Jika Anda adalah seorang ibu rumah tangga, khususnya ibu yang bekerja, maka Anda pasti sepakat akan hal ini: H + 7 setelah Lebaran adalah saatnya kita memasuki momen-momen kritis nan mendebarkan. Menanti kepastian kepulangan Si Mbak/Si Sus yang pulang kampung. Apakah akan tiba kembali sesuai janji, atau akankah ada alasan untuk mengulur waktu kepulangan. Berbagai alasan klasik yang sering sekali digunakan: Travel penuh, saudara sakit, saya sakit, atau alasan paling unik yang pernah saya terima dan belum ada yang menyamai sampai sekarang: saya kebanyakan makan di Lebaran kemarin jadi baju tidak ada yang muat, saya butuh waktu untuk menguruskan badan dulu, Bu. Ok deh. Namun tentunya pulang terlambat masih lebih baik, dibandingkan dengan diberi kabar bahwa …..dia tidak kembali lagi. ( cue musik horor). The ultimate heartbreak!
Sering dikatakan, bahwa mendapatkan asisten rumah tangga yang cocok dan terlebih setia, itu seperti menemukan jodoh. Harus mengalami putus hubungan dan berulang kali sakit hati dulu, sebelum akhirnya menemukan “The One”. Suka iri rasanya melihat kemesraan teman dengan ART-nya yang katanya seperti “belahan jiwa” saking klopnya, sementara ART kita sendiri lebih sering bikin kesal dan frustrasi. Mungkin sering kita ngedumel dalam hati, “Kenapa dia tidak mengerti aku sih? Rasanya dia tidak menghargai aku, padahal aku sudah perlakukan dia dengan begitu baik, semua yang dia inginkan aku kabulkan!”. Seperti kesal sama pacar yah?
Sebenarnya antara hubungan percintaan dan hubungan nyonya rumah-ART memang banyak kesamaan. Interaksi antara kita dengan Si Mbak, bisa dikira interaksi antar pasangan ABG yang lagi pacaran. Sebagai contoh, interaksi via SMS dibawah ini, antara ART dan Nyonya di kala libur Lebaran.
Thursday, 09.30am
Nyonya: Halo Mbak, bagaimana kabarnya, semoga sehat yah. Mau mengingatkan saja, urusan beli tiket pulang sudah beres kan, jangan sampai kehabisan ya. Dan jaga kesehatan ya supaya tidak sakit.
Si Mbak: k bu. Thx ea
Friday, 02.00pm
Nyonya: Siang Mbak, jadi kan pulang lusa? Kabari yah, apakah perlu dijemput.
Friday, 03.00pm
Nyonya: Halo Mbak kamu kok gak bales SMS ku yah? Nomornya masih sama gak ya? Aku telpon gak bisa.
Saturday 07.30am
Nyonya: Saya gak ngerti kenapa kamu tidak balas SMS saya. Tadi saya juga beri pesan di FB kamu. Dan saya lihat kamu sudah bolak balik ganti status FB, tapi tidak balas msg saya. Tolong kabari, besok mau pulang jam berapa?
Mba: Sori Bu gk ada pulsa
Nyonya: Loh kenapa tidak bilang, kan bisa saya belikan atau transfer pulsa. Ya uda jadi besok pulang jam berapa ya, mau dijemput?
Mba: Lum tw. Besk sy kbri.
Sunday, 08.00am
Nyonya: Mba saya tunggu kabarnya ya hari ini kita ketemu jam berapa dan dimana.
Sunday, 03.00pm
Mbak: Bu saya gak sama ibu lagi ea. ibu cari orang lain gak papa. Thx ea.
Nyonya: LOH?? Kenapa tiba2 bilang begitu?? Kemarin gak ngomong apa2, dan kita kan gak ada masalah? Kamu jangan bikin saya kaget dong! Kenapa?
Nyonya: Mba? Halo? Kok telponnya mati?
Monday, 11am
Nyonya: Mbak saya minta kamu pikir2 lagi keputusan kamu. Kamu kan senang sama saya, semua kamu dapatkan. Apa yang kurang sebenarnya? Biar kita bicarakan dulu…
Tuesday 1.30pm
Nyonya: Ok Mba, terimakasih sudah nyuekkin SMS2 saya kemarin. Memang salah saya percaya sama kamu, saya pikir kamu berbeda dengan yang lain. Ok gak papa berhenti saja, yang rugi kamu kok bukan saya. Saya bisa dapat yang lebih baik dari kamu dengan gampang.
Block number. Delete contact. END.
Sebuah saga hubungan antara Ibu Rumah Tangga dan ART yang berakhir tragis. Si Ibu sakit hati dan merasa dikhianati. Untuk seterusnya dia akan memiliki trust issues dan susah untuk percaya sepenuhnya kepada ART berikut, yang kembali akan mengecewakannya, dimana akhirnya si Ibu akan merasa yakin bahwa dia tidak akan pernah mendapatkan ART yang cocok dan setia. Bahwa memang nasibnya untuk selalu dipertemukan dengan Mbak-Mbak yang hanya akan melukai hatinya di akhir.
Terdengar dramatis? Bagi kita ibu-ibu, ini bukan drama fiksi, ini pergelutan tahunan. Sama rutinnya seperti kemacetan arus mudik dan banjir besar setahun sekali. Sayangnya balada ART tidak masuk dalam program kerja Pemprov, dan tidak bisa diadukan ke hotline gubernur. Kita harus menghadapi ini sendirian, Moms.
Tapi ketahuilah rekan-rekan Moms, jangan pernah berhenti berharap dan berusaha. Bahwa sesungguhnya ART yang merupakan jodoh kita, ada di luar sana. Dengan determinasi, usaha, dan doa, niscaya jalan kita akan dipertemukan dengannya. Sampai saat itu tiba, mari kita siapkan cucian kotor, persiapan memasak esok hari, dan list telpon yayasan.
“One Day, Someone Will Walk Into Your Life And Make You See, Why It Never Worked Out With Anyone Else”