BABY

Ajak Bayi Main di Luar Ruang, Ini Manfaatnya buat Si Kecil



Moms, yuk, Ajak Si Kecil bermain di luar ruang. Alasan takut kotor dan ketakutan lainnya karena mengajak Si Kecil bermain di luar ruang tampaknya harus dienyahkan. Karena di balik mengajak Si Kecil bermain di luar ruang, ada manfaat besar bagi perkembangannya, lho! Tidak perlu jauh-jauh, halaman rumah Anda juga bisa jadi arena bermain bayi Anda, Moms.

"Bermain di luar ruang sangat baik untuk perkembangan sosial, emosional, dan kognitif Si Kecil, karena alam memberikan banyak stimulasi bagi pancaindranya," ujar Isabel Hopwood Stephens, guru sekolah alam dan juga penulis buku Outdoor Play for 1-3 Year Old.

Selama tiga tahun pertama, sinaps otak terbentuk dengan begitu cepat. Sinaps ini terbentuk berdasarkan kesempurnaan dari lingkungan sensoris anak. Pengetahuan yang diperoleh dari bermain di luar ruang akan memberikan fondasi pembelajaran sains dan literasi, yang akan menambah perkembangan bahasanya sejak dini. Pengalaman sensoris juga akan memberi kesempatan bagi Si Kecil untuk menceritakannya. Kemampuan ini akan meningkatkan perkembangan sosialnya.

Selain itu, para psikolog di Eropa menjumpai bahwa bila seorang anak tidak bermain di luar ruang dan tidak diizinkan untuk merasakan lutut yang tergores atau luka, mereka bisa mengalami fobia saat dewasa. Anak perlu jatuh beberapa kali untuk belajar bahwa itu adalah hal normal.

Bila orang tua menyingkirkan risiko dari kehidupan anak, mereka akan cenderung mengalami arogansi yang tinggi dan rasa percaya diri yang rendah saat beranjak besar. Moms tidak membutuhkan ruang yang luas untuk mendapatkan manfaat tersebut. Halaman rumah memberikan lebih dari cukup stimulasi. Berikut stimulasi yang bisa diberikan saat bermain di luar:

Kemampuan Motorik

Para psikolog tumbuh kembang anak meyakini bahwa anak belajar tentang dunia melalui interaksi. Hal ini membuat pengalaman yang dimiliki menjadi penting dan menjadi building block bagi pemahaman Si Kecil, yang digunakan untuk membantu berinteraksi dengan dunia.

"Bermain di luar ruang, membuat Si Kecil bisa mempraktikkan banyak hal tanpa henti, seperti ketika menyiram tanaman, mengambil batu, atau memegang ranting dengan beragam bentuk dan ukuran," ujar Isabel. Ranting dan batu memberikan lebih banyak kesempatan bagi Si Kecil untuk memperhalus kemampuannya dalam meraih, memegang, maupun menempatkan objek.

Kemudian, saat Si Kecil mulai merangkak dan berjalan, permukaan yang tidak rata di luar ruang memberikan rentang masalah yang lebih luas untuk diselesaikan, seperti rumput yang panjang, tanah becek, maupun genangan air yang harus dilalui. "Semua ini akan membantu mengembangkan koordinasinya dengan lebih baik daripada sekadar berjalan di permukaan yang datar dan seragam," lanjut Isabel.

Menyelesaikan Masalah

Saat berusia 1 tahun, orientasi Si Kecil sangat sederhana. Contohnya, ia hanya akan menuju benda yang diinginkan dan diambil. Ketika usianya 2 tahun, kemampuan kognitif yang berkaitan dengan pikiran atau menggunakan otaknya untuk melakukan sesuatu, akan berkembang.

Katakanlah, ia mengambil beberapa benda yang diinginkan dan ingin membawanya ke suatu tempat. Suatu waktu, ia akan menyadari terlalu banyak barang yang dibawa. Melalui percobaan, pada akhirnya ia akan belajar bahwa barang-barang tersebut bisa dimasukkan ke dalam keranjang sehingga lebih mudah untuk dibawa.

Untuk bayi, Moms bisa mencoba menstimulasi kemampuan menyelesaikan masalah dengan mengisi objek alam ke dalam keranjang kecil seperti daun, bunga, atau biji-bijian. Lalu, Moms bisa menyembunyikan benda itu dan minta Si Kecil mencarinya.

Berkomunikasi

Berada di luar ruang membuat bayi terpapar dengan begitu banyak sensasi. Ia bisa merasakan embusan angin maupun tekstur tanah. "Artinya, ada kesempatan baginya untuk terpapar dengan kosakata yang baru. Karena ia ingin menggambarkan hal yang dialami, dilihat, didengar, dan dicium." ujar Isabel.

Selain itu, bermain di luar ruang memberikan kesempatan belajar melalui pengalaman dari tangan pertama. Tipe pembelajaran seperti ini jauh lebih dalam dan berarti baginya. Misalnya saja, sewaktu Moms memberikan ranting kepada Si Kecil, ajak ia untuk merasakan teksturnya.

Saat Anda mengatakan, "Rantingnya terasa kasar, ya," kata tersebut, perasaan, dan pengalaman yang dialami, akan terjalin bersamaan dalam otaknya. Contoh lainnya, ketika Anda menunjuk burung yang ada di dahan pohon, Si Kecil tidak hanya mempelajari kosakata baru tetapi juga tentang kesadaran spasial atau ruang. (M&B/SW/Dok. Freepik)