FAMILY & LIFESTYLE

Punya Anak itu Menyenangkan!



Belum lama ini, Lilou anak saya mendapatkan vaksin terbaru di usia 2 tahunnya. Sembari memberikan hadiah sticker sebagai tanda apresiasi karena Lilou tidak menangis (terlalu lama) saat disuntik, DSA saya berujar sambil tersenyum “Anaknya udah gede ya Bu, sudah pintar sekali. Mending, sekarang diprogram deh buat anak kedua”. Saya sempat terdiam sekian nano detik sebelum akhirnya menjawab sambil tersenyum juga “Iya mau dok, doakan ya!” Saya dapati apa yang saya katakan memang benar, saya tidak berbohong saat mengatakan saya ingin punya anak lagi, adik buat Lilou. Kekhawatiran seperti repot, sudah ketuaan, dan kemahalan tidak (terlalu) saya pikirkan. Seru juga kayaknya nih kalau nambah lagi anggota keluarga. Repotnya sih pasti dobel. Momen-momen deg-degan juga akan berlipat ganda jumlahnya, belum lagi urusan atur pengeluaran, asuransi pendidikan, dan lain lain. Namun itu tidak langsung terpikir. Yang langsung terbayang betapa senangnya pasti seisi rumah dan keluarga menyambut bayi baru, jika memang saya diberkati dengan anak lagi nantinya. Saya rasa, semua orangtua bisa sepakat akan alasannya. Karena, secapai apa pun rasanya di akhir hari, sefrustasi apa pun saat berusaha tenangkan rajukan Si Kecil, sengantuk apa pun saat mesti bangun jam 3 pagi untuk menyusui, sepusing apa pun atur budget sekolah, tidak ada rasa senang seperti senangnya jadi orangtua, dan tidak ada yang lebih menyenangkan daripada bersama anak.

Saya bukan berbicara soal hal-hal mendasar tentang kebahagiaan memiliki anak. Bagaimana menjadi orangtua telah membuat saya ingin dan berusaha menjadi orang lebih baik, juga membuat saya mengerti artinya mencintai tulus sepenuh hati, atau bagaimana memiliki anak bisa membuat kita lebih menghargai hidup. That all goes without saying. Itu semua benar, dan tiap hari saya syukuri. Tapi saya ingin berbicara soal hal-hal kecil dalam keseharian yang bisa kita nikmati karena status ke-orangtua-an kita. Don’t be ashamed to admit we enjoy the privileges. We earn them. We’re raising little humans, so we need all the break we can get.

Saya coba susun list mengenai alasan kenapa punya anak itu menyenangkan, berdasar pengalaman sehari-hari yang saya jalani sebagai working mom. Juga saya gabungkan masukan dari obrolan-obrolan bersama sesama teman Moms. Isinya dari yang agak bercanda, sampai serius, sampai setengah bercanda tapi sebenarnya serius. Yang pasti mereka semua serius menikmati peran orangtua mereka. Demikian daftarnya:

ALASAN KENAPA PUNYA ANAK ITU MENYENANGKAN
1. Anak merupakan alasan terbaik untuk menolak undangan tanpa menyakiti perasaan yang memberikan undangan. Ini mungkin menjadi pembuka rahasia kecil Moms, tapi saya rasa semua bisa saling memaklumi ya. Semua mengerti sesekali kita ingin menghabiskan waktu berkualitas dengan Si Kecil dalam suasana yang intim dan hangat di rumah saja.

2. Juga bisa menjadi alasan tak terbantahkan untuk minta ijin pulang lebih cepat dari kantor. Mom kalau kangen bisa tak tertahankan kan, tidak apa-apa tentunya menciptakan cara untuk bisa lewatkan waktu lebih banyak bersama Si Kecil di rumah. Asalkan pekerjaan beres dan deadline terpenuhi, agar quality time bisa dinikmati dengan tenang.

3. Bisa merasa muda kembali dan merasakan bahagia ala anak kecil lagi saat bermain-main dengan buah hati, misalnya menemani main masak-masakkan di lantai kamarnya. Siap-siap langsung merasa tua lagi saat berdiri dan merasakan sakit pinggang ya.

