Buat Moms yang memiliki bayi, Anda mungkin pernah mengalami saat bayi Anda terkena demam tinggi, Si Kecil mengalami kejang. Ya, kejang merupakan kemungkinan terburuk yang bisa diderita bayi saat ia diserang demam tinggi.
Meskipun begitu, dalam beberapa kasus, bayi pun ternyata bisa mengalami kejang tanpa terkena demam lho, Moms! Durasi kejang biasanya hanya berlangsung sebentar, namun tentu saja hal ini bisa membuat Anda sebagai orang tua sangat khawatir. Apakah kejang ini dipengaruhi keturunan? Apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya?
Penyebab Kejang Tanpa Demam pada Bayi
Kejang sendiri merupakan gerakan otot tubuh yang berkontraksi secara tidak terkendali. Bisa dibilang, kejang menyebabkan fungsi otot tidak bisa dikendalikan oleh tubuh kita. Hal ini disebabkan adanya gangguan ataupun kelainan pada pengendalian sinyal listrik (neurotransmitter) dari pusat saraf otak ke otot-otot tubuh.
Bayi yang mengalami kejang terlihat dari tubuhnya yang menghentak, bergetar, atau bahkan kehilangan kesadaran. Umumnya, bayi yang berasal dari anggota keluarga dengan riwayat kejang bayi memiliki kecenderungan untuk kejang dibandingkan dengan yang tidak.
Nah, kejang tanpa demam yang dialami oleh bayi terjadi pada 0,4 persen populasi anak. Namun, perlu diketahui bahwa kejang tanpa demam tidak dipengaruhi oleh faktor keturunan, Moms. Ada beberapa hal yang menyebabkan bayi mengalami kejang tanpa demam, antara lain:
1. Kelainan pada otak, seperti trauma kepala (terjadi karena Si Kecil pernah mengalami benturan pada kepalanya), perdarahan di otak anak, dan peradangan di otak anak (terjadi karena terkena infeksi virus, misalnya Varicella zoster atau herpes simpleks).
2. Kelainan yang tidak berasal dari otak, seperti gangguan elektrolit (kekurangan kalium), gula darah rendah atau tidak stabil, keracunan, dan mengalami epilepsi.
Cara Mengatasi Kejang Tanpa Demam
Menurut dr. Rouli Nababan Sp.A., harus ada penanganan cepat jika kejang tanpa demam terjadi pada bayi, terutama jika usia Si Kecil di bawah 6 bulan. Hal ini dikhawatirkan muncul karena ada kelainan pada jaringan otaknya. Anda sebaiknya membawa Si Kecil untuk melakukan rekam EEG dan MRI guna mengetahui listrik di otaknya. Lakukan pemeriksaan dengan segera karena ketika kejang aliran oksigen ke otak akan terganggu.
Pertolongan pertama untuk bayi yang mengalami kejang adalah dengan cara:
⢠Baringkan Si Kecil pada bidang mendatar (lantai atau kasur), lalu pindahkan ia ke tempat yang lebih aman hanya jika ia terserang kejang di tempat-tempat yang berbahaya.
⢠Longgarkan pakaian Si Kecil, terutama di sekitar leher, agar saluran napasnya tidak tertutup, dan biarkan sirkulasi udara terbuka lancar.
⢠Buka mulutnya lalu miringkan tubuh bayi supaya jika ada cairan atau sesuatu di mulutnya bisa segera keluar dan ia tidak tersedak.
⢠Jangan memasukkan makanan atau minuman apa pun ke dalam mulut saat bayi mengalami kejang karena hal itu malah dapat menyebabkan sumbatan pada saluran pernapasan Si Kecil.
⢠Setelah kejang berangsur pulih, biarkan ia tidur dan beristirahat. Otak bayi Anda mengalami "korslet" sesaat ketika kejang. Langkah terbaik yang dapat Moms lakukan adalah membiarkannya beristirahat.
Kapan Perlu Segera ke Dokter?
Moms perlu membawa Si Kecil ke dokter segera mungkin jika:
⢠Bayi Anda tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.
⢠Kejang kambuhan terjadi sangat sering.
⢠Kejang pertama berlangsung lebih dari 5 menit.
⢠Kejang susulan terjadi. (M&B/SW/Dok. Freepik)