BABY

6 Trik untuk Bantu Anda Mengukur Temperatur Bayi



Ketika temperatur atau suhu tubuh Si Kecil naik, tak sedikit orang tua langsung merasa panik kemudian mengukur temperatur tubuh bayinya menggunakan termometer karena takut Si Kecil mengalami demam.

Untuk mengukur temperatur tubuh bayi, biasanya Moms akan menggunakan termometer air raksa maupun termometer digital. Jenis termometer digital yang dapat digunakan antara lain adalah Rectal Thermometer (digunakan melalui anus), Oral Thermometer (digunakan melalui mulut), Tympanic Thermometer (digunakan melalui telinga), Axillary Thermometer (melalui ketiak), dan Temporal Artery Thermometer (melalui kening).

Namun, mengukur temperatur tubuh bayi ini memiliki tantangan tersendiri. Diperlukan trik khusus agar Si Kecil dapat bekerja sama saat dilakukan pengukuran, serta agar temperatur yang terukur hasilnya benar-benar akurat. Yuk, ikuti panduan mengukur temperatur bayi M&B berikut, Moms!

Termometer air raksa/Hg (Hydraargryum)

Termometer konvensional ini bentuknya menyerupai pensil dengan air raksa sebagai penanda pengukuran. Sebelum menggunakannya, kibaskan termometer beberapa kali hingga air raksa turun ke angka nol agar pengukuran akurat. Lakukan pengukuran secara hari-hati agar tidak pecah. Jika pecah, air raksa yang keluar dan bersifat racun ini akan membahayakan Si Kecil. Jika keadaan mengharuskan Anda menggunakan termometer ini, hindari menggunakannya melalui mulut. Hal ini untuk mencegah risiko pecah lantaran digigit Si Kecil.

Termometer digital

Selain termometer konvensional tersebut, termometer digital sering menjadi pilihan Moms untuk mengukur temperatur tubuh Si Kecil. Termometer jenis ini memiliki beberapa variasi model berdasarkan cara penggunaannya. Berikut beberapa jenis termometer digital yang secara umum digunakan serta trik menggunakannya.

• Melalui Telinga (Tympanic Thermometer)

Termometer ini digunakan dengan cara memasukkan ujung termometer yang berukuran kecil ke dalam telinga Si Kecil. Sebelum menggunakannya, tarik dengan lembut daun telinga Si Kecil ke belakang untuk memudahkan Anda mengarahkan termometer masuk ke telinganya. Lalu masukkan dengan hati-hati termometer ke dalam saluran telinga Si Kecil. Baca hasilnya setelah bunyi "bip".

Termometer ini cocok digunakan untuk bayi usia tiga bulan hingga satu tahun. Untuk memudahkan pengukuran, gunakan pada saat Si Kecil sedang tidur. Namun, termometer ini cenderung sulit digunakan pada bayi yang terlalu kecil karena saluran telinganya masih sangat sempit. Hal ini dapat menyebabkan hasil pengukuran kurang akurat. Lapisan lilin di dalam telinga bayi juga dapat memengaruhi tingkat akurasi.

• Melalui Kening (Temporal Artery Thermometer)

Termometer jenis ini sangat mudah digunakan. Cukup dengan menempelkan strip termometer ke kening Si Kecil. Sebelum pemakaian, pastikan wajah Si Kecil dalam keadaan kering agar hasil pengukuran akurat. Lepas lapisan penutup strip, lalu tempelkan strip ke dahi Si Kecil. Tunggu hingga 15 detik hingga terjadi perubahan warna pada salah satu jenis temperatur. Bersihkan strip termometer dengan cara mengelapnya sebelum menggunakannya kembali.

• Melalui Ketiak (Axillary Thermometer)

Selain sangat mudah digunakan, termometer ini juga mudah didapat. Sebelum menggunakannya, lepaskan baju Si Kecil terlebih dahulu agar termometer langsung menyentuh kulit bayi dan pastikan ketiaknya dalam keadaan kering. Letakkan ujung termometer pada ketiak Si Kecil kemudian rapatkan lengannya. Tunggu sekitar 20 detik hingga muncul angka pada layar termometer.

• Melalui Dubur (Rectal Thermometer)

Sebelum digunakan, oleskan baby lotion pada ujung sensor termometer. Telungkupkan Si Kecil melintang di atas pangkuan Anda, kemudian masukkan ujung sensor termometer sedalam 2,5 cm selama beberapa saat sampai terdengar bunyi bib.

• Melalui Mulut (Oral Thermometer)

Termometer ini berbentuk empeng yang secara khusus digunakan melalui mulut. Ujungnya yang seperti dot membuat Si Kecil nyaman saat Anda mengukur temperatur tubuhnya. Termometer ini cocok digunakan pada bayi yang baru lahir. (M&B/Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)