Siapa sangka bahwa kecerdasan anak ternyata dipengaruhi oleh kesehatan saluran cernanya? Ya, jika sebelumnya kita masih memiliki pemahaman bahwa otaklah yang mengatur sistem metabolisme tubuh, termasuk sistem pencernaan, namun kini, ada temuan baru yang mengungkapkan, ada komunikasi 2 arah antara otak dan saluran cerna, yang disebut dengan gut-brain axis.
Konsep ini disampaikan oleh Dr. dr. Ahmad Suryawan, Sp.A(K) dalam acara peluncuran modul pendidikan bertajuk "Happy Tummy Council" yang digelar hari ini (3/4) di Jakarta, bekerja sama dengan Nestle Indonesia. "Saluran cerna anak perlu dijaga untuk mendukung pertumbuhan otak yang optimal," ujar Ketua Divisi Tumbuh-Kembang Anak RSUD Dr. Soetomo/FK Unair Surabaya ini. Usia 0-6 tahun merupakan periode kritis bagi perkembangan otak seorang anak. Ketika anak berusia 2 tahun, maka ia sudah memiliki 80 persen otak orang dewasa, sedangkan anak usia 2-6 tahun memiliki 95 persen otak orang dewasa. Dengan demikian, orangtua perlu memahami bahwa 6 tahun pertama kehidupan merupakan periode yang menentukan keberhasilan tumbuh-kembang jangka panjang seorang anak.
Untuk mendapatkan pertumbuhan otak yang optimal, orangtua dapat memulainya dengan menjaga saluran cerna anak. "Pemberian ASIX bagi bayi usia 0-6 bln merupakan salah satu bentuk upaya ini, mengingat ASI kaya mikroflora sehat, seperti jenis probiotik Lactobacillus reuteri yang bermanfaat untuk saluran cerna," jelas pakar gizi medis Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc dari FKUI. Dengan memiliki saluran cerna yang sehat, anak dapat menyerap nutrisi secara optimal dan menggunakannya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang optimal.
Saluran cerna tidak hanya berfungsi untuk menampung nutrisi, tetapi juga mampu memengaruhi sinyal di otak melalui mikrobiota usus. Jadi, saluran cerna yang sehat sangat memengaruhi kerja otak, dan sebaliknya, otak juga mengirim sinyal ke saluran cerna. Bila anak merasa gugup dalam menghadapi suatu tes, maka ia sering merasa mual dan mulas. Inilah salah satu contoh yang bisa menjelaskan komunikasi 2 arah, gut-brain axis.
Karena itu, orangtua hendaknya membuat suasana makan menjadi menyenangkan dan memperhatikan betul menu makan harian anak. Mikrobiota dari sumber-sumber makanan alami, juga asupan asam folat, vitamin B12, C, dan E, merupakan jenis makanan yang mendukung perkembangan otak anak. Selain itu, orangtua juga perlu memperhatikan makanan rendah lemak, gandum utuh, dan kacang-kacangan, yang mendukung optimalnya perkembangan otak anak. (Dian/Dok. M&B)