BUMP TO BIRTH

5 Masalah Kulit yang Sering Dialami oleh Ibu Hamil



Banyak perubahan yang terjadi pada tubuh ibu hamil, baik perubahan hormon maupun fisik. Hal ini kerap menimbulkan sejumlah masalah kesehatan. Salah satunya adalah masalah pada kulit.

Pada umumnya, masalah kulit yang terjadi pada ibu hamil tidaklah serius dan bisa hilang seiring dengan berjalannya waktu. Akan tetapi, tak jarang masalah kulit itu menimbulkan rasa gatal yang membuat ibu merasa tidak nyaman atau menjadi kurang percaya diri.

Lantas apa saja masalah kulit yang mungkin terjadi pada ibu selama masa kehamilan? Berikut adalah beberapa di antaranya.

1. Melasma dan Linea Nigra

Melasma atau dikenal dengan pregnancy mask, merupakan masalah pada kulit yang ditandai dengan munculnya bercak hitam di area kulit wajah. Biasanya, bercak tesebut muncul di sekitar hidung dan pipi. Sedangkan linea nigra merupakan garis gelap yang terbentuk di antara pusar dan area kemaluan selama masa kehamilan. Kedua masalah kulit tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan pigmentasi yang disebabkan oleh lonjakan hormon kehamilan.

Melasma dan linea nigra merupakan masalah kulit yang umum terjadi pada ibu hamil. Faktanya, hampir 75 persen ibu akan mengalami pregnancy mask, dan 90 persen akan mengalami linea nigra selama masa kehamilan.

Perlu diketahui, peningkatan pigmentasi juga bisa memengaruhi area mana pun di tubuh ibu yang memiliki banyak pigmen. Sebagian besar wanita melaporkan areola atau area kulit di sekitar puting payudara yang jauh lebih gelap daripada biasanya. Semain gelap warna kulit ibu, maka semakin terlihat jelas perubahan ini.

Melasma dan linea nigra tidak dapat dicegah. Akan tetapi Moms bisa menggunakan tabir surya, khususnya di wajah, guna membantu mengurangi efeknya. Biasanya melasma dan linea nigra akan memudar setelah melahirkan. Khusus untuk melasma, dalam beberapa kasus sulit untuk dihilangkan. Anda bisa mengunjungi dokter kulit guna mengatasi masalah ini setelah melahirkan.

2. Stretch Marks

Mayoritas ibu hamil akan mengalami stretch marks, yaitu garis kemerahan yang muncul di payudara atau perut ibu. Masalah kulit ibu hamil ini lebih cenderung muncul apabila berat badan ibu bertambah dengan cepat. Di sisi lain, stretch marks juga bisa disebabkan oleh faktor genetik.

Setelah melahirkan, stretch marks akan berubah menjadi warna perak atau putih yang tidak terlalu kentara. Moms bisa mencoba mencegah munculnya masalah kulit yang satu ini dengan menjaga kelembapan kulit dengan menggunakan lotion, body butter, atau body oil.

3. Jerawat

Masalah kulit yang satu ini juga cukup sering dialami ibu hamil. Munculnya jerawat disebabkan karena semua hormon di dalam tubuh ibu bisa memicu kelenjar minyak mengeluarkan lebih banyak minyak. Hal itulah yang nantinya menyebabkan munculnya jerawat. Guna mencegahnya, Moms sangat disarankan untuk lebih rutin menjaga kebersihan kulit wajah. Salah satu caranya adalah dengan rajin membersihkan wajah dengan sabun, khususnya setelah bepergian atau menggunakan makeup.

Sedangkan untuk mengatasinya, Moms bisa membeli obat topikal yang dijual bebas dan aman untuk ibu hamil. Tetapi, untuk memastikan keamanannya, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Biasanya, jerawat pada ibu hamil akan membaik setelah bayi lahir.

4. Skin Tags

Skin tags adalah pertumbuhan kulit yang kecil, longgar, dan tidak berbahaya yang bisa muncul di bagian mana saja di tubuh selama kehamilan. Akan tetapi skin tags paling sering muncul di bawah lengan dan payudara.Tidak ada cara untuk mencegah masalah kulit ibu hamil yang satu ini. Meski begitu, skin tags bisa dikeluarkan dengan mudah setelah kehamilan.

5. Varises

Perubahan hormon selama masa kehamilan bisa menyebabkan pembuluh darah membesar dan membengkak yang dikenal dengan istilah varises. Masalah kulit yang satu ini biasanya terjadi di kaki. Bukan hanya mengganggu penampilan, varises juga dapat membuat ibu hamil merasa tidak nyaman dan menimbulkan rasa nyeri. Akan tetapi, Moms bisa mencegah dan mengurangi dampak varises dengan menggunaan stoking kompresi, rutin berolahraga ringan, mengurangi asupan garam, memosisikan kaki lebih tinggi daripada jantung saat berbaring, dan menjaga berat badan agar tidak mengalami kenaikan secara berlebihan. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)