Ada begitu banyak perubahan yang Moms alami ketika berbadan dua. Anda tentu ingin terus melindungi dan memberikan yang terbaik buat Si Kecil. Oleh karena itu, wajar jika Moms mempertanyakan banyak hal, terutama yang menyangkut keamanan dan kesehatan tubuh.
Lalu, bagaimana jika perut terpukul secara sengaja atau tidak sengaja selama hamil? Apakah hal ini bisa melukai janin atau membahayakannya? Yuk, simak jawabannya pada penjelasan berikut ini, Moms!
Tempat sempurna untuk bertumbuh
Sebenarnya, Moms tak perlu khawatir berlebihan jika perut tak sengaja terpukul atau terbentur sesuatu. Pasalnya, rahim Anda adalah tempat paling aman dan sesuai buat Si Kecil untuk tumbuh dan berkembang.
“Secara alamiah, perut Anda telah menyediakan lingkungan yang aman dan terlindungi bagi janin, yakni dengan mengambang di cairan ketuban dalam kantong ketuban,” tutur Owen Montgomery, M.D., professor asisten obstetrik dan ginekologi di Allegheny University of the Health Sciences, mengutip dari Parents.
Perlindungan oleh cairan dan kantong ketuban ini juga dioptimalkan dengan otot rahim dan perut, serta tulang belakang, tulang panggul, dan tulang iga Anda.Seiring dengan membesarnya rahim dan janin, tali pusar, plasenta, cairan ketuban, serta berbagai otot dan tulang akan bekerja sama untuk melindungi Si Kecil.
Baca juga: Tendangan Janin di dalam Perut, Berapa Kali Normalnya? Ini Cara Menghitungnya
Yang perlu diperhatikan
Meski bayi Anda dijamin aman di dalam rahim, Moms juga tetap perlu memperhatikan perlindungan terhadap perut Anda. Perut Anda bisa menerima tekanan atau pukulan dalam skala tertentu sebelum Si Kecil benar-benar berisiko tersakiti.
“Mendorong perut dengan lembut tidak apa-apa. Hentakan keras, tendangan, atau tonjokan bisa berbahaya, terutama jika usia kandungan sudah makin tua,” kata Dr. Michele Hakakha, M.D., dokter kandungan di Beverly Hills.
Di trimester pertama, jatuh dengan posisi perut di depan sekali pun tak akan melukai Si Kecil. Di rentang usia kandungan ini, rahim sepenuhnya terlindungi oleh tulang panggul, sehingga jatuh atau kecelakaan kecil tak akan menyebabkan masalah.
Namun ketika usia kandungan sudah mencapai bulan kelima, kecelakaan serius dan tekanan yang berlebihan pada perut dapat membahayakan Si Kecil. Kekhawatiran besarnya bukan pada cedera langsung ke janin, melainkan cedera pada plasenta yang bisa memengaruhi perkembangan Si Kecil. Pasalnya, trauma yang parah bisa menyebabkan abrupsi plasenta.
Kapan harus ke dokter?
Meski perut Anda menyediakan perlindungan maksimal, ada beberapa kondisi di mana Moms perlu berkonsultasi dengan dokter. Contohnya, ketika perut Anda terpukul secara langsung dan kencang oleh orang dewasa lain. Dokter mungkin akan merekomendasi untuk memeriksa degup jantung janin.
Segera cari bantuan medis jika Si Kecil tidak seaktif sebelum perut terkena pukulan, mengalami perdarahan, keluarnya cairan dari vagina, kontraksi, dan kram dalam kurun waktu 12 jam setelah kecelakaan.
Trauma terhadap rahim dalam bentuk apa pun (tendangan atau pukulan langsung ke rahim, jatuh dengan perut duluan, kecelakaan mobil), dapat menyebabkan abrupsi plasenta. Ini adalah kondisi di mana plasenta mulai terlepas dari dinding rahim.
Pada kasus yang ringan, dapat terjadi perdarahan atau kontraksi yang tidak menimbulkan konsekuensi buruk pada bayi. Tapi pada kasus yang parah, sebagian besar plasenta dapat lepas dan membahayakan janin. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Drobotdean/Freepik)