Tingginya lalu lintas manusia antar daerah, bahkan antar negara, ternyata turut meningkatkan risiko penularan berbagai penyakit mematikan. Fenomena penularan penyakit tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui vaksinasi, yang dapat membentuk sistem kekebalan tubuh seseorang terhadap penyakit, guna mencegah beragam penularan penyakit yang dapat menjangkiti siapa pun, kapan pun, dan dimana pun.
Menurut Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P., MARS, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, banyak kasus penyakit yang berhasil diturunkan angka penderitanya di Indonesia berkat imunisasi dan vaksinasi. “Berita bahagia yang terbaru, Indonesia kini telah berhasil menerima predikat sebagai negara bebas polio dari WHO, sejak Maret 2014 lalu. Selain itu, angka kematian akibat malaria juga menurun sebanyak 90 persen, meskipun saat ini masih banyak terjadi di Indonesia Timur,” ungkap Prof. Tjandra dalam seminar media Rabu (23/04) lalu.
Ia juga menambahkan, beberapa jenis penyakit lainnya yang juga berhasil mengalami penurunan di Indonesia berkat vaksinasi, antara lain, rabies, diare, kusta, pneumonia, antraks, demam berdarah, chikungunya, dan kaki gajah.
Pada bayi, umumnya terdapat 5 imunisasi pokok untuk mengurangi angka kematian bayi, yaitu polio, campak, hepatitis B, BCG, dan DTP. Sementara itu, untuk orang dewasa imunisasi atau vaksinasi juga tetap diperlukan untuk mencegah penyakit-penyakit lain yang sangat mungkin tertular, seperti vaksinasi meningitis, influenza, dan hepatitis A. Umumnya, vaksinasi ini diperlukan saat seseorang akan melakukan suatu perjalanan jauh, seperti ke luar negeri. Vaksinasi ini dilakukan tidak saja untuk melindungi diri mereka sendiri agar terbebas dari virus, tetapi juga teman dan keluarga terdekat, dengan memastikan bahwa mereka tidak membawa virus apa pun saat kembali ke tanah air.
Menurut Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD., KAI, dari Divisi Alergi Imunologi Klinik, FKUI RSCM, vaksinasi bisa dilakukan di beberapa rumah sakit dan perlu dilakukan secara berkala. “Efektivitas vaksinasi memang tidak 100 persen, jadi memang masih tetap ada risiko terkena. Umumnya, hanya 70-90 persen memberikan perlindungan. Itu pun tergantung sistem imun seseorang. Makin kuat sistem imunnya, makin kecil risiko ia tertular suatu penyakit. Tetapi, paling tidak ada perlindungan dan tidak benar-benar bedrest, dibandingkan orang yang tidak mendapat vaksinasi sama sekali. ” ungkapnya.
“Sebagian besar masyarakat menganggap imunisasi yang dilakukan saat kecil sudah cukup. Padahal, makin bertambahnya usia, sistem imun semakin menurun. Itu sebabnya perlu dilakukan vaksinasi kembali dalam beberapa waktu,” tutup dr. Iris. (Aulia/OCH/dok.M&B)