Setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang cerdas. Untuk menunjang hal tersebut, berbagai jenis makanan yang punya nilai gizi tinggi dan beragam mainan edukatif pun tidak ragu Anda berikan pada Si Kecil guna mengembangkan kecerdasannya.
Namun, selain kedua hal tersebut, cinta dan keterlibatan Moms dan Dads terhadap bayi Anda ternyata juga menjadi hal yang diperlukan untuk mewujudkan Si Kecil tumbuh menjadi anak yang cerdas. Menurut sebuah penelitian di Inggris, stimulasi yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membantu perkembangan otak bayi secara optimal. "Bayi butuh stimulasi dan interaksi sosial untuk membantu perkembangan otaknya," kata Cheryl Power, psikolog klinis dari rumah sakit anak Alder Hey, Liverpool.
Baca juga: Makanan yang Perlu Dikonsumsi Bumil agar Bayi Lahir Cerdas
Nah, berikut ini 5 cara mudah dan menyenangkan untuk membuat Si Kecil tumbuh menjadi anak yang cerdas, Moms.
1. Menciptakan bonding
"Otak butuh rasa aman untuk bisa berkembang dengan optimal. Jika tidak merasa aman, otak pun tidak bisa digunakan untuk belajar," jelas Tracy Cuthlow, editor buku Brain Rules for Baby. Itulah sebabnya penting bagi Anda untuk memberikan kenyamanan kepada Si Kecil. Metode skin-to-skin, memijat bayi, berbicara kepadanya, dan memakaikan baju bisa Anda lakukan untuk menciptakan rasa nyaman tersebut.
Proses menciptakan kenyamanan bagi bayi ini mungkin akan terasa sulit bagi Anda. Apalagi di saat yang sama, Anda juga harus berjuang menghadapi lelah karena kurang tidur, terisolasi dari kehidupan sosial, dan menghadapi kesibukan baru lainnya. Namun, percayalah! Bonding yang kuat antara Anda dan Si Kecil adalah cara terbaik untuk membuatnya merasa nyaman. Jangan ragu pula untuk meminta bantuan Dads agar turut menciptakan kenyamanan ini.
2. Bercerita
Jill Stamm, ahli perkembangan otak dan penulis Bright from The Start mengatakan, untuk meningkatkan kemampuan bahasa bayi, Anda harus sering mengajaknya bercerita. "Makin banyak kosakata yang didengarkan bayi, makin mudah baginya untuk mempelajari bahasa di kemudian hari," ungkap Jill.
Sementara, Tracy menyarankan agar Anda bercerita tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan bersama bayi. "Berceritalah kepada bayi dengan suara jelas dan mainkan intonasinya. Cerita yang Anda ungkapkan akan terekam di otaknya dan diubah menjadi informasi yang dapat meningkatkan kecerdasan otak Si Kecil," ujar Tracy.
3. Bermain ekspresi
Anda senang bermain ekspresi bersama bayi? Teruskan kebiasaan tersebut, Moms, karena Anda juga sedang menstimulasi otaknya. Melalui ekspresi wajah, bayi akan mempelajari emosi yang terkandung di dalamnya.
"Bayi berkomunikasi pertama kali melalui ekspresi wajah. Hal ini akan membantu menstimulasi komunikasi non-verbalnya. Dampaknya sangat positif. Si Kecil akan punya kemampuan lebih baik dalam bekerja sama, memiliki sifat pantang menyerah, dan dapat melakukan hubungan jangka panjang yang lebih kuat," jelas Ross Flom, associate professor of psychology and neuroscience di Brigham Young University, Utah, AS.
4. Menunjuk benda
Penelitian mengatakan, bayi lebih cepat belajar bahasa jika Anda menunjuk benda sambil menyebutkan namanya. Awalnya, Si Kecil akan melihat Anda ketika menunjuk sesuatu. Seiring pertambahan usianya, ia pun akan melihat benda yang Anda tunjuk. "Di usia sekitar 9 bulan, bayi umumnya bisa mengikuti arah jari dan mengerti benda apa yang ditunjuk. Sementara di usia 9-10 bulan, bayi akan mulai mengambil suatu benda untuk menunjukkannya kepada Anda," ujar Ross.
Untuk menstimulasi Si Kecil, Anda bisa mengajaknya ke kebun binatang. Tunjukkan nama hewan yang ada di sana dan berikan penjelasan. Bayi Anda mungkin belum mengerti apa yang Anda katakan, tapi komunikasi yang Anda lakukan akan menstimulasi otaknya. "Intinya, tunjukkan, katakan, dan jelaskan. Hal ini akan meningkatkan kemampuan sosial, kognitif, dan bahasa Si Kecil," tutur Ross.
5. Mengeluarkan bayi dari "kotaknya"
"Bayi menghabiskan terlalu banyak waktu di dalam 'kotaknya', seperti boks bayi, stroller, car seat, dan benda lainnya yang dapat membatasi ruang geraknya," ujar Jill. Bahkan, tidak sedikit orang tua yang tetap meletakkan bayinya di atas car seat, meskipun tidak sedang berada di dalam mobil.
Jill menyarankan agar orang tua membatasi waktu untuk meletakkan bayinya di dalam "kotaknya". Mengapa? Karena bayi butuh mengeksplorasi lingkungan sekitar guna menstimulasi kecerdasan otaknya. Ia butuh bergerak bebas ke depan, belakang, dan samping. Ia juga butuh mengikuti sinyal dari mata dan telinganya, serta mengikuti sinyal lain yang menarik perhatiannya. (M&B/SW/Foto: Freepik)