Tidak sedikit wanita yang ragu untuk bercinta dengan pasangan di masa kehamilannya. Hal tersebut cukup beralasan mengingat hubungan seks memang bisa menimbulkan masalah buat sebagian ibu hamil.
Meski pada dasarnya berhubungan intim saat hamil boleh saja dilakukan, tetap ada beberapa kondisi yang membuat Moms tidak bisa bercinta selama tengah mengandung Si Kecil. Kondisi apa sajakah yang membuat bumil tidak disarankan untuk berhubungan seks? Simak daftarnya berikut ini!
1. Pernah melahirkan prematur
Melahirkan secara prematur adalah kondisi ketika wanita bersalin di usia kehamilan sebelum 37 minggu atau belum cukup bulan. Ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko bumil melahirkan terlalu dini, mulai dari infeksi, kelainan genetik pada janin, gangguan rahim atau leher rahim, gangguan tumbuh kembang janin, kekurangan nutrisi, hingga stres berat.
Masalahnya, kondisi seperti itu bisa terulang kembali di kehamilan berikutnya. Moms yang punya riwayat persalinan prematur memiliki risiko untuk mengalaminya kembali. Itulah alasan bumil dengan riwayat melahirkan prematur mungkin disarankan untuk tidak berhubungan seks guna mengurangi risiko terjadinya kondisi serupa.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Berhubungan Seks agar Cepat Hamil?
2. Berisiko tinggi mengalami keguguran
Keguguran adalah kondisi berhentinya kehamilan dengan sendirinya sebelum mencapai usia kehamilan 20 minggu atau di trimester pertama. Seperti halnya kelahiran prematur, penyebab keguguran juga bisa beraneka ragam, antara lain kelainan genetik pada janin, infeksi selama masa kehamilan, efek samping obat-obatan, masalah pada rahim, atau adanya penyakit tertentu, seperti diabetes.
Keguguran juga bisa terjadi kembali apabila bumil pernah mengalami kondisi ini sebelumnya. Jika Moms mengalami kondisi tertentu yang berisiko menyebabkan keguguran, dokter juga mungkin akan menganjurkan Anda untuk tidak berhubungan seks selama masa kehamilan.
3. Adanya gangguan plasenta
Bumil yang mengalami gangguan plasenta, seperti plasenta previa dan solusio plasenta, biasanya juga dilarang atau disarankan untuk membatasi hubungan seks. Alasannya adalah karena orgasme bisa merangsang kontraksi rahim sehingga berisiko menyebabkan perdarahan vagina saat hamil. Hal itu bisa menimbulkan masalah pada Anda dan janin.
4. Mengalami perdarahan vagina
Perdarahan selama kehamilan, khususnya pada trimester pertama, adalah hal yang cukup umum terjadi pada sebagian ibu hamil. Biasanya kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan karena perdarahan di awal kehamilan bisa menjadi pertanda terjadinya implantasi atau menempelnya embrio (bakal janin) ke dinding rahim. Akan tetapi, perdarahan saat hamil juga bisa menjadi tanda adanya kondisi serius yang bisa membahayakan kesehatan bumil dan janin, terutama jika perdarahan tak kunjung berhenti dan disertai rasa nyeri pada rahim.
Untuk mengetahui penyebab pasti perdarahan vagina yang dialami bumil, diperlukan pemeriksaan khusus oleh dokter. Jika dokter menganggap perdarahan tersebut berbahaya, maka bumil akan disarankan untuk tidak berhubungan seks karena bisa meningkatkan risiko terjadinya keguguran.
5. Memiliki gangguan serviks
Berhubungan seks ketika memiliki gangguan serviks atau leher rahim, misalnya leher rahim lemah atau pendek, bisa membahayakan kehamilan sewaktu-waktu. Oleh karena itu, bumil yang memiliki gangguan pada serviks sebaiknya tidak berhubungan seks guna mencegah terjadinya keguguran atau persalinan prematur.
Jadi, berhubungan seks saat hamil sesungguhnya tidak dilarang. Bahkan berhubungan seks memiliki sejumlah manfaat, seperti mengurangi stres pada bumil. Hanya saja pastikan kandungan Anda dalam kondisi baik sebelum memutuskan untuk bercinta dengan pasangan. Hindari berhubungan seks atau berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu apabila Anda mengalami kondisi-kondisi yang telah disebutkan di atas. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)