Moms, selama menjalani masa kehamilan, Anda akan mengalami perubahan hormon di dalam tubuh. Perubahan hormon ini ternyata bisa mengakibatkan sejumlah gangguan kesehatan pada Anda, baik fisik maupun psikologis. Karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali penyebabnya agar bisa mengatasinya.
Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang bisa Anda alami akibat perubahan hormon yang terjadi saat hamil, Moms.
1. Nyeri Panggul
Meningkatnya level hormon relaksin yang dihasilkan plasenta bisa mengakibatkan masalah berupa nyeri panggul. Hormon tersebut sebenarnya berfungsi untuk membantu meredam aktivitas rahim dan melembutkan leher rahim yang berperan dalam mempersiapkan proses persalinan dan membuat seluruh persendian tubuh menjadi rileks.
Namun, efek sampingnya bisa meregangkan ikatan sendi di daerah panggul yang akhirnya bisa membuat Anda merasa nyeri pada panggul, sering pegal, dan berisiko cedera saat jatuh. Moms bisa mengatasi masalah ini dengan:
⢠Melakukan senam ringan atau yoga khusus guna mengatasi nyeri dan pegal.
⢠Lebih berhati-hati saat berjalan atau beraktivitas.
⢠Bila cedera otot, minta bantuan fisioterapis untuk mengatasi rasa tidak nyaman.
2. Heartburn
Meningkatnya kadar hormon progesteron yang dihasilkan plasenta menyebabkan katup penyekat saluran kerongkongan dan lambung mengendur. Keadaan itu memungkinkan cairan asam lambung mengalir kembali ke dalam saluran dan menimbulkan sensasi panas atau terbakar di dada Anda. Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan hal-hal berikut:
⢠Makan dalam porsi kecil namun sering dan kunyah secara perlahan-lahan.
⢠Tidak langsung berdiri atau bergerak usai makan. Duduk dulu selama 30-60 menit untuk memastikan makanan turun ke lambung.
⢠Hindari makanan yang merangsang, seperti makanan pedas, berbumbu, atau gorengan.
3. Mood Swing
Ini merupakan masalah yang banyak dialami oleh ibu hamil, perubahan suasana hati dalam waktu cepat. Hal tersebut diakibatkan perubahan hormon-hormon yang terjadi selama masa hamil memengaruhi kerja neurotransmitter atau senyawa pembawa impuls di otak yang juga berimbas pada emosi dan mood ibu hamil sehingga cepat berubah. Tapi tidak perlu khawatir, Moms. Anda bisa mengatasinya dengan cara:
⢠Melakukan hal-hal yang Anda sukai dan membangkitkan perasaan bahagia.
⢠Menyadari bahwa perubahan emosi itu bersifat sementara.
⢠Melakukan olahraga, misalnya berenang atau yoga. Selain membuat rileks, olahraga juga membantu mengontrol aktivitas senyawa pengantar rangsang sehingga akan mengurangi lonjakan emosi Anda.
4. Sering Lupa
Hormon oksitosin yang dihasilkan tubuh saat hamil bisa memunculkan efek amnesia atau pelupa pada ibu hamil. Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan hal-hal berikut:
⢠Mencatat semua hal yang penting.
⢠Latihan rileksasi dan yoga untuk membantu meningkatkan konsentrasi dan daya ingat.
⢠Perbanyak konsumsi daging merah dan sayuran hijau yang memiliki cukup zat besi untuk mengurangi sifat pelupa Anda.
5. Kulit Belang dan Menghitam
Meningkatnya level hormon estrogen saat Anda hamil akan menghasilkan bercak kehitaman di kulit. Pada masa hamil, tubuh juga memproduksi banyak MSH (Melanosit Stimulating Hormone) yang berfungsi memicu pembentukan pigmen, sehingga menyebabkan kulit menjadi hitam. Akibatnya, Moms bisa mengalami pigmentasi yang berakibat pada menghitamnya kulit di sejumlah area tubuh, seperti leher, ketiak, dan wajah.
Tidak perlu perawatan khusus untuk mengatasi hal ini. Namun, agar tidak semakin parah, Anda bisa menghindari paparan sinar matahari langsung ke kulit. Gunakan payung atau topi saat berada di ruang terbuka. Moms juga bisa oleskan foundation yang aman untuk menyamarkannya.
6. Gairah Seks Menurun
Perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron dapat menimbulkan berbagai perasaan tidak nyaman pada ibu hamil, seperti mood swing, mual, dan sensitif terhadap bau. Gabungan semua hal ini akan berimbas pada turunnya libido atau hasrat bercinta Anda, Moms. Untuk mengatasinya, Anda bisa bicarakan dengan pasangan agar ditemukan solusinya. Moms juga bisa ubah rutinitas, misalnya berlibur, agar suasana hati Anda lebih baik dan bergairah. (M&B/SW/Dok. Freepik)