BABY

Kenali Tanda Bayi Keracunan Air Putih dan Cara Mengatasinya



Sebelum bayi berusia 6 bulan, para dokter anak menyarankan untuk tidak memberinya makanan dan minuman selain ASI (atau susu formula bagi beberapa kondisi yang tidak memungkinkan pemberian ASI). Ini artinya, air putih pun termasuk hal yang dilarang diberikan pada bayi di bawah 6 bulan.

Bagaimana dengan bayi yang usianya sudah lebih dari 6 bulan, bolehkah diberi air putih? Moms boleh saja memberinya air putih, tapi harus seizin dokter anak dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Aturan ini tidak boleh disepelekan lho Moms, karena terlalu banyak memberikan air putih pada bayi bisa menyebabkan keracunan air! Apa saja tandanya? Ketahui info-info seputar bayi keracunan air berikut ini.

Baca juga: Kapan Bayi Boleh Konsumsi Makanan dan Minuman Manis?

Apa itu keracunan air?

Keracunan air adalah sebuah kondisi yang terjadi ketika bayi mengonsumsi terlalu banyak air putih. Mengutip penjelasan dr. Christopher Carruba, M.D. pada Parents, ketika diminum berlebihan, air bisa melarutkan kekentalan serum elektrolit di tubuh, seperti natrium atau sodium, potasium, dan kalsium.

Pada bayi dan anak, minum terlalu banyak bisa menyebabkan hiponatremia atau kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah terlalu rendah. Jika risiko tersebut dialami bayi, maka sel-sel di tubuh Si Kecil dapat membengkak karena air, termasuk sel-sel di otaknya.

Pembengkakan di otak inilah yang bisa menekan area intrakranial dan mengakibatkan kerusakan otak jika dibiarkan tanpa pertolongan segera. Mengutip FirstCry Parenting, keracunan air yang tidak segera diberikan bantuan medis bisa membuat bayi mengalami koma, bahkan bisa menyebabkan kematian!

Tanda-tanda bayi keracunan air

Umumnya gejala bayi keracunan air mirip dengan keluhan-keluhan biasa. Untuk itu, Moms perlu ekstra waspada dalam memantau munculnya gejala. Menurut dr. Carruba, beberapa gejala keracunan air pada bayi adalah:

  • Rewel
  • Pusing
  • Muntah
  • Linglung
  • Perubahan sikap
  • Suhu tubuh rendah
  • Warna urine sangat jernih
  • Sering berkemih (lebih dari 8 kali per hari)
  • Bengkak di area wajah, lengan, dan atau kaki.

Penyebab keracunan air

Memenuhi kebutuhan harian anak akan air memang sangat penting, tapi berlebihan justru berbahaya. Mengutip FirstCry Parenting, inilah beberapa hal yang bisa menyebabkan bayi keracunan air.

1. Pemberian air putih atau jus terlalu dini

Walau sudah masuk usia MPASI (6 bulan ke atas), bayi Anda sebenarnya tidak butuh tambahan air putih atau jus. Makanan utama bayi 6 bulan ke atas masih ASI, yang dibantu dengan makanan pendamping ASI sesuai anjuran dokter. Ini artinya, Moms tidak perlu memberi bayi air apa pun selain ASI atau sufor, kecuali atas saran dokter. Memberi bayi air putih atau jus terlalu dini tanpa saran dokter bisa menyebabkan bayi keracunan air.

2. Sufor dicampur terlalu banyak air

Buat Moms yang terpaksa memberikan sufor untuk bayinya, campuran airnya tidak boleh sembarangan, lho. Banyaknya air yang digunakan untuk dicampur bersama sufor bubuk harus sesuai instruksi, karena terlalu banyak air bisa menyebabkan keracunan air pada bayi, Moms.

3. Menawarkan air minum Anda untuk bayi

Bayi memang bisa menunjukkan ketertarikan pada segala yang Anda makan atau minum. Masalahnya adalah orang tua sering menawarkan minumannya untuk Si Kecil, dengan alasan agar anak mulai belajar minum dari gelas. Sesekali mungkin tidak masalah, tapi kalau sering dan dalam jumlah besar, hal tersebut bisa memicu keracunan air pada bayi.

Mengatasi keracunan air

Jika Anda curiga bayi minum terlalu banyak air dan menunjukkan gejala keracunan air, maka segera bawa Si Kecil ke rumah sakit. Dokter akan memeriksa kadar natrium di tubuh anak. Namun, pada kasus yang tidak terlalu parah, penanganan termudah adalah dengan membatasi asupan air hariannya agar air yang tersimpan di tubuh anak keluar.

Perlukah obat untuk mengatasi keracunan air? Kebanyakan kasus tidak membutuhkan obat. Namun, jika air yang dikonsumsi bayi sudah terlalu berlebih, maka dokter mungkin akan memberikan obat diuretik yang membantu mempercepat pengosongan air di dalam tubuh dengan cara sering berkemih. Dokter juga mungkin akan memberikan cairan saline untuk mengembalikan kadar natrium di tubuh bayi. (M&B/Tiffany Warrantyasri/SW/Foto: Freepik)