BABY

Tanda Bahaya Masalah Sosio-Emosional Sesuai Usia Anak



Beberapa tahun pertama kehidupan anak merupakan periode emas, di mana kecerdasan anak berkembang pesat. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), perkembangan pada masa awal kehidupan biasanya dapat dilihat melalui gerak kasar, gerak halus, bahasa, dan personal sosial yang sering dikaitkan dengan perkembangan emosional anak. IDAI juga menyebutkan sekitar 5 hingga 10 persen anak Indonesia diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan.

Nah, untuk mewaspadai hal ini terjadi pada anak Anda, coba cek apakah anak mengalami tanda-tanda masalah dengan kemampuan sosio-emosionalnya. Apa saja tandanya pada anak? Yuk, simak tanda-tandanya sesuai usia anak, seperti informasi yang didapat dari IDAI berikut ini, Moms.

Usia 6 Bulan

Tanda masalah dalam perkembangan sosio-emosional sudah dapat terlihat sejak anak masih bayi lho, Moms. Menurut IDAI, salah satu tanda masalah sosio-emosional pada anak usia 6 bulan adalah jarang senyum atau jarang menunjukkan ekspresi kesenangan lain.

Seperti yang Moms ketahui, bayi mungkin akan tertawa ketika bermain ciluk ba, akan tersenyum ketika bangun tidur melihat wajah Anda, atau terlihat semangat ketika Moms mau menggendongnya. Nah, pada anak 6 bulan yang mengalami masalah sosio-emosional, ekspresi kesenangan tersebut jarang (atau bahkan tidak sama sekali) terlihat.

Usia 9 Bulan

Cara mudah mengenali tanda masalah perkembangan sosio-emosional pada anak 9 bulan adalah memperhatikan apakah ia cukup bersuara atau tidak. Umumnya bayi 9 bulan sudah bisa mengeluarkan berbagai suara sebagai tanda berkomunikasi dengan Anda. Bayi usia 6-11 bulan umumnya sudah bisa meniru suara Anda, bergumam atau babbling, dan bahkan berkomunikasi menggunakan bahasa tubuh. Jika hal-hal tersebut jarang terlihat, maka IDAI mengategorikannya ke dalam tanda bahaya gangguan sosio-emosional.

Tanda lain yang perlu Moms waspadai adalah bayi 9 bulan jarang menunjukkan ekspresi wajah. Di usia ini, seharusnya bayi sudah pintar menunjukkan ekspresi wajah, baik ekspresi sedih, bahagia, atau semangat menyambut sesuatu.

Usia 12 Bulan

Umumnya anak usia 12 bulan sudah mengetahui namanya dan merespons setiap kali Anda menyebutkan namanya. Ia bahkan mulai bisa mengenali nama panggilan dari setiap keluarga terdekat. Misalnya ada yang memanggilnya dengan sapaan Adik, Kakak, dan tentu saja namanya. Jika Si Kecil tidak merespons setiap kali Anda panggil namanya, maka ini bisa jadi tanda bahaya anak mengalami gangguan sosio-emosional.

Usia 15 Bulan

Menurut IDAI, anak di usia ini sudah bisa mengucapkan 3-6 kata dengan arti lho, Moms. Anak mungkin sudah sering mengucapkan berbagai kata atau meniru ucapan Anda, walau ia masih belum mengerti artinya. Jika di usia 15 bulan ini anak Anda belum bisa mengucapkan sepatah kata pun, maka itu merupakan tanda bahaya sosio-emosional pada anak, Moms. Walau tumbuh kembang setiap anak tidak bisa disamakan, namun ada batas-batas wajar yang harus Moms waspadai, seperti batas belum bisa mengucapkan kata ketika anak berusia 15 bulan.

Usia 18 Bulan

Ketika anak sudah berusia 18 bulan, perkembangan kosakatanya meningkat tajam. Jika anak 15 bulan baru bisa mengucapkan 3-6 kata dengan arti, anak 18 bulan mungkin sudah bisa mengucapkan 5-50 kata dengan arti. Kecerdasan ini membuat anak mulai tertarik bermain pura-pura atau pretend play, seperti pura-pura minum dari gelas mainan atau pura-pura sibuk berbicara dengan telepon mainan. Jika anak Anda tidak bisa bermain pura-pura di usia 18 bulan, maka itu merupakan tanda bahaya gangguan sosio-emosional, Moms.

Usia 24 Bulan

Antara usia 18-24 merupakan fase ledakan bahasa, di mana kosakata anak meningkat sangat tajam. Anak pun mulai bisa membuat kalimat yang terdiri atas dua kata, seperti Papa pulang, makan banyak, mau main, dan lain sebagainya. Di usia 2 tahun, sekitar 50 persen bicaranya dapat dimengerti orang lain. Nah, Moms harus ekstra waspada jika anak 2 tahun belum bisa menggabungkan 2 kata yang dapat dimengerti. Jika ini terjadi pada anak Anda, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak pakar tumbuh kembang anak ya, Moms. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)