FAMILY & LIFESTYLE

Tips Finansial bagi Orang Tua Generasi Sandwich



Akhir-akhir ini istilah sandwich generation atau generasi roti lapis semakin populer. Apakah Moms familiar dengan istilah ini? Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi, yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya. Jika dianalogikan, orang tersebut adalah sepotong daging yang terhimpit oleh 2 buah roti yang digambarkan sebagai orang tua dan anaknya.

Oleh karena itu, sosok generasi sandwich termasuk yang rentan mengalami masalah finansial. The National Alliance for Caregiving and Caring Across Generations menemukan bahwa 1 dari 5 sosok generasi sandwich dilaporkan mengalami masalah finansial. Apakah Moms atau Dads termasuk generasi sandwich? Jika ya, jangan khawatir, karena berikut ini tips finansial untuk Anda yang generasi sandwich!

1. Buat diskusi transparan dengan orang tua dan anggota keluarga inti lainnya untuk tentukan batas dan peran

Menciptakan komunikasi yang sehat soal urusan finansial sangatlah penting. Terlebih lagi jika Anda perlu menyeimbangkan ekspektasi orang tua dan kebutuhan diri sendiri. Pahami kebutuhan masa depan orang tua Anda, termasuk siapa yang akan menjadi perawat utamanya. Lalu, tetapkan peran pembantu, misalkan saudara yang berkontribusi secara finansial jika Anda telah memberikan kontribusi waktu untuk merawat orang tua. Gali semua opsi yang ada dan buat komunikasi tetap terbuka antara semua anggota keluarga.

2. Pahami pengeluaran orang tua dan anak Anda

Kumpulkan 5 kategori inti dari pengeluaran bulanan orang tua Anda, yakni dana rumah (seperti perbaikan dan asuransi properti), transportasi (bensin, asuransi mobil, dana darurat mobil), kebutuhan sehari-hari, keperluan mendasar, dan medikasi atau perawatan kesehatan. Dengan begini, Anda bisa menemukan gambaran besarnya dan memudahkan mengatur pendanaan.

Selanjutnya, lakukan hal yang sama untuk pengeluaran rutin Si Kecil. Tetapkan anggaran yang perlu dikeluarkan untuk aktivitas ekstrakurikuler, pakaian atau sepatu, kebutuhan sekolah, tabungan untuk pendidikan masa depan, dan lainnya. Ketika Anda sudah menetapkan kedua hal ini, Anda dapat mulai membuat perubahan dan penyesuaian pada finansial Anda terhadap pengeluaran ini.

3. Pahami sumber pendapatan Anda dan orang tua

Identifikasi dana pensiun dan sumber pendapatan lainnya yang bisa orang tua Anda dapatkan. Buat data estimasi pendapatan yang bisa mereka dapatkan.Selanjutnya, cek sumber pendapatan Anda. Apakah ada kesempatan bagi Anda, pasangan, atau saudara untuk memberikan pendapatan lebih? Hal ini bisa berupa kenaikan gaji atau pekerjaan sampingan. Gali segala opsi yang ada dan perhatikan jika ada yang bisa menguntungkan.

4. Buat rencana keuangan yang realistis, selalu perhatikan kebutuhan Anda dahulu

Moms, jangan lupakan kebutuhan dan pengeluaran pribadi Anda. Sangatlah penting memasukkan segala kebutuhan finansial Anda ke dalam rencana anggaran untuk mencegah adanya masalah finansial di kemudian hari. Ada banyak strategi anggaran yang bisa Anda pilih.

Setelah memilih strategi yang cocok bagi Anda, pastikan pengeluaran rumah telah dimasukkan dalam rencana anggaran (mulai dari cicilan rumah, transportasi, keperluan harian, kebutuhan makan harian, membayar cicilan hutang, dan tabungan). Berapa pun dana yang tersisa, itulah dana yang Anda bisa masukkan bagi dana kebutuhan Si Kecil atau orang tua secara realistis.

5. Buat tabungan spesifik

Temukan sisa dana setelah mengatur pengeluaran, sumber dana utama, dan sampingan orang tua Anda. Lalu, kelola dana sisa tersebut sebagai tabungan khusus untuk orang tua Anda.

Untuk Si Kecil, buka tabungan terpisah untuk kebutuhannya. Jika Anda tak mampu untuk menabung dana pendidikan bulanan, maka memanfaatkan bunga majemuk melalui investasi dapat membantu menumbuhkan dana Anda.

6. Lakukan diskusi transparan dengan Si Kecil soal finansial

Jangan buat keuangan sebagai topik yang tabu di rumah. Robin Taub, penulis Wisest Investment: Teaching Your Kids to Be Responsible, Independent and Money-Smart for Life, mendorong agar orang tua membuat diskusi terbuka tentang keuangan, terlebih lagi jika orang tua kesulitan mendanai beberapa generasi.

“Selalu ingat umur, kedewasaan, dan temperamen anak ketika menjawab pertanyaannya. Anda tak ingin membebani anak dengan tanggung jawab Anda dalam mengatur keuangan rumah tangga, tapi yang pasti anak yang lebih tua dapat memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Anda bisa jelaskan bahwa Anda harus memprioritaskan dan menyeimbangkan seluruh pengeluaran anggota keluarga, sehingga Anda tak bisa membiayai les menari Si Kecil,” Kata Taub.

Ia juga merekomendasikan untuk mendiskusikan bersama tentang solusi alternatif dengan Si Kecil. Jika ia sudah lebih besar, Moms bisa ajarkan Si Kecil untuk memiliki pendapatan yang sesuai dengan umurnya, seperti melalui pentas tari atau mengajarkan matematika. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Pressphoto/Freepik)