TODDLER

Umum Menyerang Balita, Kenali Gejala Gondongan pada Anak!



Akhir-akhir ini cuaca kian enggak menentu ya, Moms. Belum lagi dengan kondisi udara yang buruk dan penuh polusi seperti yang sekarang kita alami ini. Nah, di tengah kondisi yang seperti ini, enggak jarang Si Kecil jadi gampang sakit. Gondongan adalah salah satu penyakit yang perlu Anda waspadai.

Ya, pasalnya gondongan cukup umum menyerang anak-anak. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan dapat menyerang berbagai bagian tubuh Si Kecil. Meski begitu, penyakit ini lebih sering menyerang kelenjar ludah, yakni kelenjar yang berada di depan kedua telinga pada area rahang. Penyakit ini sangat gampang menular dan dapat menyerang sistem saraf pusat.

Wah, bahaya, ya! Namun deteksi dini bisa mencegah gondongan berujung pada komplikasi yang serius. Berikut ini beberapa informasi penting soal gondongan pada anak yang Moms perlu tahu. Scroll ke bawah ya, Moms!

Penyebab gondongan pada anak

Gondongan disebabkan oleh virus yang dsebut sebagai paramyxorius. Virus ini bisa menyebar dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak langsung dengan ingus atau air liur.

Droplet yang ada di udara akibat bersin atau ngobrol juga bisa terhirup dan menyebabkan infeksi. Virus juga dapat hidup pada permukaan barang-barang yang biasa digunakan, seperti peralatan makan atau gagang pintu.

Anak yang berisiko tinggi terinfeksi gondongan adalah anak yang berada di sekitar seseorang dengan gondongan dan anak yang tidak mendapatkan vaksin MMR.

Gejala gondongan pada anak

Gejala gondongan biasanya akan muncul 2-3 minggu setelah terjadinya kontak langsung dengan virus. Anak bisa saja terinfeksi tanpa adanya gejala atau gejala yang sangat ringan. Mengutip laman Cedars Sinai, ada beberapa gejala gondongan yang umum dialami anak, yakni:

  • Rasa sakit atau nyeri serta bengkak pada kelenjar ludah, terutama di area rahang
  • Kesulitan untuk berbicara dan menelan
  • Rasa sakit pada telinga
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Rasa letih berlebih
  • Hilangnya nafsu makan.

Mengutip Boston Children’s Hospital, berbagai gejala tersebut dapat terjadi pada fase tertentu. Demam, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, serta rasa tidak nyaman pada tubuh bisa terjadi di fase awal penyakit. Lalu dalam kurun waktu 24 jam, rasa sakit pada telinga atau wajah, kesulitan menelan, serta rasa nyeri berlebih saat makan makanan asam dapat terjadi setelahnya. Setelah itu, kelenjar ludah pun dapat membengkak.

Komplikasi yang bisa terjadi

Meskipun termasuk penyakit yang umum menyerang anak, gondongan yang tidak diatasi dengan baik bisa menyebabkan komplikasi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain adalah meningitis (pembengkakan jaringan pada otak maupun tulang belakang), pankreatitis (peradangan pada pankreas), orchitis (pembengkakan pada testis), oophiritis (pembengkakan pada rahim), mastitis (peradangan pada jaringan payudara), dan hilangnya kemampuan mendengar.

Baca juga: Gondongan, Benarkah bisa Menyebabkan Kemandulan?

Cara merawat gondongan

Penyakit gondongan bisa dicegah dengan melakukan imunisasi atau vaksin MMR. Cara penanganan dan perawatan gondongan tergantung pada gejala, umur, kondisi kesehatan secara umum, dan seberapa parah penyakit yang dialami Si Kecil. Antibiotik tidak diberikan untuk mengatasi penyakit ini.

Tujuan perawatannya adalah untuk meringankan berbagai gejala yang dialami Si Kecil. Istirahat total dengan tidur, mengonsumsi cukup cairan, dan medikasi tertentu seperti pemberian asetaminofen atau ibuprofen untuk mengatasi demam dan nyeri adalah beberapa langkah perawatan yang biasa dilakukan.

Segera periksakan Si Kecil ke dokter jika Anda mendapati berbagai gejala di atas dan mencurigai adanya gondongan agar bisa diberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Si Kecil ya, Moms. (M&B/Gabriela Agmassini/SW/Foto: Freepik)