Mengonsumsi cukup cairan, khususnya air putih, bukan sekadar untuk mencegah dehidrasi. Asupan air putih yang cukup juga akan membuat Anda terhindar dari penyakit batu ginjal.
Batu ginjal merupakan penyakit yang bisa terjadi pada pria maupun wanita. Data yang dirilis oleh laman resmi Universitas Airlangga menyebutkan bahwa prevelansi penduduk Indonesia yang menderita batu ginjal mencapai angka 0,6 persen atau 6 per 1.000 penduduk.
Apa yang dimaksud dengan batu ginjal?
Dalam istilah medis, batu ginjal juga biasa disebut dengan nefrolitiasis. Menurut situs Halodoc, batu ginjal merupakan terbentuknya materi padat dan keras menyerupai batu yang berasal dari garam dan mineral di dalam ginjal. Masalah ini bisa muncul di sepanjang saluran urine, mulai dari ginjal, ureter yang merupakan saluran kemih yang bertugas membawa urine dari ginjal menuju ke bagian kandung kemih, hingga uretra atau saluran kemih yang bertugas membawa urine keluar dari tubuh.
Batu ginjal pada umumnya terjadi karena limbah yang berada di dalam darah membentuk kristal dan menumpuk di bagian ginjal. Zat kimia yang bisa membentuk batu dan menyumbat saluran ginjal adalah asam oksalat dan kalsium. Seiring berjalannya waktu, kedua zat tesebut bisa semakin keras sehingga menjadi seperti batu.
Penyebab batu ginjal
Seperti telah disebutkan di atas, salah satu penyebab batu ginjal adalah kurangnya konsumsi air. Selain itu, batu ginjal juga bisa dipicu beberapa hal lain, yaitu:
- Obesitas
- Terlalu sering atau jarang berolahraga
- Sering mengonsumsi makanan dengan kandungan gula dan garam yang terlalu tinggi
- Infeksi
- Menjalani operasi pada sistem pencernaan
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan dan minuman dengan kandungan fruktosa.
Seseorang dengan riwayat batu ginjal di keluarganya juga memiliki risiko pengidap penyakit yang sama. Oleh sebab itu, pencegahan sebaiknya dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat dan memastikan tubuh mendapatkan asupan air yang cukup.
Jenis-jenis batu ginjal
Ada 4 jenis batu ginjal, yaitu:
1. Batu kalsium: jenis batu ginjal yang paling sering terjadi dan terbentuk karena tingginya kadar kalsium di dalam darah.
2. Batu asam urat: merupakan batu yang terbentuk ketika kadar asam urat di dalam darah terlalu tinggi akibat makanan tinggi purin atau memiliki riwayat asam urat.
3. Batu struvit: batu yang dapat membesar secara cepat dan menyebabkan penyumbatan (obstruksi) pada saluran kemih. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi kronis, seperti infeksi saluran kemih, dan lebih sering terjadi pada wanita.
4. Batu sistin: merupakan jenis batu ginjal yang jarang terjadi. Batu ini disebabkan oleh penyakit keturunan yang disebut sistinuria. Penyakit ini menyebabkan ginjal secara alami mengeluarkan terlalu banyak asam amino.
Gejala batu ginjal
Batu ginjal bisa bertambah besar seiring dengan berjalannya waktu. Nah, saat ukurannya masih kecil, batu ginjal biasanya tidak menunjukkan gejala signifikan. Terkadang, batu bisa keluar dari tubuh melalui saluran ureter secara alami dan mudah.
Akan tetapi, jika batu telah berukuran besar, melebihi diameter saluran ureter, maka Anda akan mulai merasakan gejalanya yang antara lain berupa:
- Bertambahnya frekuensi buang air kecil
- Terasa nyeri saat buang air kecil
- Nyeri pada perut bagian bawah atau samping, pinggang, dan area selangkangan
- Terkadang muncul rasa mual
- Volume urine yang keluar sedikit atau tidak keluar sama sekali.
Perlu diketahui, batu ginjal dengan ukuran besar akan bergesekan dengan lapisan dinding ureter sehingga bisa memicu iritasi hingga munculnya luka. Kondisi inilah yang menjadi penyebab urine terkadang keluar disertai darah.
Tidak hanya itu, batu ginjal juga bisa tersangkut dalam ureter atau uretra sehingga terjadi akumulasi bakteri yang berujung pada infeksi dan pembengkakan. Apabila terjadi infeksi, penderita mungkin mengalami gejala seperti urine berwarna keruh dan beraroma tak sedap, badan menggigil, demam, dan lemas.
Kapan harus ke dokter?
Anda disarankan segera berkonsultasi dengan dokter saat merasakan gejala paling ringan dari batu ginjal. Jangan tunggu hingga nyeri hebat untuk mendapat penanganan dari dokter.
Pasien yang mengalami batu ginjal bisa mendapatkan beberapa bentuk penanganan sesuai dengan ukuran dan tingkat keparahan. Penanganan yang diberikan bisa berupa:
1. Ureteroskopi: prosedur memindahkan batu ginjal berukuran kecil dengan alat bernama ureteroskop.
2. Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL): alat yang mampu memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi tepat pada titik posisi batu ginjal dengan tujuan memecah batu menjadi ukuran lebih kecil agar bisa dikeluarkan bersama urine.
3. Percutaneous nephrolithotomy: prosedur dengan menggunakan alat yang disebut nefroskop dan ditujukan untuk batu ginjal berukuran lebih besar.
4. Pembedahan terbuka: biasanya dilakukan untuk mengatasi batu ginjal dengan ukuran lebih besar lagi atau memiliki bentuk abnormal.
(M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto: Freepik)