4. Anda akan menjadi orang yang sangat toleran dan tidak gampang terganggu. Karena sudah terbiasa dengan tingkah anak dengan aksi merajuk/membuang/mengotori/merusak 24/7 , maka gangguan-gangguan kecil tidak akan bermakna apa-apa pada kesabaran Anda. “Kenapa, tiket bioskopnya habis? Ya sudah cari film lain saja”. Santai saja hadapi masalah dan langsung cari solusi, insting yang terasah gara-gara parenting. Hidup jadi lebih menyenangkan!

5. Dapat prioritas di mana-mana! Mulai dari kursi di transportasi umum, antrean masuk lift sampai masuk pesawat terbang, bahkan spot parkir di mall, mengutamakan mereka yang membawa anak kecil. Si Anak sendiri mungkin belum terlalu menyadari status istimewa yang dimilikinya, tapi orangtuanya sih sangat menikmati.

6. Menguasai skill baru. Gara-gara punya anak, banyak Mom yang mendadak menemukan bakat terpendam. Apakah bakatnya tidak jelas seperti saya (bisa makan sangat cepat ala pasukan katak dan bisa memungut benda apa pun menggunakan kaki jari), sampai bakat Moms lain kenalan saya yang fenomenal seperti buat nasi bento atau buat kue ulang tahun. Keren banget kan.

7. Terpacu untuk kreatif. Karena harus selalu menyajikan ratusan cara berbeda tiap harinya untuk menghibur Si Kecil atau untuk sekadar mengalihkan perhatiannya. “Lihat sayang, ada delman tuh, ada kudanya!” ……….. Yak, sekarang tinggal beberapa belas cara lagi untuk menghiburnya selama perjalanan menembus macet ini.

8. Tertawa paling keras dan tulus yang pernah saya rasakan adalah tertawa melihat tingkah si Anak yang lucu dan seringkali, surprising. Kalah deh dengan tertawa nonton acara lawak/stand up comic manapun. Dan momen tertawa lepas ini seringkali terjadi, sehingga hari-hari terasa selalu menyenangkan. Laughter is the best medicine, indeed.

9. Punya obyek foto-foto tak terbatas di manapun untuk upload di sosmed. Semua orangtua pasti memiliki SPA, atau Sindrom Pamer Anak. Tidak apa-apa, sangat dimaklumi dan biasanya malah kita saling menikmati. Ini sekaligus mengkonfirmasi pertanda pasti Anda sudah resmi masuk level “orangtua”, saat timeline Facebook anda isinya antara foto anak Anda atau foto anak-anak teman Anda. Dan gallery di smartphone juga penuh dengan dokumentasi tiap kegiatan anak dari bangun sampai tidur lagi. You get the picture. No pun intended.

10. Bisa ada alasan untuk nonton film-film kartun keren di bioskop atau pergi ke taman hiburan/amusement park dan merasakan lagi serunya jalan-jalan ke kebun binatang. Family friendly entertainment is always fun!

Demikian list yang berhasil saya susun sejauh ini, dan berhasil membuat saya tambah pede untuk menerima ide “memberi adik” untuk Lilou, anak saya. Mungkin juga bisa bantu yakinkan mereka yang masih ragu-ragu untuk miliki anak karena pengalaman melihat anak orang terbatas pada momen tantrum dan melihat betapa lelah dan ngantuk orangtuanya.

Saya yakin list ini masih bisa terus berkembang dan bertambah panjang, jika menggabungkan momen-momen kecil semua orangtua di luar sana, dari yang sedang menikmati tawa anak di tengah rumah berantakan atau sedang menikmati momen nyanyi bareng lagu Barney berulang-ulang di tengah macet. There’s always joy everywhere, if you have joy in your heart.

Saya setuju perkataan Robert Brault “Enjoy the little things, for one day you may look back and realize they were the big things”. Enjoy your little moments and BIG rewards ya Moms. (Cisca Becker/OCH/Dok. M&B)