Serangga, terutama nyamuk, memang paling banyak berkembang biak di musim hujan. Hal ini yang membuat kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD semakin tinggi. Anak-anak pun merupakan golongan yang paling rentan mengalami DBD.
Selain karena curah hujan yang tinggi, DBD juga disebabkan oleh penyebaran virus dengue melalui nyamuk. Lebih jelas, dr. I Gusti Ayu Nyoman Pratiwi, Sp,A, MARS, atau biasa dikenal dr. Tiwi, Dokter Spesialis Anak di RSIA Bunda Jakarta, menyebutkan bahwa nyamuk Aedes betina yang menyebarkan virus tersebut. Ada 3 jenis nyamuk Aedes betina, yaitu Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris.
Nyamuk tersebut aktif menggigit setiap pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Padahal, jam tersebut merupakan waktu anak-anak paling sering keluar rumah untuk berangkat sekolah ataupun bermain. Nah, apabila hal ini tidak didukung dengan pencegahan yang baik, maka Si Kecil berisiko mengalami DBD yang dapat mengancam keselamatan nyawanya.
Langkah tepat cegah DBD pada anak
Hal yang perlu Moms ingat bahwa anak yang mengalami DBD mungkin saja tidak menunjukkan gejala khusus. Namun, ia bisa mendadak demam tinggi, kemudian demam turun, dan tiba-tiba naik lagi. Kondisi ini pun bisa semakin parah jika anak sampai mual, tidak mau minum, hingga kejang-kejang.
Pada perilisan pakaian bayi Anti-Mosquito dari Velvet Junior beberapa waktu lalu, dr. Tiwi juga menambahkan bahwa anak yang gemuk lebih berisiko mengalami DBD. Sebab, tubuh anak yang gemuk mengalami inflamasi di seluruh tubuh. Hal ini membuat kekebalan tubuh bisa meningkat, tapi virus justru membuat infeksi lebih banyak terjadi di dalam tubuh.
Sebelum kondisi tersebut terjadi, Moms bisa melakukan rumpel leede test yang mampu mendeteksi DBD hingga kemungkinan 80 persen. Anda sudah bisa melakukan pemeriksaan dengan tes ini dalam kurun waktu 24 jam setelah Si Kecil demam dan menunjukkan tanda-tanda DBD, seperti munculnya bercak merah pada kulit. Atau, Moms juga bisa melakukan pemeriksaan NS1 sehari setelah munculnya tanda-tanda DBD.
Selain langkah tersebut, Moms juga bisa melakukan pencegahan DBD dengan memberikan pakaian berteknologi antinyamuk yang aman untuk bayi, efektif, dan tahan lama, dari Velvet Junior. Untuk tahap pertama, teknologi Anti-Mosquito ini akan dihadirkan pada produk Velvet Junior Newborn Series dalam pilihan model setelan kancing tengah panjang, jumpers, serta sarung tangan-kaki.
Anti-Mosquito pada produk pakaian bayi terbaru Velvet Junior ini dihadirkan bersama teknologi mikroenkapsulasi Celessence Repel yang bekerja dengan cara melepaskan kandungan aktif saltidin ke serat kain secara bertahap (time released).
Pakaian ini mampu memberikan perlindungan dari hadirnya berbagai jenis nyamuk dan serangga lain seperti kutu dan lalat dalam durasi yang lama dan mampu bertahan dan tetap bekerja efektif pada pakaian bayi hingga 35 kali cuci.
Saltidin (yang juga dikenal dengan nama icaridin atau picaridin) merupakan bahan aktif antiserangga yang sudah mendapatkan pengakuan dari WHO, sebagai bahan aktif yang efektif melindungi dari berbagai jenis nyamuk seperti nyamuk DBD hingga malaria. Bahan aktif antinyamuk saltidin ini terjamin aman dan cocok digunakan untuk bayi, anak-anak, serta ibu hamil, juga didukung dengan berbagai keunggulan lainnya, seperti: tidak beracun dan 100% aman, tidak menyerap ke kulit, tidak menyebabkan iritasi, tidak berbau, dan ramah lingkungan.
Jadi, Moms bisa menjaga Si Kecil dari risiko DBD. Karena seperti dr. Tiwi sampaikan, tidak semua pasien DBD harus dirawat, tetapi penyakit ini tergolong berbahaya dan harus mendapat penanganan yang tepat. Maka, tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan, Moms juga sebaiknya pilih pakaian bersertifikat yang pastinya aman untuk Si Kecil seperti koleksi dari Velvet Junior ini. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Brgfx/Freepik, Velvet Junior)