Kata "jerawat" dan "balita" memang terdengar tidak wajar berdiri bersampingan ya, Moms. Namun nyatanya, balita benar-benar bisa memiliki jerawat, lho! Seperti bayi, balita juga bisa memiliki benjolan kulit yang tampak seperti jerawat. Selain itu, baby acne atau jerawat bayi bisa saja bertahan hingga ia balita.
Lalu, apakah yang menyebabkan gangguan jerawat ini terjadi pada balita dan bagaimana cara menanganinya jika Si Kecil mengalami jerawat tersebut? Untuk mengetahuinya lebih lanjut, yuk simak penjelasan berikut ini, Moms!
Gejala Umum Jerawat pada Balita
Jerawat Si Kecil dapat tampak berbeda dibandingkan dengan jerawat pada umumnya. Pada beberapa kasus, ruam juga dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan jerawat. Beberapa gejala yang biasa muncul jika balita memiliki jerawat, antara lain:
• Kulit benjol
• Kulit berwarna kemerahan
• Benjolan yang tampak keras dan berwarna sama seperti kulit (nodul)
• Benjolan keras atau bertumpuk di bawah kulit (kista)
• Benjolan kecil-kecil yang berwarna seperti kulit atau keputihan (whitehead)
• Pori-pori tertutup dan tampak benjol atau berwarna gelap (blackhead)
• Perubahan warna kulit
Jerawat balita bisa muncul pada kulit wajah, telapak tangan, dan punggung. Selain itu, pada wajah, jerawat balita bisa muncul di area mulut, dagu, pipi, dan dahi.
Hormon dan Faktor Penyebab Lain
Jerawat bayi, baby acne, atau infantile acne dapat muncul sejak Si Kecil berusia 6 minggu dan termasuk kasus umum. Biasanya, jerawat bayi akan hilang ketika ia berusia setahun atau dapat bertahan lebih lama dan lebih parah.
Jerawat yang sesungguhnya sangat jarang dialami oleh balita, dan alih-alih berjerawat, Si Kecil mungkin saja memiliki kondisi yang mirip seperti jerawat. Dilansir dari Healthline, ada beberapa faktor penyebab jerawat pada balita, antara lain hormon, permasalahan hormon serius, pori-pori tersumbat, kulit yang sensitif, alergi makanan, perioral dermatitis, serta infeksi virus.
Selain itu, mengutip Mom Junction, terdapat beberapa hal yang bisa memicu gejolak hormon penyebab jerawat balita, yakni konsumsi susu dan produk olahannya, bahan pemicu iritasi seperti bahan kimia yang berbahaya, obat-obatan, perubahan pola makan, serta perubahan hormon dari ASI.
Jika penyebabnya adalah lonjakan hormon, maka biasanya jerawat dimiliki oleh Si Kecil sejak masih bayi dan hilang setelah beberapa waktu. Kondisi ini masih termasuk normal dan tak perlu dikhawatirkan. Sedangkan jika Moms menduga lonjakan hormon sementara bukan penyebabnya, maka Moms perlu konsultasikan dengan dokter karena hal ini bisa menjadi tanda gangguan lain yang berbahaya.
Cara Penanganan yang Tepat
Penanganan jerawat balita perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Beberapa jenis jerawat bisa hilang dengan sendirinya, sedangkan ruam yang tampak seperti jerawat yang disebabkan oleh alergi makanan bisa hilang dengan cara menangani alerginya.
Maka dari itu, diagnosa dari penyebab yang pasti sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah penanganan yang tepat sasaran. Meski begitu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu dan mencegah jerawat pada balita, yakni:
• Hindari menggosok area yang berjerawat dengan handuk.
• Jaga kebersihan kulit dengan air hangat.
• Jangan pencet jerawat.
• Ajari Si Kecil agar tidak memecahkan atau memainkan jerawatnya.
• Jangan gunakan produk perawatan jerawat umum karena bisa berbahaya untuk kulit anak.
• Gunakan sabun serta detergen khusus anak atau yang berformula lembut.
• Hindari produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia berbahaya.
• Jaga pola makan sehat seimbang. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)