BUMP TO BIRTH

5 Jenis Infeksi saat Hamil yang Mengancam Keselamatan Janin



Menjaga kesehatan janin saat hamil pasti menjadi prioritas bagi para pasangan yang sedang menantikan kehadiran Si Kecil. Namun sayangnya, ada saja masalah kesehatan yang dapat mengancam kesehatan janin di rahim Anda. Infeksi menjadi salah satu masalah kesehatan yang dengan mudah dapat mengancam keselamatan janin.

Tubuh ibu hamil lebih rentan mengalami infeksi, karena perubahan hormon dan fungsi sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, bumil jadi mudah sakit, termasuk sakit yang disebabkan oleh infeksi. Bahkan infeksi ringan yang sebelum hamil tidak terlalu berbahaya, jika terjadi saat hamil bisa menyebabkan penyakit serius lho, Moms. Yuk, ketahui apa saja jenis infeksi yang dapat membahayakan janin.

1. Cacar Air

Menurut dr. Ardiansjah Dara, SpOG, M.Kes, spesialis kandungan & kebidanan dari MRCC Siloam Hospital Semanggi, cacar air saat hamil dapat memengaruhi perkembangan janin, terutama jika terjadi di awal kehamilan. Bahkan jika cacar air terjadi di usia kehamilan sebelum 20 minggu, bumil berisiko besar mengalami keguguran.

Gejala utama cacar air saat hamil adalah demam, nyeri di sekujur tubuh, nafsu makan berkurang, dan muncul bercak-bercak merah berisi cairan dan bisa pecah. Jika ini terjadi, segeralah berkonsultasi ke dokter kandungan Anda agar diberikan pengobatan yang paling tepat dengan kondisi Anda dan janin. Semakin cepat ditangani, tentu semakin baik pula hasilnya, Moms.

2. Listeriosis

Mengutip The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), listeriosis adalah infeksi Listeria, sebuah bakteri yang ditemukan di tanah, air, dan beberapa hewan (termasuk unggas dan hewan ternak). Listeriosis merupakan salah satu jenis keracunan makanan yang sangat serius, terutama jika terjadi pada wanita hamil.

Infeksi ini sering terjadi pada ibu hamil yang mengonsumsi makanan setengah matang atau bahkan mentah, seperti telur, sushi, sashimi, steak, mayones, dan jenis makanan lain yang tidak matang sempurna. Susu yang tidak melalui proses pasteurisasi juga bisa menyebabkan listeriosis, lho!

Gejalanya demam, menggigil, nyeri otot, mual, sakit perut, diare, sakit kepala, linglung, dan kehilangan keseimbangan. Dampaknya bisa mengakibatkan kelahiran prematur atau bahkan keguguran, Moms.

3. Rubella

Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang sangat berbahaya bagi ibu dan janin. Semakin bahaya karena sering kali gejala infeksi rubella sulit diketahui atau bahkan tak muncul. Contoh gejala yang mungkin muncul adalah sakit kepala, hidung mampat mirip flu, radang tenggorokan, mata bengkak, kelenjar getah bening bengkak, dan sendi terasa ngilu.

Vaksin MMR sebelum hamil bisa mencegah ini, tetapi jika Anda belum pernah vaksin dan terserang rubella saat hamil, maka vaksin sudah tidak bisa diberikan. Ingat, vaksin rubella tidak boleh dilakukan saat hamil ya, Moms.

Trimester awal kehamilan merupakan periode yang paling rentan dan berbahaya. Infeksi di periode ini berisiko 90 persen penularan virus kepada janin. Bila janin sudah terinfeksi, maka ia dapat terlahir dengan congenital rubella syndrome (CRS). Ini dapat memengaruhi hampir seluruh sektor perkembangan pada janin.

4. Hepatitis 

Ini adalah istilah umum untuk peradangan di hati dan bisa menimbulkan masalah serius. Ada beberapa jenis virus hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Jika tidak segera ditangani dengan baik, hepatitis bisa mengakibatkan kerusakan hati atau bahkan menyebabkan kematian. Ibu hamil juga bisa menularkan virus hepatitis ke janinnya.

Jika bayi ikut terinfeksi hepatitis (paling sering hepatitis B dan C), maka besar risiko ia akan lahir prematur, berat badan rendah, atau kelainan anatomi dan fungsi tubuh bayi (terutama pada infeksi hepatitis B kronis).

5. Herpes

Ada dua jenis virus yang dapat menyebabkan herpes, yaitu virus herpes simpleks (HSV) 1 yang menyebabkan luka di sekitar mulut, dan virus herpes simpleks (HSV) 2 yang menyebabkan luka di alat kelamin. Kedua infeksi ini bisa membahayakan kehamilan dan janin, terutama jika terjadi di trimester satu dan dua yang bisa menyebabkan keguguran. Sedangkan jika terjadi di trimester tiga, maka bisa meningkatkan risiko janin tertular herpes juga. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)