FAMILY & LIFESTYLE

Jenis-jenis Keputihan yang Tidak Boleh Anda Sepelekan



Bagi perempuan, mengalami keputihan merupakan kondisi yang wajar terjadi. Hal ini ditandai dengan keluarnya cairan berwarna bening atau putih yang bercampur dengan sel melalui vagina. Faktor yang memengaruhi terjadinya keputihan di antaranya adalah hormon, siklus menstruasi, serta kehamilan.

Namun, ada juga faktor lain yang memicu terjadinya keputihan abnormal, seperti infeksi bakteri atau ragi. Karenanya, keputihan sendiri dibedakan dalam beberapa kategori berdasarkan warna dan konsistensinya. Untuk membantu Moms memahami kondisi keputihan yang mungkin Anda alami, simak ulasan jenis-jenis keputihan berikut ini.

Tekstur berair dan jernih

Keputihan dengan tekstur jernih dan cenderung encer menjadi jenis yang paling normal. Kondisi ini pun bisa terjadi kapan saja setiap bulan, yang salah satu pemicunya adalah karena menjalani sesi olahraga yang berat.

Bertekstur licin seperti pelumas

Beberapa hari sebelum fase ovulasi dimulai, cairan keputihan akan menjadi sangat licin karena tinggi kandungan kalium. Hal ini juga membuat lendir serviks memiliki tekstur seperti pelumas. Keputihan jenis ini termasuk normal, bahkan menjadi masa yang paling subur dalam satu bulan. Kondisi ini sekaligus juga menjadi hari terakhir sebelum sel telur dilepaskan.

Bertekstur kenyal seperti putih telur

Semakin mendekati masa ovulasi, keputihan dapat terjadi dengan tekstur yang juga licin, namun lebih mirip seperti putih telur. Saat cairan keluar, Anda akan merasakan sensasi basah tepat di area vulva. Kondisi ini dapat menjadi tanda dari siklus ovulasi yang baik, dan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.

Bertekstur creamy

Jenis keputihan berikutnya adalah keluarnya cairan yang membuat vulva terasa lengket atau creamy dan basah. Kondisi ini terjadi karena kadar hormon esterogen yang meningkat, sehingga leher rahim menghasilkan lebih banyak cairan. Anda akan mengalami keputihan selama beberapa hari, yaitu sesudah fase ovulasi dan memasuki masa tidak subur. Meski begitu, cairan ini dapat menyaring sperma yang berkualitas baik untuk bisa masuk ke dalam rahim.

Bertekstur kering

Meski vulva terasa kering, namun cairan dari keputihan bisa keluar dengan tekstur yang juga kering serta berwarna pucat. Kondisi ini sebagian besar terjadi di masa tidak subur atau tujuh hari sebelum dan sesudah siklus menstruasi. Jenis keputihan ini cenderung menurunkan peluang kehamilan, karena cairan akan menghalangi sperma memasuki rahim.

Berwarna putih berlendir tebal

Cairan yang keluar dengan tekstur lendir cenderung tebal dan berwarna putih memang bisa dikatakan normal. Kondisi ini terjadi pada fase awal atau akhir siklus menstruasi bulanan. Namun, apalbila teksturnya serupa dengan keju cottage, berbau busuk yang disertai dengan rasa gatal yang parah dan nyeri pada panggul, kemungkinan Anda mengalami infeksi ragi.

Berwarna kecokelatan hingga keluar darah

Setelah menstruasi berakhir, keputihan yang terjadi akan mengeluarkan cairan berwarna cokelat pekat. Kondisi ini tergolong normal sebagai cara tubuh untuk membersihkan rahim setelah menstruasi. Selain itu, keluarnya cairan ini beberapa waktu setelah melakukan hubungan seks juga dapat menjadi tanda terjadinya kehamilan.

Apabila flek yang muncul lebih banyak, ini justru mengindikasikan Anda mengalami keguguran. Dan jika terjadi pada wanita yang sudah menopause, keputihan jenis ini dapat menjadi gejala dari kanker serviks. Segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, serta lakukan tes pap smear secara rutin.

Berwarna kuning atau hijau dan berbau busuk

Keputihan yang keluar dengan warna cenderung kuning atau bahkan hijau bisa berpotensi sebagai gejala infeksi. Cairan tersebut juga akan memiliki tekstur yang kental dan berbau busuk. Kondisi ini bisa mengindikasikan terjadinya trikomoniasis atau infeksi menular seksual. Berkonsultasi dengan dokter kandungan sesegera mungkin tentu menjadi solusi terbaik.

Tips Mencegah Terjadinya Keputihan


Di samping jenis keputihan yang normal terjadi setiap bulan, Moms juga berisiko mengalami keputihan abnormal yang berbahaya. Karenanya, jaga kesehatan area kewanitaan dengan langkah-langkah yang tepat, antara lain:

1. Hindari menggunakan celana dalam maupun celana luar yang terlalu ketat. Untuk celana dalam, pilih yang berbahan katun agar dapat menyerap keringat dan menjaga kelembapan di area kewanitaan Anda.

2. Setelah buang air, bersihkan area kewanitaan dengan air dan sabun yang berbahan lembut. Kemudian, keringkan dengan handuk atau kain yang diarahkan dari vagina ke anus untuk menghindari perpindahan bakteri.

3. Hindari penggunaan produk pembersih vagina dan sabun yang mengandung pewangi. Hal ini tidak hanya menghilangkan bakteri jahat, tetapi justru membasmi bakteri baik di vagina yang dapat melindungi vagina dari infeksi.

4. Hindari berendam atau mandi dengan air panas terlalu lama dan sering.

5. Segera ganti pakaian dalam atau celana ketika basah, serta rutin mengganti pembalut selama menstruasi. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)