FAMILY & LIFESTYLE

Surat Terbuka untuk Suamiku di Hari Ayah



Dear Hubby,
Dulu waktu kita masih pacaran dan sesudah menikah masih berduaan, dunia serasa milik kita, dan saya memiliki kamu sendirian. Masih ingatkah kencan-kencan nonton midnight, olahraga bareng, liburan ke tempat-tempat terpencil, dan bermalas-malasan di tempat tidur sampai siang? Sama, saya juga tidak ingat. Sudah lama sekali rasanya.
Sekarang, saya harus membagi kamu. Kamu bukan hanya suami, tapi juga seorang ayah dari anak perempuan kita yang lucu dan mirip sekali sama kamu. Dari senyumnya sampai usilnya, jiplakan bapaknya. Dan selama 2 tahun lebih kita menjalani petualangan sebagai orangtua, saya mendapati bahwa saya semakin jatuh hati denganmu. Banyak yang mengatakan, bahwa menjadi ayah akan mengubah seorang laki-laki. Kalau menurut saya, menjadi ayah tidak mengubahmu, tapi menunjukkan dirimu yang sebenarnya.
Di peringatan Hari Ayah ini, saya mau mengambil kesempatan untuk membagi beberapa momen yang membuat saya merasa lebih bersyukur memilikimu dalam hidup, semenjak kamu menjadi seorang ayah.
Saat kamu heboh marah-marah pada seluruh staf rumah sakit yang lalai melaksanakan IMD setelah lahiran. Saya agak malu dan pura-pura tidur waktu itu, tapi sebenarnya terharu melihat determinasi pertama sebagai ayah darimu.
Kamu juga yang pertama menggendong Lilou setelah lahir, karena saya terlalu lemas setelah operasi Caesar. Ekspresi wajahmu tidak akan terlupa, saat kamu menyadari hidup kita tidak akan pernah sama lagi. Salah satunya adalah tidak akan pernah tidur cukup lagi.
Ketika kamu rela bangun di pagi buta untuk bergantian mengganti popok, menggendong, atau membuat sendawa setelah menyusui. Disitu maksimal banget rasa sayang saya ke kamu. Semaksimal ngantuknya.
Betapa kagumnya saya melihat kamu dengan pedenya berjalan-jalan dengan Lilou berdua saja naik mobil. Dan betapa kreatifnya kamu menjaga supaya Lilou betah dan terhibur duduk di car-seatnya berjam-jam menembus macet Jakarta.
Melihat kamu dengan antusias ikut menyanyi dan menari bersama saat anakmu menonton High 5 atau Mickey Mouse Club House atau apapun acara anak-anak favoritnya. Dulu zaman pacaran enggak akan nyangka kamu yang cool dan cuek bisa rela bergaya “Hotdog Dance” dengan total seperti itu.
Melihat kamu menggendong anak kita dengan bangga dan protektif saat berjalan-jalan di tempat umum, saya berpikir betapa kasihan pria yang nanti berniat menjadi pacarnya kelak. Kamu pasti akan melaksanakan proses seleksi super ketat agar anak kita mendapatkan pasangan terbaik yang kamu rasa benar-benar pantas menjadi pendampingnya. Good luck kid, whoever you are.
Menyaksikan kamu dengan sabar ikut bermain dan mengikuti pergerakan anakmu memanjat sana-sini, membanting dan menghancurkan mainan, dan semakin sering dengan ajaib menghilangkan remote TV. Tiap kamu membuka kulkas kamu juga meladeni keinginannya untuk menjelajah isinya, dan siap menangkap semua benda-benda di dalamnya yang dia lempar dengan santai keluar. Dan walaupun kamu menjaganya dengan begitu hati-hati, kamu juga selalu berusaha agar dia menjadi anak yang kuat dan mandiri. Agar semua masalah dan hambatan yang dia hadapi nantinya bisa dia lempar dengan santai keluar. Kamu selalu yakinkan bahwa dia akan bisa memanjat rintangan setinggi apapun, membanting dan menghancurkan segala ketakutan, dan dengan ajaib menghilangkan semua kesulitan.
Singkat kata, saya mau bilang kalau kamu keren banget. Saya terbayang pasti kamu sekarang lagi salting membaca semua kata-kata ini, karena kamu tidak pernah mengharapkan apa-apa sebagai balasan dari semua yang kamu dedikasikan buat saya dan anak kita. Kamu sudah cukup bahagia melihat tawa anak kita dan melihat saya bisa menikmati hidup kita bersama. Tidak apa-apa, sementara kamu salting, saya salto kegirangan memiliki kamu dalam hidup saya dan Lilou anak kita.
Happy Father’s Day ya, Sayang.

Wishing all Dads a great Father’s Day
and a wonderful time with their kids.
When it comes to parenting,
it really takes two to tango!