FAMILY & LIFESTYLE

Saat yang Tepat untuk Berhubungan Seks Usai Keguguran



Keguguran atau kehilangan janin dalam kandungan bisa menjadi pengalaman traumatis bagi seorang wanita. Perasaan sedih dan rasa kehilangan yang begitu besar sering kali tak akan hilang dalam waktu satu atau dua minggu saja.

Di sisi lain, keinginan dan harapan untuk memiliki buah hati tentunya masih ada. Namun, kapan saat yang tepat bagi Moms dan Dads untuk kembali berhubungan seks setelah peristiwa keguguran?

Baca juga: Tanda-tanda Keguguran yang Perlu Diketahui Ibu Hamil

Saat perdarahan berhenti

Secara teori, Anda bisa kembali bercinta dengan pasangan setelah perdarahan yang dialami usai keguguran sudah berhenti. Pada umumnya, perdarahan ini akan terjadi selama dua minggu. Mengapa menunggu hingga perdarahan selesai? Karena jika hubungan seks dilakukan saat perdarahan masih berlangsung, maka hal tersebut akan berisiko meningkatkan infeksi pada rahim.

Namun, tentu saja ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan sebelum bercinta setelah Moms mengalami keguguran, salah satunya adalah faktor emosi sang ibu. Seperti dilansir dari Pregnancy Corner, seorang wanita memerlukan waktu untuk pemulihan, baik secara fisik maupun emosional, usai mengalami keguguran.

Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melalui proses ini adalah 2 minggu hingga 3 bulan. Selama periode ini, Moms akan menjadi lebih sensitif sehingga diperlukan pengertian dari Dads untuk tetap mendukung pasangannya agar bisa lebih cepat pulih.

Saling pengertian

Perlu diketahui, ada kalanya peristiwa keguguran tidak hanya menimbulkan rasa kecewa yang begitu mendalam pada diri Moms. Dads pun bisa saja merasa trauma atas pengalaman tersebut. Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk kembali berhubungan seks, maka Moms dan Dads perlu melakukan beberapa hal berikut ini.

1. Berkomunikasi dengan pasangan

Seperti halnya Anda, Suami Anda pun merasakan emosi ketika istrinya mengalami keguguran. Jadi bicarakan dengan pasangan tentang perasaan sedih yang dialami. Saling berkomunikasi dan mengungkapkan isi hati bisa membantu pemulihan secara emosi. Moms sebaiknya tidak merasa terpuruk sendirian karena Dads juga mengalami kesedihan yang sama.

2. Putuskan kapan siap hamil

Bagi sebagian ibu, pengalaman keguguran bisa membuatnya takut untuk kembali hamil. Biasanya hal tersebut terjadi karena mereka khawatir bakal mengalami hal yang sama. Karena itu, bicarakan dengan Dads tentang kekhawatiran tersebut. Bagi para ayah, Anda perlu memberikan dukungan dan semangat penuh kepada pasangan. Jika rasa trauma tak juga hilang, maka tak ada salahnya jika Anda berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog.

Setelah Anda siap, maka Anda bisa mulai membicarakan soal kapan siap untuk kembali bercinta dan hamil. Pasangan harus dalam kondisi baik secara mental agar bercinta bisa kembali dinikmati dan peluang hamil lebih besar.

3. Pemulihan bersama

Secara fisik, tubuh ibu butuh pemulihan sehingga langsung berhubungan seks setelah keguguran sangat tidak disarankan. Sedangkan secara emosi, baik Dads maupun Moms tentunya merasakan perasaan sedih yang hampir sama besar. Oleh sebab itu, sangat penting bagi Moms dan Dads untuk melakukan pemulihan bersama. Anda bisa merencanakan liburan bersama sebagai salah satu cara untuk mengobati luka perasaan yang dialami karena keguguran.

Peluang untuk kembali hamil

Agar bisa kembali hamil setelah keguguran, sebaiknya Anda menunggu untuk berhubungan seks hingga siklus menstruasi pertama usai keguguran berakhir. Umumnya, butuh waktu sekitar 3 minggu untuk memulihkan kadar hormon setelah keguguran.

Pasalnya, lapisan rahim wanita membutuhkan waktu 3 bulan untuk kembali seperti semula. Sedangkan dilansir dari International Society for Sexual Medicine, rahim dan leher rahim tetap membesar setelah mengalami keguguran.

Baca juga: Benarkah Jadi Susah Hamil Setelah Keguguran? Ini Faktanya!

Kondisi ini mengakibatkan tubuh wanita jadi lebih rentan terhadap infeksi. Inilah alasan Anda perlu menunda berhubungan seks setelah mengalami keguguran. Jika berhubungan seks dilakukan terlalu cepat, maka Moms akan berisiko kembali mengalami keguguran. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)