TODDLER

Kesalahan dalam Mendisiplinkan Anak yang Wajib Anda Tahu



Setiap orang tua tentunya menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi sosok yang mampu bersikap baik dan taat pada peraturan yang diterapkan di rumah, sekolah, atau di mana pun ia berada. Namun mendisiplinkan anak bukan perkara mudah. Sering kali, justru Moms dan Dads melakukan kesalahan yang membuat Si Kecil jadi enggan menuruti perkataan Anda.

Lantas apa saja kesalahan tersebut? Yuk, simak daftarnya berikut ini. Mungkin saja Anda pernah melakukan salah satu di antaranya.

1. Memarahi Anak di Tempat Umum

Anak kerap bertingkah saat berada di tempat umum atau ketika berhadapan dengan orang banyak. Pemicunya bisa beragam. Bisa karena Si Kecil melakukannya secara tidak sengaja atau spontan, atau ia ingin menarik perhatian Anda.

Namun apa pun alasannya, orang tua sangat tidak disarankan untuk memarahi anak saat berada di depan umum. "Hindari mendisiplinkan anak Anda di hadapan orang lain. Saat Anda melakukan hal tersebut, anak mungkin akan lebih fokus mendengarkan omongan orang lain ketimbang apa yang coba Anda beritahu kepadanya," ujar Erica Reicher, Ph.D., penulis buku What Great Parents Do: 75 Simple Strategies for Raising Kids Who Thrive, seperti dilansir Parents.

Sebaiknya, Anda mengajak anak ke tempat yang sepi terlebih dahulu lalu memberitahukan apa yang seharusnya atau tidak sepantasnya dilakukan oleh Si Kecil. Atau jika memang tak bisa menemukan tempat dengan privasi, Anda bisa memberitahu secara sekilas bahwa perbuatan Si Kecil tidak pantas dan meneruskan percakapan tersebut di rumah.

2. Memberikan Instruksi yang Tidak Jelas

Anda heran mengapa Si Kecil selalu saja meletakkan sepatunya di lantai, alih-alih menaruhnya di rak sepatu? Mungkin ia memang tak sepenuhnya mengerti instruksi yang Anda berikan. Terhadap anak balita, Moms perlu memberikan instruksi secara detail. Misalnya, Anda memberitahu anak untuk selalu menaruh sepatunya di lemari sepatu, bukan sekadar menyuruhnya melepas sepatu setelah menggunakannya. Atau ketika Moms mengajak anak play date dengan teman-temannya, alih-alih memintanya hanya untuk bersikap baik, Anda perlu menjelaskan secara detail bahwa Si Kecil perlu bergantian saat main atau berbagi makanan dengan temannya.

3. Menyogok Anak

Menyogok tidak sama dengan memberikan rewards lho, Moms! Tak sedikit orang tua yang menyogok dengan makanan atau mainan sebagai jalan pintas agar sang anak mau menuruti perintahnya. Well, cara ini mungkin akan berhasil. Tapi hanya untuk sementara waktu.

"Menyogok sesungguhnya adalah tindakan memberikan reward atas sikap buruk anak-anak," kata Jeffrey Gardere, Ph.D., salah satu penulis buku Practical Parenting. Jadi, jangan heran jika Si Kecil akan langsung mengamuk ketika ia tidak ingin bergantian memainkan bola dengan temannya. Anak harus belajar bersikap disiplin melalui proses, bukannya karena hadiah yang Anda berikan setiap kali ia menuruti perkataan Anda.

Baca juga: Ini Bedanya Antara Memberi Reward dan Menyogok Anak

4. Tidak Memberikan Alasan

Melarang Si Kecil membuang sampah sembarangan bukan solusi tepat untuk mendisiplinkannya. Bukan sekadar melarang, tapi Anda juga perlu menjelaskan secara singkat alasan mengapa anak tak boleh melakukan perbuatan tersebut. Misalnya, Si Kecil tidak boleh membuang sampah di selokan karena akan menyebabkan saluran air mampat sehingga bisa terjadi banjir.

5. Berteriak

Berteriak kepada anak ketika ia berbuat kesalahan atau melakukan sesuatu yang tidak seharusnya bukanlah cara yang tepat untuk mendisiplinkannya. Anak tak akan menyerap perkataan Anda yang diucapkan dengan nada tinggi atau dengan amarah. Sebaliknya, hal itu akan membuatnya kesal. Jadi Moms perlu menenangkan diri sebelum menasihati Si Kecil bahwa perbuatannya tersebut tidak baik dan memintanya untuk tidak mengulanginya lagi.

6. Mengurangi Kasih Sayang

Seperti telah disebutkan sebelumnya, anak-anak bertingkah karena banyak alasan. Di usianya, mereka masih minim kemampuan mengontrol diri. Mereka juga gemar menguji sejauh mana batasan antara yang bisa dan tidak bisa dilakukan. Dan tentunya, anak-anak bertingkah karena menginginkan perhatian Anda.

"Banyak perilaku buruk anak merupakan bagian dari eksplorasi mereka tentang cara mendapatkan apa yang diinginkan, entah itu perhatian, tambahan waktu bermain, atau sekadar menginginkan es krim. Jangan anggap hal sebagai masalah pribadi dan membuat Anda mengurangi kasih sayang kepadanya," jelas Dr. Reischer.

Tetap tunjukkan rasa kasih sayang Anda kepada anak meski ia bertingkah. Di sisi lain, pastikan Si Kecil juga tahu Anda tidak menyukai perbuatan buruk yang dilakukannya sehingga ia tak mengulanginya lagi.

7. Mempermalukan Anak

Tanpa disadari, orang tua sering kali membandingkan anak dengan anak lain, atau dengan kakak dan adiknya setiap kali berbuat sesuatu yang tidak diinginkan. Misalnya, Anda berkata kepadanya, "Kenapa kamu tidak bisa bersikap baik seperti kakakmu?" atau "Kenapa kamu tidak mampu membereskan mainan sendiri seperti anak tetangga?". Moms, ketahuilah bahwa pernyataan semacam itu hanya akan membuatnya malu. 

Membandingkan Si Kecil dengan anak lain tidak akan membuatnya menjadi lebih baik, melainkan justru membuatnya malu dan kesal. Anda perlu fokus mengajarkan Si Kecil untuk disiplin dengan memberikan pengarahan dan alasan yang jelas, bukan sekadar memintanya meniru sikap anak lain.

8. Sanksi yang Berlebihan

Moms mungkin sering keceplosan berkata "Mama akan membuang semua mainan kamu jika kamu tak mau tidur!". Ancaman berlebihan yang diucapkan berulang kali tidak akan membuat anak jera. Sebaliknya, ia akan tahu bahwa hal tersebut hanya gertakan Anda. Untuk mendisiplinkan anak, Moms perlu mengajarkan konsekuensi yang masuk akal. Misalnya, ketika anak tidak mau tidur siang maka ia tidak bisa menonton acara televisi favoritnya di sore hari.

9. Tidak Konsisten

Anda melarang anak menggunakan gadget saat makan, tapi Anda justru membawa telepon genggam ke meja makan. Hmm, perbuatan tidak konsisten semacam itu tidak akan membuat Si Kecil disiplin. Justru ia akan bingung atas peraturan yang Anda terapkan. Konsistensi merupakan hal penting saat mengajarkan disiplin bagi Si Kecil. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)Â