Stres. Mungkin Anda mengira masalah ini hanya dialami oleh orang dewasa. Padahal tidak lho, Moms!
Si Kecil juga bisa mengalami stres dan kecemasan. Pemicunya bisa beraneka ragam, mulai dari rasa khawatir karena harus berada jauh dari orang tuanya, frustrasi karena tidak mampu mengungkapkan keinginan atau perasaannya, atau kesulitan saat harus menyesuaikan diri di lingkungan yang baru.
Meski sama-sama bisa mengalami stres, tanda stres pada Si Kecil tentu berbeda dengan orang dewasa. Terkadang mereka tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata sehingga Moms dan Dads harus jeli untuk melihat tanda stres pada buah hati Anda agar bisa segera ditangani. Tanda-tanda stres pada anak bisa meliputi:
1. Keengganan untuk Berpisah dengan Orang Tua
Seorang anak memang biasanya memiliki ketergantungan terhadap kedua orang tuanya. Akan tetapi ketika Si Kecil terlihat cemas, takut, atau bahkan langsung menangis ketika harus berpisah dari Moms dan Dads, bukan tak mungkin hal itu mengindikasikan bahwa ia tengah mengalami stres.
Biasanya hal ini terjadi ketika anak berhadapan dengan situasi yang baru, misalnya ibunya mulai bekerja kembali atau ia mulai masuk ke sekolah baru. Seperti dilansir situs Verywellfamily, Moms perlu membantu Si Kecil untuk menyesuaikan diri secara bertahap. Tidak perlu memaksanya karena tindakan itu hanya akan membuatnya semakin stres.
Sebagai alternatif, Anda juga bisa memberikan benda lain yang bisa menggantikan kehadiran orang tuanya. Dengan begitu, Si Kecil akan merasa lebih tenang saat Moms dan Dads tidak berada dekat dengannya.
2. Kesulitan Tidur
Tanda utama bahwa Si Kecil tengah mengalami stres adalah perubahan sikap dan kebiasaan, salah satunya adalah kebiasaan tidur. Biasanya saat anak merasa cemas akan hal tertentu dan tak bisa mengungkapkannya, ia akan terus memikirkan sehingga tidurnya pun akan terganggu.
Sebagian anak yang mengalami stres bahkan mengalami night terrors atau gangguan tidur yang ditandai dengan teriakan, ketakutan yang intens, berkeringat, hingga memukul. Lantas bagaimana mengatasinya? Satu hal yang pasti, jangan bangunkan anak saat ia mengalami night terrors. Anda cukup memastikan lingkungan di sekitar anak dalam keadaan aman, seperti memasang bantal di sekelilingnya.
Selain itu, Anda juga tak perlu mengajak Si Kecil tidur bersama Anda karena kebiasaan itu bukanlah solusi. Sebagai gantinya, Anda bisa menemani Si Kecil menjelang waktu tidur dan menenangkannya. Apabila anak sudah bisa berbicara, Anda bisa mengajaknya berdiskusi dan bertanya apa yang mengganggu pikirannya. Dengan berbicara dan mengungkapkan isi hatinya, beban pikiran anak pun bisa berkurang. Namun perlu dipahami, membuat anak lebih rileks mungkin membutuhkan waktu. Jadi bersabar ya, Moms.
3. Perubahan Sikap
Anak yang tiba-tiba bersikap kasar, memberontak, atau suka marah-marah juga bisa menjadi pertanda bahwa ia tengah mengalami stres. Balita yang sesungguhnya sudah mandiri, lalu tiba-tiba bersikap seperti "bayi" lagi juga mengindikasikan bahwa ia memiliki masalah.
Sebagai orang tua, Anda jangan langsung memarahi Si Kecil apabila tiba-tiba ia bertingkah di luar kebiasaan. Hal ini justru akan membuatnya semakin stres. Alih-alih memarahi, Anda bisa menenangkannya dengan cara mengajaknya berbicara atau memeluknya. Sebagai alternatif, Anda juga bisa mengajak Si Kecil melakukan kegiatan seru bersama yang bisa membantu menghilangkan beban pikirannya. (Wieta Rachmatia/ND/Dok. Freepik)