FAMILY & LIFESTYLE

Screamfree Parenting, Pola Asuh agar Orang Tua Bisa Kendalikan Emosinya



Menjadi orang tua memang bukan pekerjaan yang gampang ya, Moms. Tugas mengasuh dan membesarkan anak merupakan sebuah tantangan tersendiri. Tak selamanya semua berjalan dengan lancar dan mudah. Ada saatnya Anda merasa emosional menghadapi tingkah laku Si Kecil, sehingga tak jarang Anda jadi marah, lepas kendali, hingga berteriak padanya.

Saat Si Kecil mulai melakukan sesuatu yang menurut Anda adalah sebuah kenakalan, terkadang Anda akan langsung berteriak memarahinya. Misalnya, Si Kecil merusak tanaman yang sudah Anda tanam dengan susah payah, Anda langsung berteriak memarahinya.

Jika Anda kelepasan berteriak memarahi Si Kecil, sering kali rasa bersalah pun muncul setelahnya. Nah, apakah Moms termasuk orang tua yang merasa seperti ini, menyesal setelah marah-marah pada anak sambil berteriak? Tak jarang orang tua pun jadi kehilangan ikatan emosional setelah marah-marah pada anak mereka.

Menurut Irma Gustiana Andriani M.Psi, psikolog, pakar parenting dan pengembangan diri, serta pendiri Klinik Psikologi Ruang Tumbuh, faktanya, dalam membesarkan anak, orang tua punya harapan pada anak, tapi anak juga punya harapan dan keinginan yang sebenarnya jauh lebih sederhana dibandingkan orang dewasa.

Apa yang diinginkan setiap anak adalah orang tua yang bisa tetap tenang, bahkan ketika keadaan memanas. Anak-anak ingin orang tua yang tidak terlalu cemas dan rentan terhadap reaksi spontan dan jauh lebih bisa berkepala dingin dibandingkan mereka yang memang masih anak-anak.

Itulah mengapa hal terbesar yang bisa orang tua lakukan untuk anak-anaknya adalah belajar untuk fokus pada diri sendiri dulu, baru menangani anak. Karena pengasuhan yang baik adalah tentang orang tua yang mau belajar bagaimana mengambil kembali kendali emosional mereka sendiri.

Screamfree parenting, mengasuh anak tanpa berteriak

Irma mengatakan, untuk melakukan hal tersebut, Moms dan Dads perlu memahami dan menerapkan konsep mengasuh anak tanpa berteriak atau yang dikenal dengan sebutan screamfree parenting.

Menurut Irma, screamfree parenting bukanlah tentang menjadi orang tua yang sempurna dengan teknik pengasuhan yang sempurna untuk membesarkan anak-anak yang sempurna. Screamfree adalah tentang bagaimana orang tua memastikan bahwa mereka bisa menjadi dewasa, bisa mengendalikan emosinya, agar tidak reaktif terhadap situasi, berteriak atau mengamuk.

Berikut ini yang mesti dilakukan agar Moms dan Dads bisa memahami dan menerapkan konsep screamfree parenting:

1. Beri anak ruang eksplorasi fisik dan emosional. Setiap anak berhak mengembangkan dirinya dalam rumah yang aman dan tenang, tidak chaos atau membuat diri mereka kacau secara fisik dan emosional.

2. Ubah kosakata dalam berkomunikasi dengan anak. Jangan memberi label pada anak-anak. Segala bentuk label, misalnya, nakal, bandel, bodoh, pemalas, dan sebagainya, bisa sangat merusak mental anak dan harus dihindari oleh orang tua.

3. Orang tua merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anak. Ketika anak tantrum atau mengamuk, Moms dan Dads tidak bertanggung jawab terhadap perilaku anak, tetapi bertanggung jawab atas caranya menangani emosi dan tindakannya sendiri.

4. Gunakan konsep saat berada di pesawat, “Dalam keadaan darurat, orang dewasa harus menggunakan masker oksigennya terlebih dahulu, kemudian menolong anak.” Jadi, saat situasi kurang menguntungkan, Moms dan Dads sebaiknya fokus pada mengendalikan emosi sendiri sebelum menangani anak.

5. Menerima bahwa secara alami anak akan mengalami kesalahan dan kegagalan. Menenangkan diri agar tidak reaktif terhadap kesalahan anak adalah kunci keberhasilan screamfree parenting.

6. Belajarlah teknik pernapasan sederhana. Ambil jeda waktu, tarik-buang napas beberapa kali serta kendalikan diri dan pikiran Anda.

Menurut Irma, dengan menerapkan screamfree parenting, orang tua belajar untuk menjadi tenang dan berkesadaran. Karena ketika kita dikuasai emosi negatif dan kehilangan kendali, maka kita akan kehilangan banyak hal.

Yuk, Moms dan Dads, mulailah terapkan screamfree parenting dalam mengasuh Si Kecil dari sekarang!

Baca juga: Mengenal Gentle Parenting, Pola Asuh untuk Membentuk Anak Mudah Berempati

(M&B/SW/Foto: Master1305/Freepik)