Moms, pernahkah Si Kecil tiba-tiba memukul Anda saat tengah asyik bermain berdua dengan Anda? Bila perilaku tersebut ia tunjukkan untuk pertama kalinya, mungkin Moms akan terkejut dan berpikir tentang apa yang salah dengan cara Anda mengasuh Si Kecil.
Tak perlu merasa gagal menjadi orang tua karena perilaku Si Kecil tersebut. Pasalnya, saat anak Anda memukul baik dengan wajah tertawa atau memasang wajah datar, Si Kecil tidak bermaksud menyakiti Moms, melainkan ada kekuatan emosional yang melandasi perilakunya tersebut. Emosi mendorong agresivitasnya, dan biasanya ketakutan adalah emosi tersebut.
Selain karena alasan emosional, melansir laman BabyGaga, alasan lain mengapa Si Kecil mengekspresikan emosinya melalui agresi fisik (dengan cara memukul) di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mencari tahu batasan atas hal yang diperbolehkan
Saat Si Kecil memukul Anda, sebenarnya ia ingin tahu apa yang akan terjadi pada Anda. Nantinya mungkin ia akan tahu bahwa menabuh drum atau melihat adiknya dipukul dengan mainan dan menangis tidak sama reaksinya dengan ketika ia memukul Anda.
2. Tidak bisa mengendalikan diri
Sebagian besar kontrol impuls tidak ada pada anak balita. Jika Si Kecil merasa bosan, bahagia, atau frustrasi, maka tanpa ragu ia akan mengungkapkannya melalui pukulan.
3. Anak tidak tahu bahwa memukul itu perilaku buruk
Balita terkadang akan menggunakan kekerasan tanpa provokasi apa pun karena ia ingin melihat reaksi atas perbuatannya. Hal ini dikarenakan pada dasarnya balita belum memiliki pemahaman atau pedoman moral.
4. Belum bisa memproses perasaannya
Si Kecil terpaksa memukul diri sendiri atau orang lain karena ini menjadi caranya menangani emosinya. Hal ini dikarenakan anak balita tidak memiliki kontrol diri untuk mencari tahu perasaannya berperilaku pantas, atau dapat diterima secara sosial.
Setelah mengetahui alasan di balik perilaku buruknya tersebut, tentunya Moms tidak perlu menghukum Si Kecil saat ia memukul Anda. Faktanya menghukum anak justru dapat meningkatkan peluang Si Kecil untuk memukul di masa mendatang. Maka lakukan beberapa hal berikut saat Si Kecil memukul Anda:
1. Kendalikan Si Kecil secara fisik
Moms tentu akan secara refleks menahan anak secara fisik saat ia ingin mencoba memukul Anda. Jika Anda merasa bahwa ia di luar kendali atau bahwa menahan Si Kecil secara fisik membantu menenangkannya, maka lakukanlah. Moms juga bisa memberi Si Kecil pelukan yang kuat dan tenang untuk mencegahnya memukul Anda.
2. Beri tahu ia dengan tenang namun tegas untuk tidak memukul
Lakukan dengan menatap matanya dan beri tahu Si Kecil, "Jangan pukul Mama ya, Dek. Sakit lho, kalau dipukul", dengan nada yang tenang dan tegas. Semakin Anda melibatkan Si Kecil dalam percakapan, maka semakin banyak perhatian yang ia terima karena bersikap agresif.
3. Beri konsekuensi untuk menegakkan aturan
Jika anak Anda mengetahui aturan yang Anda terapkan saat ia kembali memukul Anda, coba beri konsekuensi berikut untuk mencegah Si Kecil melakukannya lagi:
⢠Time-in atau time-out: Pada dasarnya metode ini dilakukan dengan memindahkan anak dari suatu situasi yang membuat perilakunya tak terkendali ke situasi lain yang tenang. Maka keluarkan ia dari situasi tersebut, lalu biarkan ia untuk menenangkan dirinya sendirI. Selama waktu ini, ajari ia cara mengatur dirinya sendiri.
⢠Kehilangan hak istimewa: Konsekuensi tambahan seperti mencabut hak istimewa bisa menjadi strategi mendisiplinkan anak secara praktis. Batasi akses Si Kecil bermain gadget atau mainan favoritnya selama sehari atau kurang, tergantung usianya.
⢠Menyelesaikan tugas: Sarankan Si Kecil untuk menyelesaikan tugas sebagai cara guna menebus kesalahannya.
Mendisiplinkan Si Kecil setiap kali ia memukul membuat Si Kecil belajar bahwa tidak ada alasan untuk melakukan kekerasan. Namun perlu diingat, hindari hukuman fisik seperti membalas pukulan Si Kecil karena memukulnya hanya membuat ia akan jadi lebih agresif dan menegaskan bahwa memukul itu pantas saat seseorang sedang marah. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)