Metabolisme lemak merupakan proses metabolisme biologis yang memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol, yang kemudian digunakan oleh sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi atau disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan energi.
Lemak merupakan salah satu makronutrien atau nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak, selain karbohidrat dan protein. Meskipun begitu, Anda tetap perlu memperhatikan asupan lemak yang masuk ke dalam tubuh. Pasalnya, kandungan lemak yang berlebihan atau justru kurang bisa memicu munculnya berbagai macam penyakit, seperti obesitas dan penyakit jantung.
Berdasarkan Journal of Childhood Obesity, metabolisme lemak dikendalikan oleh hormon seperti insulin, hormon pertumbuhan, hormon adrenokortikotropik, dan glukokortikoid.
Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai proses metabolisme lemak di dalam tubuh, Moms!
Perbedaan proses metabolisme dan proses pencernaan
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai proses metabolisme lemak di dalam tubuh, ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu tentang perbedaan proses metabolisme dan proses pencernaan di dalam tubuh.
Sekilas, proses metabolisme dan pencernaan memang tampak serupa, tetapi keduanya berbeda. Metabolisme merupakan bagian dari proses pencernaan
Proses pencernaan lebih diartikan sebagai proses yang berlangsung di dalam organ pencernaan untuk memecah makanan menjadi berbagai zat bergizi, sedangkanproses metabolisme mengacu pada proses kimia (metabolik) yang bisa terjadi dalam berbagai sel tubuh dan dikendalikan oleh protein khusus dan hormon tertentu. Proses ini bertujuan untuk menghasilkan energi ââatau disimpan di dalam tubuh sebagai cadangan energi.
Jika diurutkan, makanan yang Anda konsumsi akan dicerna menjadi zat gizi di dalam organ pencernaan.Setelah itu, zat-zat gizi tersebut akan diserap ke dalam sel tubuh, lalu dimetabolisme di dalam sel untuk diubah menjadi energi atau cadangan energi.
Proses metabolisme lemak di dalam tubuh
1. Mulut
Proses metabolisme tubuh akan terjadi saat makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut, makanan yang bercampur dengan air liur akan dihancurkan menjadi potongan yang lebih kecil menggunakan gigi, sehingga lebih lunak dan mudah dicerna. Proses ini juga dibantu oleh enzim ptialin, enzim yang diproduksi oleh kelenjar ludah untuk membantu pencernaan di mulut.
2. Kerongkongan (esofagus)
Makanan yang telah lumat atau halus di dalam mulut kemudian akan masuk ke kerongkongan. Di kerongkongan, terjadi gerakan peristaltik yang bertujuan untuk mendorong makanan masuk ke lambung.
3. Lambung
Selama di lambung, makanan akan diproses secara mekanik dan kimiawi. Proses mekanik terjadi ketika otot-otot lambung bergerak untuk mencerna makanan. Kemudian, makanan akan dicerna lagi bersama enzim pencernaan dalam proses kimiawi.
Bantuan enzim ini akan membuat lemak lebih mudah dicerna, sehingga bisa terserap secara langsung ke dalam usus kecil.
4. Usus kecil
Setelah melalui beberapa proses, sesungguhnya proses metabolisme lemak terjadi di usus kecil. Lemak sendiri merupakan molekul yang tidak dapat larut dalam air, sehingga proses emulsifikasi atau pencampuran lemak sangat diperlukan dalam tahapan ini.
Selanjutnya proses emulsifikasi lemak akan dilanjutkan secara mekanik menggunakan bantuan asam empedu yang dihasilkan kantung empedu. Asam empedu merupakan zat yang bisa mengemulsi lemak dan mengubah ukuran lemak jadi lebih kecil.
Pada saat yang bersamaan, pankreas dan beberapa organ di bawah perut akan menghasilkan enzim lipase. Enzim ini berfungsi untuk mengemulsi lemak secara kimiawi melalui proses hidrolisis, kemudian menghasilkan dua senyawa: gliserol dan asam lemak.
Kedua senyawa tersebut selanjutnya akan bereaksi dengan pembentukan garam empedu untuk menghasilkan molekul lemak dengan ukuran yang lebih kecil atau disebut dengan micel.Setelah micel terbentuk, kemudian enzim lipase akan bekerja untuk menghasilkan asam lemak dan monogliserida.
Senyawa kecil ini kemudian akan masuk usus halus yang nantinya mengubah asam lemak menjadi trigliserida. Monomer ini kemudian akan bergabung dengan bagian-bagian lain, seperti kolesterol, protein, dan fosfolipid dalam membentuk struktur baru yang disebut kilomikron.
Kilomikron memiliki lapisan yang dapat larut di dalam air. Dengan begitu, lemak akan segera disalurkan melalui pembuluh getah bening dan aliran darah menuju ke berbagai jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Pada saat yang bersamaan akan disalurkan juga trigliserida ke jaringan adipose. Sisanya lagi dikirim ke bagian hati untuk kemudian dipecah menjadi energi atau cadangan energi. Nantinya, ini juga bisa digunakan oleh organ tubuh agar bisa berfungsi dengan baik.
5. Usus besar dan anus
Lemak sisa yang tidak dapat diserap tubuh nantinya akan masuk ke dalam usus besar. Pengeluaran lemak sisa ini dilakukan melalui anus dalam bentuk feses.
Berapa lama lemak dicerna oleh tubuh?
Berbicara mengenai metabolisme lemak dalam tubuh tentunya akan berhubungan dengan seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk proses metabolisme secara sempurna.
Setiap orang memiliki sistem pencernaan dan juga respons yang berbeda terhadap makanan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan waktu yang diperlukan untuk proses metabolisme lemak berbeda-beda.
Selain itu, jenis kelamin, makanan yang dikonsumsi, ukuran dan komposisi tubuh, usia, dan tingkat aktivitas juga memengaruhi waktu yang diperlukan untuk proses metabolisme lemak di dalam tubuh.
Misalnya, makanan tinggi protein seperti daging dan ikan akan membutuhkan waktu pencernaan yang lebih lama jika dibandingkan dengan makanan berserat seperti sayur dan buah.
Begitulah proses metabolisme lemak di dalam tubuh. Metabolisme merupakan proses alami yang terjadi di dalam tubuh. Dengan adanya metabolisme lemak, organ-organ tubuh Anda bisa berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Ini 8 Cara Efektif untuk Hilangkan Lemak di Perut
Untuk menjaga proses metabolisme tubuh tetap berjalan normal, penting untuk menerapkan pola hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan sehat, membatasi minuman beralkohol, mencukupi waktu istirahat, memenuhi cairan tubuh, dan mengââhentikan kebiasaan merokok. (M&B/Calvin/ZA/SW/Foto: Senivpetro/Freepik)