jadi bagian tak terpisahkan dalam proses pendidikan anak. Dengan kreativitas, Si Kecil mampu memecahkan berbagai masalah, berani mencoba berbagai hal baru, dan bahkan berpikir out of the box.
Bisa dibilang, kreativitas merupakan modal untuk keberhasilan dan kesuksesan anak di masa depan, apa pun nanti bidang yang akan ditekuninya. Karena itu, kreativitas merupakan salah satu potensi anak yang perlu dikembangkan sejak dini. Bagaimana ya, mengasah kreativitas dan membuat Si Kecil jadi anak yang kreatif? Ikuti beberapa tips berikut ini, Moms!
1. Memberi contoh
Sebuah studi terbaru menemukan fakta bahwa orang tua yang sangat kreatif memiliki anak yang juga kreatif. Namun, studi lain mengungkapkan bahwa genetika hanya menyumbang sebagian kecil dari kreativitas. Si Kecil belajar menjadi kreatif karena melihat orang tuanya yang juga kreatif. Caranya cukup mudah, contohnya jika Anda memiliki kardus bekas yang banyak, lipat dan bentuklah menjadi sebuah dapur mini untuk Si Kecil. Tambahkan kompor mainan agar Si Kecil bisa menikmati permainan tersebut.
2. Beri kesempatan anak bermain dan bereksplorasi
Bermain bisa menjadi media untuk mengembangkan kreativitas anak. Untuk itu, sediakan berbagai macam mainan untuknya. Anda bisa membelinya (tidak harus mainan yang mahal), membuat sendiri dengan bahan-bahan yang ada, atau menggunakan peralatan di rumah, dan bermain role play.
Selain itu, beri ia kesempatan untuk bereksplorasi dengan bermain di luar rumah, mengenal alam, dan bermain dengan kawan-kawannya. Lewat cara itu anak akan kaya pengalaman dan terbiasa berinteraksi dengan lingkungan yang akan membuatnya belajar banyak hal, termasuk belajar menyelesaikan masalah.
3. Hindari larangan
Larangan bisa menghambat perkembangan kreativitas anak. Misalnya, hanya karena khawatir tangan dan kausnya kotor, Moms melarang Si Kecil bermain tanah. Padahal jika tangan dan kausnya kotor, Anda bisa mencucinya hingga bersih kembali.
Alih-alih melarangnya menggunakan gunting saat mengerjakan art & craft karena takut melukainya, Moms bisa berikan Si Kecil gunting anak yang lebih aman untuknya. Jika Si Kecil ingin bermain perosotan di tangga, sedangkan hal tersebut sangat berbahaya, Anda bisa mengajaknya untuk bermain perosotan di taman.
Baca juga: 7 Cara Mudah untuk Meningkatkan Kecerdasan Kognitif Balita
4. Berikan pertanyaan kreatif
Cobalah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mendorongnya untuk berpikir kreatif, misalnya "Adik tahu enggak, mainan yang baru kita beli itu, bagaimana menyalakannya?" Atau saat ia bertanya ketika sedang menonton tv, kenapa kucing senang mengejar tikus, Moms jangan sekadar memberikannya jawaban, tapi Anda bisa coba bertanya balik, "Menurut Adik, kenapa?" Dengan begitu ia akan mencoba memikirkan jawabannya sendiri. Dan jika jawabannya benar, berilah ia pujian.
Atau jika ia bertanya dan Moms tidak tahu jawabannya, daripada berusaha menerka-nerka, ajak Si Kecil untuk bersama-sama mencari jawabannya. Mungkin saja selain mendapatkan jawaban yang benar, ia bisa memperoleh informasi lain yang menarik untuknya.
5. Biasakan membaca buku
Dengan menyediakan waktu khusus untuk membacakan buku buat Si Kecil, Anda sekaligus melatih imajinasinya dan mengembangkan kreativitasnya. Walaupun balita Anda belum bisa membaca, Moms bisa minta Si Kecil "membaca" sendiri buku tersebut, dan biarkan ia mengira-ngira sendiri apa kalimat yang ada di buku tersebut.
6. Jangan memaksanya
Mulailah memperhatikan apa yang disukai anak, dan jika sudah mengetahui, mulailah mengasahnya sejak dini, misalnya membelikan krayon serta kertas gambar jika anak senang menggambar dan mewarnai. Dengan demikian, kemampuan dan kreativitasnya akan terasah dengan baik.
Namun, jika ia belum menunjukkan bakat atau kreativitas, tidak perlu memaksa, karena semua butuh proses dan waktu. Yang bisa Moms lakukan adalah terus memancing agar kreativitasnya keluar, seperti mengajaknya bermain atau melakukan aktivitas bersama. Yang penting ia melakukannya dengan senang dan antusias. (M&B/SW/Foto: Freepik)